Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kecamatan Bolo mengeluhkan biaya tarif pembayaran listrik yang mencapai, Rp.14 juta hingga Rp.17 juta per-bulan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kecamatan Bolo mengeluhkan biaya tarif pembayaran listrik yang mencapai, Rp.14 juta hingga Rp.17 juta per-bulan. Pembayaran tarif listrik dianggap sangat membebani karena tidak sesuai dengan pelanggan PDAM di Bolo yang hanya berjumlah 498 KK.
Keluhan itu disampaikan kepala PDAM Cabang Bolo Ir, Muhaimin kamis ( 24/7) di halaman kantornya. Dikatakanya, hal itu terjadi karena kurangnya kesadaran para pelanggan untuk membayar biaya pemakaian per-bulan. Padahal, penyaluran air disejumlah pelanggan aman dan lancer. “Kalau pelanggan rutin membayar per-bulan, maka totalitas yang masuk di PDAM yakni sebesar Rp. 23 juta perbulan. Jadi, kami tidak perlu meminta bantuan kiri kanan ,ujar
Diakuinya, sebagian besar pelanggan di Bolo menunggak pembayaran satu sampai empat bulan. Sementara, pihaknya harus rutin per-bulan membayar tariff listrik. “PLN tidak mau tahu atas kendala yang sudah dan sedang alami saat ini, “akunya.
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya mengaku harus mencari bantuan. Salah satunya, yakni meminta bantuan kepada Pemkab Bima. Karena, setiap bulan bukan hanya tariff lostrik yang harus dibayar, melainkan juga pembayaran bahan kimia, gaji para pegawai, biaya BBM dan operasional. “Belum lagi kebutuhan tak terduga lainya, “tandasnya.
Langkah lain, pihaknya berusaha melakukan pendekatan emosional dengan para pelanggan. Tujuanya, agar para pelanggan menyadari kewajibanya sebagai pengguna manfaat air tersebut. “Kami terus berupaya melakukan pendekatan dengan para pelanggan, “terangnya. (KS-11)
Keluhan itu disampaikan kepala PDAM Cabang Bolo Ir, Muhaimin kamis ( 24/7) di halaman kantornya. Dikatakanya, hal itu terjadi karena kurangnya kesadaran para pelanggan untuk membayar biaya pemakaian per-bulan. Padahal, penyaluran air disejumlah pelanggan aman dan lancer. “Kalau pelanggan rutin membayar per-bulan, maka totalitas yang masuk di PDAM yakni sebesar Rp. 23 juta perbulan. Jadi, kami tidak perlu meminta bantuan kiri kanan ,ujar
Diakuinya, sebagian besar pelanggan di Bolo menunggak pembayaran satu sampai empat bulan. Sementara, pihaknya harus rutin per-bulan membayar tariff listrik. “PLN tidak mau tahu atas kendala yang sudah dan sedang alami saat ini, “akunya.
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut, pihaknya mengaku harus mencari bantuan. Salah satunya, yakni meminta bantuan kepada Pemkab Bima. Karena, setiap bulan bukan hanya tariff lostrik yang harus dibayar, melainkan juga pembayaran bahan kimia, gaji para pegawai, biaya BBM dan operasional. “Belum lagi kebutuhan tak terduga lainya, “tandasnya.
Langkah lain, pihaknya berusaha melakukan pendekatan emosional dengan para pelanggan. Tujuanya, agar para pelanggan menyadari kewajibanya sebagai pengguna manfaat air tersebut. “Kami terus berupaya melakukan pendekatan dengan para pelanggan, “terangnya. (KS-11)
COMMENTS