Ternyata Perum Bulog Divre Bima memiliki 28 hektar lahan mandiri dan kemitraan diwilayah Kota dan Kabupaten Bima.
Bima, KS.- Ternyata Perum Bulog Divre Bima memiliki 28 hektar lahan mandiri dan kemitraan diwilayah Kota dan Kabupaten Bima. 22 hektar merupakan lahan kemitraan bulog dengan petani dan 6 hektar merupakan lahan mandiri yang dikelola oleh pihak Bulog sendiri. Lahan mandiri ini bertempat di Jatiwangi Kota Bima. Pihak Bulog mengelolanya mulai dari penggarapan tanah hingga panen.
Lahan kemitraan sebanyak 22 hektat itu tersebar dibeberapa wilayah di Bima, Lahan kemitraan yang dimaksud Bulog yakni, lahan milik petani yang sudah bekerja sama dengan pihak bulog. Dan dalam proses penggarapan lahan hingga musim panen, bulog turut andil memberikan bantuan sarana produksi. ”Lahan kemitraan ini juga kami akan kembangkan hingga ke Dompu. Rencananya dalam waktu dekat, kami akan mendapatkan 12 hektar lahan kemitraan dengan petani di Dompu,” ujar Kepala Perum Bulog Bima, R Guna Dharma N kemarin.
Kata dia, petani tidak perlu khawatir soal harga jika dijual ke Bulog,karena Bulog sudah memiliki Standar Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Misalnya saat ini, HPP mencapai Rp. 3700/kilo untuk harga gabah kering Panen. Untuk harga gabah kering giling mencapai harga Rp. 4600/kilo dan untuk harga gabah kering giling yang dibawah langsung ke gudang Bulog, maka pihaknya akan membeli dengan harga Rp. 4650/kilo. ”Kita akan tampung semua hasil panen padi warga yang ingin menjual di Bulog,” katanya.
Semangat Bulog untuk melakukan sosialisasi dan kegiatan panen dengan warga petani yang sudah menjalin kemitraan, tidak lain hanya untuk ketersedian Beras Miskin (Raskin) di wilayah Bima. Dengan upaya maksimal pihaknya selama ini, hasilnya cukup membanggakan. Karena Bulog Bima tidak pernah mengalami kekurangan stok beras. Bahkan tiap tahun mengirim beras ke NTT dan tahun kemarin DKI Jakarta ikut menikmati beras dari Bima. ”Kita harus bangga menjadi petani di Bima, karena hasil kerja keras kita tidak hanya dinikmati masyarakat Bima saja, melainkan NTT dan DKI Jakarta,” Pungkasnya. (KS-04)
Lahan kemitraan sebanyak 22 hektat itu tersebar dibeberapa wilayah di Bima, Lahan kemitraan yang dimaksud Bulog yakni, lahan milik petani yang sudah bekerja sama dengan pihak bulog. Dan dalam proses penggarapan lahan hingga musim panen, bulog turut andil memberikan bantuan sarana produksi. ”Lahan kemitraan ini juga kami akan kembangkan hingga ke Dompu. Rencananya dalam waktu dekat, kami akan mendapatkan 12 hektar lahan kemitraan dengan petani di Dompu,” ujar Kepala Perum Bulog Bima, R Guna Dharma N kemarin.
Kata dia, petani tidak perlu khawatir soal harga jika dijual ke Bulog,karena Bulog sudah memiliki Standar Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Misalnya saat ini, HPP mencapai Rp. 3700/kilo untuk harga gabah kering Panen. Untuk harga gabah kering giling mencapai harga Rp. 4600/kilo dan untuk harga gabah kering giling yang dibawah langsung ke gudang Bulog, maka pihaknya akan membeli dengan harga Rp. 4650/kilo. ”Kita akan tampung semua hasil panen padi warga yang ingin menjual di Bulog,” katanya.
Semangat Bulog untuk melakukan sosialisasi dan kegiatan panen dengan warga petani yang sudah menjalin kemitraan, tidak lain hanya untuk ketersedian Beras Miskin (Raskin) di wilayah Bima. Dengan upaya maksimal pihaknya selama ini, hasilnya cukup membanggakan. Karena Bulog Bima tidak pernah mengalami kekurangan stok beras. Bahkan tiap tahun mengirim beras ke NTT dan tahun kemarin DKI Jakarta ikut menikmati beras dari Bima. ”Kita harus bangga menjadi petani di Bima, karena hasil kerja keras kita tidak hanya dinikmati masyarakat Bima saja, melainkan NTT dan DKI Jakarta,” Pungkasnya. (KS-04)
COMMENTS