Upaya pemerintah Kota Bima untuk memindahkan pedagang kaki lima yang berada di Pasar Senggol sempat diwarnai kericuhan
Upaya pemerintah Kota Bima untuk memindahkan pedagang kaki lima yang berada di Pasar Senggol sempat diwarnai kericuhan. Namun ketegangan itu berhasil diredam, setelah Wakil Walikota Bima H.A. Rahman H. Abidin turun tangan.
Kericuhan itu berawal, karena para pedagang yang berjualan pada pasar Ramadhan ini enggan dipindahkan ke Lapangan Amahami. Karena mereka menilai, tidak ada pembeli yang mau membeli barang dagangan mereka di Lapangan Amahami. Sementara pemerintah Kota Bima bersikeras untuk memindahkan para pedagang tersebut.
Karena saling bertahan pada pendapat masing-masing, keteganganpun terjadi. Bahkan, Kasat Pol PP Kota Bima sempat terlibat adu dorong dengan pedagang.
“Kita buka dulu disini, kita coba apakah jualan laku atau tidak. Baru bisa kita tahu kita akan pindah ke pasar senggol atau tidak,” tegas Kasat Pol PP Kota Bima, Drs. H. Mahfud, M.Pd.
Namun sayang, rayuan H Mahfud tersebut tidak diindahkan. Karena mereka menduga, pemerintah Kota Bima telah diperalat oleh para pemilik toko di pasar senggol. “Kami tahu siapa yang menghasut pemerintah ini, pasti pemiliki toko,” tegas para pedagan.
Usaha pedagang untuk kembali ke pasar senggol terus dicegal Sat Pol PP. Sehingga keteganganpun kembali terjadi. “Perlu diingat, tahun ini tidak ada yang boleh jualan di pasar senggol,” ancam H Mahfud.
Setelah lama berdebat, akhirnya para pedagang mamu menuruti keinginan pemerintah dengan beberapa syarat. Diantaranya, pasar di Lapangan Amahami bisa di buka jika kepala daerah yang membuka langsung. Syarat yang lain, seluruh pedagang kaki lima di pasar senggol harus dipindahkan ke Lapangan Amahami.
Setelah persyaratan itu diamini Sat Pol PP, suasanapu langsung tenang. Selang beberapa menit kemudian, Wakil Walikota Bima, H.A. Rahman H Abidin, S.E tiba dilokasi untuk membuka secara resmi Lapangan Ama Hami tersebut.
Dihadapan para pedagang, orang nomor dua di Kota Bima ini menjamin bahwa pasar di Ama Hami tersebut akan ramai. Dia siap membantu untuk promosikan ke masyarakat di seluruh Kota Bima. “Bahkan kalau bisa, kita jalan sama-sama untuk memberitahu masyarakat bahwa pasar Ramadhan berada di Ama Hami,” tegasnya.
Dia mengakui, kedepannya, pasar Ama Hami ini akan ramai. Kalaupun tidak ramai, palingan tahun pertama saja. “Kalau tidak sekarang, kapan lagi. Kita harus berani memulai demi kenyamanan kita semua,” tuturnya.
Bahkan pemerintah Kota Bima berencana akan membangun khusus pasar Ramadhan di Lapangan Ama Hami. Didesain dengan bagus, bahkan akan menggunakan lantai marmet. “Pemerintah akan mengalokasi anggaran khusus untuk membangun pasar ini,” janjinya.
Mendengar janji H Man, hati para pedagang pun lulus. Mereka akhirnya berjualan di Lapangan Ama Hami. (KS-06)
Kericuhan itu berawal, karena para pedagang yang berjualan pada pasar Ramadhan ini enggan dipindahkan ke Lapangan Amahami. Karena mereka menilai, tidak ada pembeli yang mau membeli barang dagangan mereka di Lapangan Amahami. Sementara pemerintah Kota Bima bersikeras untuk memindahkan para pedagang tersebut.
Karena saling bertahan pada pendapat masing-masing, keteganganpun terjadi. Bahkan, Kasat Pol PP Kota Bima sempat terlibat adu dorong dengan pedagang.
“Kita buka dulu disini, kita coba apakah jualan laku atau tidak. Baru bisa kita tahu kita akan pindah ke pasar senggol atau tidak,” tegas Kasat Pol PP Kota Bima, Drs. H. Mahfud, M.Pd.
Namun sayang, rayuan H Mahfud tersebut tidak diindahkan. Karena mereka menduga, pemerintah Kota Bima telah diperalat oleh para pemilik toko di pasar senggol. “Kami tahu siapa yang menghasut pemerintah ini, pasti pemiliki toko,” tegas para pedagan.
Usaha pedagang untuk kembali ke pasar senggol terus dicegal Sat Pol PP. Sehingga keteganganpun kembali terjadi. “Perlu diingat, tahun ini tidak ada yang boleh jualan di pasar senggol,” ancam H Mahfud.
Setelah lama berdebat, akhirnya para pedagang mamu menuruti keinginan pemerintah dengan beberapa syarat. Diantaranya, pasar di Lapangan Amahami bisa di buka jika kepala daerah yang membuka langsung. Syarat yang lain, seluruh pedagang kaki lima di pasar senggol harus dipindahkan ke Lapangan Amahami.
Setelah persyaratan itu diamini Sat Pol PP, suasanapu langsung tenang. Selang beberapa menit kemudian, Wakil Walikota Bima, H.A. Rahman H Abidin, S.E tiba dilokasi untuk membuka secara resmi Lapangan Ama Hami tersebut.
Dihadapan para pedagang, orang nomor dua di Kota Bima ini menjamin bahwa pasar di Ama Hami tersebut akan ramai. Dia siap membantu untuk promosikan ke masyarakat di seluruh Kota Bima. “Bahkan kalau bisa, kita jalan sama-sama untuk memberitahu masyarakat bahwa pasar Ramadhan berada di Ama Hami,” tegasnya.
Dia mengakui, kedepannya, pasar Ama Hami ini akan ramai. Kalaupun tidak ramai, palingan tahun pertama saja. “Kalau tidak sekarang, kapan lagi. Kita harus berani memulai demi kenyamanan kita semua,” tuturnya.
Bahkan pemerintah Kota Bima berencana akan membangun khusus pasar Ramadhan di Lapangan Ama Hami. Didesain dengan bagus, bahkan akan menggunakan lantai marmet. “Pemerintah akan mengalokasi anggaran khusus untuk membangun pasar ini,” janjinya.
Mendengar janji H Man, hati para pedagang pun lulus. Mereka akhirnya berjualan di Lapangan Ama Hami. (KS-06)
COMMENTS