Disatu sisi, kehadiran Perusahaan pengiriman barang dengan menggunakan container di Bima mengungutungkan sejumlah perusahaan.
Disatu sisi, kehadiran Perusahaan pengiriman barang dengan menggunakan container di Bima mengungutungkan sejumlah perusahaan. Namun disisi lain, kehadiran Perusahaan tersebut diduga kuat telah merusak areal pelabuhan Bima. Bahkan, dianggap sebagai bencana yang bakal merusak pelabuhan dan masyarakat Bima.
Masalahnya, ada beberapa titik aspal dan fasilitas lain pada areal pelabuhan Bima yang mengalami kerusakan akibat kontainer, apalagi beratnya mencapai puluhan ton per-container. Padahal, aktivitas pengangkutan barang menggunakan container belum sampai setahun.Namun, sudah ada kerusakan pada beberapa titik di Pelabuhan tersebut. “Sudah ada aspal yang mengalami kerusakan. Ditambah lagi, penyimpanan container yang tidak teratur,”kata sumber Koran Stabilitas yang enggan namanya dikorankan.
Selain merusak beberapa titik pada pelabuhan Bima, kehadiran perusahaan tersebut juga disinyalir untuk mempermudah proses penyaluran barang dan obat-obatan terlarang. Sebab, tidak ada pengawasan dan pengontrolan yang ketat baik dari Dinas terkait maupun dari aparat Keamanan. “Saya menduga ada barang dan obat-obatan terlarang yang diangkut menggunakan container. Apalagi, pengawasan dan pengontrolannya tidak terlalu ketat seperti pada pelabuhan lain, “duga sumber koran ini.
lemahnya pengawasan dan control dari aparat keamanan dan pihak terkait yang memiliki tugas di pelabuhan lanjut sumber, merupakan celah dan kesempatan bagi oknum tak bertanggungjawab untuk memanfaatkan penyaluran barang dan obat-obatan terlarang lewat jalur laut tersebut. Diduga kuat, penyaluran barang haram itu telah berlangsung lama. Hanya saja, tergolong rapi hingga belum ada pihak yang mengetahuinya. “Peluang untuk menyalurkan barang dan obat-obatan terlarang pada pelabuhan Bima sangat besar. Karena, pengawasanya tidak terlalu ketat. Jadi, jangan heran apabila peredaran barang haram di Bima semakin hari kian merajalela, “ujar sumber.
Karenanya tegas sumber, pihak terkait harus mengeluarkan himbauan tegas kepada Perusahaan container. Sehingga, aktivitas itu tidak mengakibatkan kerusakan pada areal pelabuhan. Sumber juga meminta kepada aparat keamanan untuk memperketat pengawasan pada areal pelabuhan Bima. “Keluarkan peringatan tertulis pada perusahaan itu, karena sudah ada beberapa titik areal pelabuhan yang mengalami kerusakan. Kepada aparat keamanan, segera perketat pengawasan dan control. Karena, di pelabuhan itu rawan penyaluran barang dan obat-obatan terlarang, “tegas sumber.
Kepala Pelindo Bima, Baharudin yang hendak dikonfirmasi wartawan Koran ini guna perimbangan berita Selasa (19/08) di Kantornya, tidak berhasil ditemui. Menurut salah seorang stafnya, yang bersangkutan sedang berada di luar Daerah. “Mohon maaf pak, atasan saya sedang berada di Mataram, “akunya. (KS-09)
Masalahnya, ada beberapa titik aspal dan fasilitas lain pada areal pelabuhan Bima yang mengalami kerusakan akibat kontainer, apalagi beratnya mencapai puluhan ton per-container. Padahal, aktivitas pengangkutan barang menggunakan container belum sampai setahun.Namun, sudah ada kerusakan pada beberapa titik di Pelabuhan tersebut. “Sudah ada aspal yang mengalami kerusakan. Ditambah lagi, penyimpanan container yang tidak teratur,”kata sumber Koran Stabilitas yang enggan namanya dikorankan.
Selain merusak beberapa titik pada pelabuhan Bima, kehadiran perusahaan tersebut juga disinyalir untuk mempermudah proses penyaluran barang dan obat-obatan terlarang. Sebab, tidak ada pengawasan dan pengontrolan yang ketat baik dari Dinas terkait maupun dari aparat Keamanan. “Saya menduga ada barang dan obat-obatan terlarang yang diangkut menggunakan container. Apalagi, pengawasan dan pengontrolannya tidak terlalu ketat seperti pada pelabuhan lain, “duga sumber koran ini.
lemahnya pengawasan dan control dari aparat keamanan dan pihak terkait yang memiliki tugas di pelabuhan lanjut sumber, merupakan celah dan kesempatan bagi oknum tak bertanggungjawab untuk memanfaatkan penyaluran barang dan obat-obatan terlarang lewat jalur laut tersebut. Diduga kuat, penyaluran barang haram itu telah berlangsung lama. Hanya saja, tergolong rapi hingga belum ada pihak yang mengetahuinya. “Peluang untuk menyalurkan barang dan obat-obatan terlarang pada pelabuhan Bima sangat besar. Karena, pengawasanya tidak terlalu ketat. Jadi, jangan heran apabila peredaran barang haram di Bima semakin hari kian merajalela, “ujar sumber.
Karenanya tegas sumber, pihak terkait harus mengeluarkan himbauan tegas kepada Perusahaan container. Sehingga, aktivitas itu tidak mengakibatkan kerusakan pada areal pelabuhan. Sumber juga meminta kepada aparat keamanan untuk memperketat pengawasan pada areal pelabuhan Bima. “Keluarkan peringatan tertulis pada perusahaan itu, karena sudah ada beberapa titik areal pelabuhan yang mengalami kerusakan. Kepada aparat keamanan, segera perketat pengawasan dan control. Karena, di pelabuhan itu rawan penyaluran barang dan obat-obatan terlarang, “tegas sumber.
Kepala Pelindo Bima, Baharudin yang hendak dikonfirmasi wartawan Koran ini guna perimbangan berita Selasa (19/08) di Kantornya, tidak berhasil ditemui. Menurut salah seorang stafnya, yang bersangkutan sedang berada di luar Daerah. “Mohon maaf pak, atasan saya sedang berada di Mataram, “akunya. (KS-09)
COMMENTS