“Mestinya kalau mau membantu orang lain, tidak perlu memperkenalkan diri secara jelas, apalagi dengan detail mungkin. Nah, cara Wakil Ketua ...
“Mestinya kalau mau membantu orang lain, tidak perlu memperkenalkan diri secara jelas, apalagi dengan detail mungkin. Nah, cara Wakil Ketua DPD RI Farouk Mu¬ham¬mad dengan menyelipkan selembar surat kepada penerima paket sembako yang diberikan oleh pak Farouk itu, salah satu cara yang tidak harus dan berlebihan,”kata Anggota DPD RI, Beny Ramdani saat ditanya mengenai peran DPD yang sesungguhnya.
KOTA BIMA, KS.- Pernyataan itu menanggapi adanya laporan dari Komisi VIII DPR RI mengenai adanya selembar surat yang diselipkan oleh Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad dalam sebuah kresek / paket sembako yang diberikan kepada warga Kota Bima/korban banjir bandang beberapa waktu lalu.
Baca juga: Farouk Bantu 1.000 Paket Sembako
“Saya sudah terima informasi mengenai surat yang berlogo garuda itu. Jika itu benar terjadi, dan dilakukan oleh pak Farouk sendiri, itu sangat berlebihan dan tidak harus dilakukan oleh seorang Wakil Ketua DPD RI,” kata Benny seraya meminta kepada pak Farouk agar tidak mempolitisasi keadaan saat ini, ditengah rakyat Kota Bima dilanda musibah besar.
Benny Rhamdany menjelaskan, dana Rp.10 Milyar yang sekarang diberikan oleh BNPB Pusat ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bima adalah dana yang bersumber dari APBN, tentunya atas pembahasan antara legislative dengan eksekutif, bukan oleh DPD, karena fungsi anggaran itu hanya oleh Anggota Dewan bukan oleh DPD.
“Tupoksi kita (DPD,red) itu mengawasi saja, walaupun sama-sama sebagai penyelenggara Negara, bukan berarti DPD bisa dan boleh mengusulkan atau membahas anggaran. Karena tugas mengusul, membahas dan menyetujui atau mensahkan anggaran hanya oleh teman-teman di Dewan, dan di eksekutif,”terangnya.
Beny Rhamdany juga menganggap bahwa Farouk Muhammad telah mengirim “surat cinta” untuk para korban banjir, terutama penerima paket sembako yang diberikan olehnya (Farouk,red). Mestinya kata Beny, memberi bantuan tidak perlu dilabelkan apalagi dengan “surat cinta” seperti itu, karena perspektif masyarakat itu akan miris ketika dikaitkan dengan kepentingan politik, dengan membantu disaat warga ditimpa musibah seperti sekarang.
“Saya saja ketika mau bantu warga, tidak pernah saya selipkan kepentingan politik saya, karena memang sebagai anggota dewan harus punya rasa peduli dengan rakyat, apalagi rakyat yang tengah dilanda musibah besar seperti banjir bandang di Kota Bima sekarang,”jelasnya.
Karenanya, diharapkan agar tidak menciptakan polemic di tengah masyarakat soal bantuan dana Rp.10 Milyar, juga bantuan lain yang saat ini diteketahui atau dipahami oleh pak Farouk.”Bantulah rakyat Kota Bima sekarang, tidak perlu mengakui diri, karena saya yakin rakyat akan tahu siapa yang memberi bantuan sesungguhnya,”tandasnya mengakhiri pernyataannya. (KS-IB02)
KOTA BIMA, KS.- Pernyataan itu menanggapi adanya laporan dari Komisi VIII DPR RI mengenai adanya selembar surat yang diselipkan oleh Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad dalam sebuah kresek / paket sembako yang diberikan kepada warga Kota Bima/korban banjir bandang beberapa waktu lalu.
Baca juga: Farouk Bantu 1.000 Paket Sembako
“Saya sudah terima informasi mengenai surat yang berlogo garuda itu. Jika itu benar terjadi, dan dilakukan oleh pak Farouk sendiri, itu sangat berlebihan dan tidak harus dilakukan oleh seorang Wakil Ketua DPD RI,” kata Benny seraya meminta kepada pak Farouk agar tidak mempolitisasi keadaan saat ini, ditengah rakyat Kota Bima dilanda musibah besar.
Benny Rhamdany menjelaskan, dana Rp.10 Milyar yang sekarang diberikan oleh BNPB Pusat ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bima adalah dana yang bersumber dari APBN, tentunya atas pembahasan antara legislative dengan eksekutif, bukan oleh DPD, karena fungsi anggaran itu hanya oleh Anggota Dewan bukan oleh DPD.
“Tupoksi kita (DPD,red) itu mengawasi saja, walaupun sama-sama sebagai penyelenggara Negara, bukan berarti DPD bisa dan boleh mengusulkan atau membahas anggaran. Karena tugas mengusul, membahas dan menyetujui atau mensahkan anggaran hanya oleh teman-teman di Dewan, dan di eksekutif,”terangnya.
Beny Rhamdany juga menganggap bahwa Farouk Muhammad telah mengirim “surat cinta” untuk para korban banjir, terutama penerima paket sembako yang diberikan olehnya (Farouk,red). Mestinya kata Beny, memberi bantuan tidak perlu dilabelkan apalagi dengan “surat cinta” seperti itu, karena perspektif masyarakat itu akan miris ketika dikaitkan dengan kepentingan politik, dengan membantu disaat warga ditimpa musibah seperti sekarang.
“Saya saja ketika mau bantu warga, tidak pernah saya selipkan kepentingan politik saya, karena memang sebagai anggota dewan harus punya rasa peduli dengan rakyat, apalagi rakyat yang tengah dilanda musibah besar seperti banjir bandang di Kota Bima sekarang,”jelasnya.
Karenanya, diharapkan agar tidak menciptakan polemic di tengah masyarakat soal bantuan dana Rp.10 Milyar, juga bantuan lain yang saat ini diteketahui atau dipahami oleh pak Farouk.”Bantulah rakyat Kota Bima sekarang, tidak perlu mengakui diri, karena saya yakin rakyat akan tahu siapa yang memberi bantuan sesungguhnya,”tandasnya mengakhiri pernyataannya. (KS-IB02)
COMMENTS