Peredaran narkoba di Bima dalam beberapa tahun terkhir ini menjadi tandatanya public, terutama akademisi dan Anggota DPRD Kota Bima.
Kota Bima, KS.- Peredaran narkoba di Bima dalam beberapa tahun terkhir ini menjadi tandatanya public, terutama akademisi dan Anggota DPRD Kota Bima. Seperti, salah seorang Akademisi Bima, Abdul Kadir, S.Sos, M.Si, meragukan sejumlah anggota Dewan di Kota dan Kabupaten Bima bebas dari narkoba, termasuk sejumlah pejabat di dua lingkup Pemerintahan tersebut.
Ilustrasi
Karena itu, mantan Ketua HMI Cabang Bima ini meminta Walikota, Bupati Bima, dan seluruh Anggota DPRD Kabupaten dan Kota Bima untuk melakukan tes urin, demi membuktikan kepada seluruh masyarakat Bima, bahwa Kepala dan Wakil Kepala Daerah, para wakil rakyat di Bima, serta pejabat di Dua pemerintah bebas narkoba. ”Kalau penguasa dan wakil rakyat juga mekosumsi narkoba. Maka sangat mustahil narkoba di Bima bisa diberantaskan, justeru semakin merajalela narkoba di Bima beredar,” kata Kadir Dosen STISIP Mbojo Bima ini.
Untuk membuktikan bebas narkoba penguasa Daerah, wakil rakyat dan pejabat, maka harus melibatkan BBNK Bima untuk melakukan tes urin. “Mari kita buktikan bahwa kita sendiri bebas dari narkoba. Kalau kita takut tes urin, maka jangan salahkan rakyatmu ikut menggunakan narkoba, bahkan anak cucumu juga nanti, tak akan jauh dari narkoba,”tegas pemuda asal Desa Soki ini.
Lanjutnya, peredaran Narkoba di Kota dan Kabupaten BIma sudah merajalela. Jika terus dibiarkan, akan banyak generasi muda yang rusak masa depannya karena pengaruh barang haram itu. “Semua komponen harus serius menanggapi ini. Jika tidak, pasti akan terbentuk watak generasi brutal yang kehilangan akal sehatnya pada era selanjutnya, misalnya 10 tahun kedepan,” jelasnya.
Untuk berantas narkoba, tidak hanya dengan kata-kata. Harus dimulai oleh Legislatif dan eksekutif di daerah untuk mendukung secara nyata program Nasional ‘STOP NARKOBA’. Bentuk dukungannya, para wakil rakyat dan pejabat tertinggi daerah harus melakukan tes urin. Ini dilakukan agar menunjukan kepada masyarakat luas, jika para para birokrat dan wakil rakyat bebas dari NArkoba.”Jika ini diterima dan dijalankan, maka dugaan oknum dewan terlibat Narkoba akan terjawab dengan sendirinya. Tapi harus diatur dengan kematangan, jika tidak maka akan ada cara mereka untuk meloloskan diri,” saran Alumni STISIP Mbojo Bima ini.
Mengomentari adanya salah seorang sopir oknum DPRD Kota BIma inesial YN, hampir tiap hari keluar masuk ke rumah kurir narkoba, Magister ini meminta kepada BNNK, Polisi dan TNI untuk mempertajam kerja intelejen dilapangan terkait Narkoba. Tidak hanya itu, peran masyarakat dalam hal pemberantasan narkoba sangat penting untuk memberikan akses informasi kepada pihak berwajib.”Jika supir dewan masuk ke area narkoba, pantas dicurigai itu. untuk apa dia masuk dalam lingkungan mafia jika tidak ada maksud untuk menjadi mafia juga. Jangan-jangan majikannya juga menggunakan narkoba, sehingga membiarkan supirnya untuk keluar masuk area/lokasi yang melanggar hukum tersebut,” imbuhnya.
Kata kadir, Narkoba sudah masuk kategori musuh negara. Perlu dibersihkan secara menyeluruh. Selama ini, dirinya mengaku heran, sudah terhitung banyak pemakai, kurir dan bandar Narkoba yang tertangkap tangan. Namun semakin banyak yang ditangkap, malah barang makin banyak beredar luar di masyarakat. Justru sekarang targetnya para pelajar.”kasus NArkoba di Bima saya ibaratkan seperti gunung es, kecil terlihat diatas namun dibawahnya besar,” sorot
Jika seperti gunung es, mantan aktivis Bima ini meragukan keseriusan apparat penegak hukum dalam pemberantasan Nartkoba. Analisanya, dari sekian pemakai hingga Bandar narkoba yang dicokok apparat selama ini, masih saja narkoba beredar bebas ke masyarakat. Parahnya, beberaopa waktu lalu ada dua oknum POlisi ikut digrebeg dalam pesta narkoba.”Jadi pembacaan sebagai intelektual muda, saya menduga NArkoba di BIma dibekingh dan diedarkan secara sistematis hingga memutuskan rantai dengan bandar besar yang di Bima. Lagi-lagi perlu adanya kerja intelejen yang maksimal dalam masalah NArkoba,” urainya.
Tidak hanya itu, Kadir juga ikut prihatin sekaligus kecewa atas meninggalnya Bripda Hendra beberapa tahun lalu. Ia mendorong Kepolisian untuk mengungkap pelaku yang menewaskan anggota POlisi itu.”Jika benar adanya keterkaitan kasus Narkoba atas tewasnya Hendra, maka patut disayangkan kasus ini tidak bisa diungkap oleh rekan kepolisian sendiri,” pungkasnya.
Merespon pernyataan akademisi ini, Anggota DPRD Kota Bima, H.Armansyah,SE mengaku siap dites urin oleh BNNK Bima. Itu salah satu cara tepat untuk mengetahui, bahwa 25 Wakil rakyat di Kota Bima bebas narkoba.”Jika diantara kami (Wakil rakyat) ada yang positif narkoba. Maka biarlah rakyat yang akan menilainya,” cetusnya seraya mengaku kapanpun waktunya, siap dites urin.
Duta PKS ini berharap kepada pihak kepolisian, TNI dan BNN untuk serius melakukan pengawasan atas peredaran narkoba di Bima.”Masyarakat juga harus terlibat berantas narkoba, bukan melindungi bahkan menjadi budak narkoba,”tandasnya.
Pada kesempatan itu, H.Arman juga kembali mengungkap soal tewasnya Briptu Hendra beberapa tahun lalu di Depan Kafe Gogo. Pada prinsipnya, kasus pembunuhan harus diungkap pelakunya oleh polisi.”Saya memang tidak mengetahui secara pasti soal kejadian itu, tapi saya minta polisi juga harus usut tuntas kasus pembunuhan itu,”pintanya.(KS-04)
Ilustrasi
Karena itu, mantan Ketua HMI Cabang Bima ini meminta Walikota, Bupati Bima, dan seluruh Anggota DPRD Kabupaten dan Kota Bima untuk melakukan tes urin, demi membuktikan kepada seluruh masyarakat Bima, bahwa Kepala dan Wakil Kepala Daerah, para wakil rakyat di Bima, serta pejabat di Dua pemerintah bebas narkoba. ”Kalau penguasa dan wakil rakyat juga mekosumsi narkoba. Maka sangat mustahil narkoba di Bima bisa diberantaskan, justeru semakin merajalela narkoba di Bima beredar,” kata Kadir Dosen STISIP Mbojo Bima ini.
Untuk membuktikan bebas narkoba penguasa Daerah, wakil rakyat dan pejabat, maka harus melibatkan BBNK Bima untuk melakukan tes urin. “Mari kita buktikan bahwa kita sendiri bebas dari narkoba. Kalau kita takut tes urin, maka jangan salahkan rakyatmu ikut menggunakan narkoba, bahkan anak cucumu juga nanti, tak akan jauh dari narkoba,”tegas pemuda asal Desa Soki ini.
Lanjutnya, peredaran Narkoba di Kota dan Kabupaten BIma sudah merajalela. Jika terus dibiarkan, akan banyak generasi muda yang rusak masa depannya karena pengaruh barang haram itu. “Semua komponen harus serius menanggapi ini. Jika tidak, pasti akan terbentuk watak generasi brutal yang kehilangan akal sehatnya pada era selanjutnya, misalnya 10 tahun kedepan,” jelasnya.
Untuk berantas narkoba, tidak hanya dengan kata-kata. Harus dimulai oleh Legislatif dan eksekutif di daerah untuk mendukung secara nyata program Nasional ‘STOP NARKOBA’. Bentuk dukungannya, para wakil rakyat dan pejabat tertinggi daerah harus melakukan tes urin. Ini dilakukan agar menunjukan kepada masyarakat luas, jika para para birokrat dan wakil rakyat bebas dari NArkoba.”Jika ini diterima dan dijalankan, maka dugaan oknum dewan terlibat Narkoba akan terjawab dengan sendirinya. Tapi harus diatur dengan kematangan, jika tidak maka akan ada cara mereka untuk meloloskan diri,” saran Alumni STISIP Mbojo Bima ini.
Mengomentari adanya salah seorang sopir oknum DPRD Kota BIma inesial YN, hampir tiap hari keluar masuk ke rumah kurir narkoba, Magister ini meminta kepada BNNK, Polisi dan TNI untuk mempertajam kerja intelejen dilapangan terkait Narkoba. Tidak hanya itu, peran masyarakat dalam hal pemberantasan narkoba sangat penting untuk memberikan akses informasi kepada pihak berwajib.”Jika supir dewan masuk ke area narkoba, pantas dicurigai itu. untuk apa dia masuk dalam lingkungan mafia jika tidak ada maksud untuk menjadi mafia juga. Jangan-jangan majikannya juga menggunakan narkoba, sehingga membiarkan supirnya untuk keluar masuk area/lokasi yang melanggar hukum tersebut,” imbuhnya.
Kata kadir, Narkoba sudah masuk kategori musuh negara. Perlu dibersihkan secara menyeluruh. Selama ini, dirinya mengaku heran, sudah terhitung banyak pemakai, kurir dan bandar Narkoba yang tertangkap tangan. Namun semakin banyak yang ditangkap, malah barang makin banyak beredar luar di masyarakat. Justru sekarang targetnya para pelajar.”kasus NArkoba di Bima saya ibaratkan seperti gunung es, kecil terlihat diatas namun dibawahnya besar,” sorot
Jika seperti gunung es, mantan aktivis Bima ini meragukan keseriusan apparat penegak hukum dalam pemberantasan Nartkoba. Analisanya, dari sekian pemakai hingga Bandar narkoba yang dicokok apparat selama ini, masih saja narkoba beredar bebas ke masyarakat. Parahnya, beberaopa waktu lalu ada dua oknum POlisi ikut digrebeg dalam pesta narkoba.”Jadi pembacaan sebagai intelektual muda, saya menduga NArkoba di BIma dibekingh dan diedarkan secara sistematis hingga memutuskan rantai dengan bandar besar yang di Bima. Lagi-lagi perlu adanya kerja intelejen yang maksimal dalam masalah NArkoba,” urainya.
Tidak hanya itu, Kadir juga ikut prihatin sekaligus kecewa atas meninggalnya Bripda Hendra beberapa tahun lalu. Ia mendorong Kepolisian untuk mengungkap pelaku yang menewaskan anggota POlisi itu.”Jika benar adanya keterkaitan kasus Narkoba atas tewasnya Hendra, maka patut disayangkan kasus ini tidak bisa diungkap oleh rekan kepolisian sendiri,” pungkasnya.
Merespon pernyataan akademisi ini, Anggota DPRD Kota Bima, H.Armansyah,SE mengaku siap dites urin oleh BNNK Bima. Itu salah satu cara tepat untuk mengetahui, bahwa 25 Wakil rakyat di Kota Bima bebas narkoba.”Jika diantara kami (Wakil rakyat) ada yang positif narkoba. Maka biarlah rakyat yang akan menilainya,” cetusnya seraya mengaku kapanpun waktunya, siap dites urin.
Duta PKS ini berharap kepada pihak kepolisian, TNI dan BNN untuk serius melakukan pengawasan atas peredaran narkoba di Bima.”Masyarakat juga harus terlibat berantas narkoba, bukan melindungi bahkan menjadi budak narkoba,”tandasnya.
Pada kesempatan itu, H.Arman juga kembali mengungkap soal tewasnya Briptu Hendra beberapa tahun lalu di Depan Kafe Gogo. Pada prinsipnya, kasus pembunuhan harus diungkap pelakunya oleh polisi.”Saya memang tidak mengetahui secara pasti soal kejadian itu, tapi saya minta polisi juga harus usut tuntas kasus pembunuhan itu,”pintanya.(KS-04)
COMMENTS