Kurangnya ketersediaan buku untuk mendukung penerapan kurikulum 2013 tidak hanya dirasakan di berbagai daerah di Indonesia.
Kurangnya ketersediaan buku untuk mendukung penerapan kurikulum 2013 tidak hanya dirasakan di berbagai daerah di Indonesia. Namun kekurangan juga dirasakan di Kota Bima. Para guru yang mengajar pun mengeluhkan kondisi tersebut karena tidak bisa maksimal menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Keluhan itu juga telah diterima oleh Dinas Dikpora setempat.
Menurut Kabid Dikmen Dinas Dikpora Kota Bima, Drs. A. Azis, Kekurangan buku memang akan mempengaruhi maksimalisasi penerapan kurikulum 2013. Tapi mau tidak mau para guru tetap harus mengajar dengan kurikulum baru itu karena merupakan kebijakan Pemerintah Pusat. “Sejumlah sekolah bahkan sudah melaporkan kekurangan buku dan meminta agar segera diadakan,” kata Azis di kantor setempat, Selasa (26/8) kemarin.
Diakuinya, kekurangan buku bukan karena kesengajaan Dinas Dikpora untuk tidak mengadakannya. Tetapi kendala itu terjadi dari pihak percetakan yang memenangkan tender. Hingga saat ini mereka belum juga mendistribusikan buku yang diminta meski sudah diminta. “Saya sendiri selalu berkomunikasi dengan mereka agar segera membantu kekurangan buku,” ungkapnya.
Untuk sementara lanjut dia, menyiasati persoalan itu Pemerintah Pusat telah mengirimkan soft copy berupa CD (compact disk) yang berisi file buku ajar kurikulum 2013 kepada semua sekolah di Kota Bima. Begitupun di daerah lain yang mengalami persoalan yang sama.
“Kami berharap sementara ini para guru bisa menggunakan file itu sebagai pengganti buku sambil menunggu pendistribusian dari pusat. Jangan sampai karena alasan buku, lantas tidak menerapkan kurikulum 2013,” tandasnya. (KS-13)
Menurut Kabid Dikmen Dinas Dikpora Kota Bima, Drs. A. Azis, Kekurangan buku memang akan mempengaruhi maksimalisasi penerapan kurikulum 2013. Tapi mau tidak mau para guru tetap harus mengajar dengan kurikulum baru itu karena merupakan kebijakan Pemerintah Pusat. “Sejumlah sekolah bahkan sudah melaporkan kekurangan buku dan meminta agar segera diadakan,” kata Azis di kantor setempat, Selasa (26/8) kemarin.
Diakuinya, kekurangan buku bukan karena kesengajaan Dinas Dikpora untuk tidak mengadakannya. Tetapi kendala itu terjadi dari pihak percetakan yang memenangkan tender. Hingga saat ini mereka belum juga mendistribusikan buku yang diminta meski sudah diminta. “Saya sendiri selalu berkomunikasi dengan mereka agar segera membantu kekurangan buku,” ungkapnya.
Untuk sementara lanjut dia, menyiasati persoalan itu Pemerintah Pusat telah mengirimkan soft copy berupa CD (compact disk) yang berisi file buku ajar kurikulum 2013 kepada semua sekolah di Kota Bima. Begitupun di daerah lain yang mengalami persoalan yang sama.
“Kami berharap sementara ini para guru bisa menggunakan file itu sebagai pengganti buku sambil menunggu pendistribusian dari pusat. Jangan sampai karena alasan buku, lantas tidak menerapkan kurikulum 2013,” tandasnya. (KS-13)
COMMENTS