Bagaimana tidak, terdapat banyak perubahan yang terjadi baik sebelum maupun pasca kedatangan orang nomor satu RI itu. Salah satunya, perubahan dadakan pada penataan pasar Raya yang berlokasi di Kawasan Amahami.
Kota Bima, KS. – Kunjungan Rombongan Presiden RI. Jokowi ,Jum,at (29/04) kemarin merupakan kebanggaan besar bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima. Bahkan, kehadiran mantan Gubernur DKI itu seolah membawa keberuntungan bagi dua Pemerintah Daerah (Pemda) tersebut. Lebih-lebih, untuk Pemkot dibawa Kepemimpinan HM.Qurais,H.Abidin – H.Arahman,H.Abidin,SE. Bagaimana tidak, terdapat banyak perubahan yang terjadi baik sebelum maupun pasca kedatangan orang nomor satu RI itu. Salah satunya, perubahan dadakan pada penataan pasar Raya yang berlokasi di Kawasan Amahami.
Pasar Amahami
Dalam waktu beberapa hari rencana kedatangan Jokowi, mampu merubah penataan pasar, istilah demikian mungkin tak berlebihan bila dialamatkan untuk pasar raya kota Tepian Air tersebut. Alasanya, pasar yang sebelumnya terlihat “kumuh”, dan tak berestetika karena amburadulnya penataan, secara mendadak mengalami perubahan tak terbantahkan. ”Itulah kenyataan, sisi lain dibalik hadirnya Jokowi di daerah kita. Pasar yang terlihat kumuh menjadi bersih dan rapi,” kelakar beberapa warga saat menikmati Kopi di Warung milik Mbak Jum.
Momentum kunjungan hingga sukses merubah kondisi pasar yang menghabiskan Anggaran Negara bernilai fantastic dimaksud, sepertinya memperoleh tanggapan berbeda. Ada yang berasumsi itu adalah bagian dari prestasi, tapi bahkan juga dianggap sesuatu yang berlebihan. Masalahnya, kunjungan tersebut lebih dominan dipusatkan pada kegiatan peresmian pasar. Padahal, terdapat persoalan yang jauh lebih penting, dan harus jadi perhatian serius Pemerintah Pusat (Pempus). Salah satunya, kondisi Masjid Raya Kota Bima Berteman yang sudah belasan tahun nyaris tak mengalami perubahan. ”Bagi saya,masalah yang terjadi pada masjid raya jauh lebih penting dari pada kegiatan lain. Termasuk,salah satunya peresmian pasar dimaksud, saya berani katakan itu sangat berlebihan,” ujar Herman,M.Pd,Akedemisi Pendidikan STKIP Bima.
Meski demikian, akan tetapi Puket III Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tersebut tak menganggap momentum kunjungan dalam kaitan itu dimanfaatkan untuk pasar tersebut. Hanya saja, bukanlah sesuatu yang salah apabila momen itu juga dipergunakan untuk memperlihatkan kondisi bangunan masjid sesungguhnya. Mungkin imbuhnya, lewat momen itu ada bantuan, sumbangan dana atau minimal perhatian rombongan RI satu tersebut. ”Saya rasa,itu jauh lebih baik. Sesungguhnya, kita tak perlu malu atas keadaan tempat ibadah bagi umat Muslim itu, tunjukan apa adanya. Justru,saya merasa malu ketika mendramatis keadaan yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.Salah satu buktinya yakni penataan pasar tersebut,” terang Herman.
Namun sebutnya itu semua sudah berlalu,kunjungan penting yang jarang terjadi tersebut kesanya biasa saja. Tapi, mudah-mudahan momen berharga berikutnya tidak sampai terulang seperti yang terjadi saat itu. Karena itu, ia menitip harapan penting, agar kedepan momen semacam itu lebih dimanfaatkan. Karena, kunjungan dalam kaitan itu jarang terjadi. “Kalaupun ada cuman satu kali dalam sepuluh tahun, Jadi, harus dan perlu digunakan sebaik-baik mungkin demi rakyat dan daerah kita,” harapnya. (KS-03)
Pasar Amahami
Dalam waktu beberapa hari rencana kedatangan Jokowi, mampu merubah penataan pasar, istilah demikian mungkin tak berlebihan bila dialamatkan untuk pasar raya kota Tepian Air tersebut. Alasanya, pasar yang sebelumnya terlihat “kumuh”, dan tak berestetika karena amburadulnya penataan, secara mendadak mengalami perubahan tak terbantahkan. ”Itulah kenyataan, sisi lain dibalik hadirnya Jokowi di daerah kita. Pasar yang terlihat kumuh menjadi bersih dan rapi,” kelakar beberapa warga saat menikmati Kopi di Warung milik Mbak Jum.
Momentum kunjungan hingga sukses merubah kondisi pasar yang menghabiskan Anggaran Negara bernilai fantastic dimaksud, sepertinya memperoleh tanggapan berbeda. Ada yang berasumsi itu adalah bagian dari prestasi, tapi bahkan juga dianggap sesuatu yang berlebihan. Masalahnya, kunjungan tersebut lebih dominan dipusatkan pada kegiatan peresmian pasar. Padahal, terdapat persoalan yang jauh lebih penting, dan harus jadi perhatian serius Pemerintah Pusat (Pempus). Salah satunya, kondisi Masjid Raya Kota Bima Berteman yang sudah belasan tahun nyaris tak mengalami perubahan. ”Bagi saya,masalah yang terjadi pada masjid raya jauh lebih penting dari pada kegiatan lain. Termasuk,salah satunya peresmian pasar dimaksud, saya berani katakan itu sangat berlebihan,” ujar Herman,M.Pd,Akedemisi Pendidikan STKIP Bima.
Meski demikian, akan tetapi Puket III Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tersebut tak menganggap momentum kunjungan dalam kaitan itu dimanfaatkan untuk pasar tersebut. Hanya saja, bukanlah sesuatu yang salah apabila momen itu juga dipergunakan untuk memperlihatkan kondisi bangunan masjid sesungguhnya. Mungkin imbuhnya, lewat momen itu ada bantuan, sumbangan dana atau minimal perhatian rombongan RI satu tersebut. ”Saya rasa,itu jauh lebih baik. Sesungguhnya, kita tak perlu malu atas keadaan tempat ibadah bagi umat Muslim itu, tunjukan apa adanya. Justru,saya merasa malu ketika mendramatis keadaan yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.Salah satu buktinya yakni penataan pasar tersebut,” terang Herman.
Namun sebutnya itu semua sudah berlalu,kunjungan penting yang jarang terjadi tersebut kesanya biasa saja. Tapi, mudah-mudahan momen berharga berikutnya tidak sampai terulang seperti yang terjadi saat itu. Karena itu, ia menitip harapan penting, agar kedepan momen semacam itu lebih dimanfaatkan. Karena, kunjungan dalam kaitan itu jarang terjadi. “Kalaupun ada cuman satu kali dalam sepuluh tahun, Jadi, harus dan perlu digunakan sebaik-baik mungkin demi rakyat dan daerah kita,” harapnya. (KS-03)
COMMENTS