Keberadaan Politeknik Bima yang baru diresmikan beberapa bulan yang lalu, ternyata kurang diminati oleh masyarakat, khususnya masyarakat Kota dan Kabupaten Bima.
Keberadaan Politeknik Bima yang baru diresmikan beberapa bulan yang lalu, ternyata kurang diminati oleh masyarakat, khususnya masyarakat Kota dan Kabupaten Bima. Buktinya, sampai detik ini hanya 38 mahasiswa yang mendaftarkan diri di kampus tersebut. Sebenarnya masyarakat yang tidak berminat ataukah pemerintah yang kurang sosialiasi ?
Politeknik Bima berlokasi di Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Dengan 3 jurusan, Masing-masing D3 Pertanian Lahan Kering, D3 Budidaya Perikanan dan D3 Budidaya Peternakan. Politeknik Bima bekerjasama dengan Universitas Mataram (Unram), sehingga tenaga pengajarnya pun akan diterbangkan dari Mataram. Politeknik ini baru mendapatkan ijin operasional beberapa waktu lalu, sehingga pada tahun ini, sudah mulai menerima mahasiswa baru.
Namun sayang, meski direncanakan menerima banyak mahasiswa, ternyata yang mendaftar baru 38 orang untuk semua jurusan yang ada. Belum diketahui jelas, apa penyebab sedikitnya mahasiswa yang mendaftarkan diri di kampus tersebut. Informasi yang diperoleh Koran ini, penyebabnya bukan karena minat masyarakat terhadap tiga jurusan tersebut, namun semata karena para pengelola yang kurang bergerak dalam mensosialisasikan kampus tersebut. Sebab pengelola kampus tersebut adalah pejabat yang sibuk dengan urusan pemerintahan.
Salah satu warga yang ingin melanjutkan pendidikan anaknya di perguruan tinggi, mengaku mendapatkan informasi ada jurusan pertanian di Politeknik. Namun dirinya kesulitan mendapatkan informasi tentang politeknik. Baik itu lokasinya, jurusan bahkan lokasi penerimaan mahasiswa baru, dan waktu pelaksanaannya.
“Saya ingin sekali melanjutkan pendidikan anak saya di jurusan pertanian, namun saya tidak melihat adanya informasi, baik spanduk, brosus atau iklan bentuk lainnya mengenai sekolah tersebut. Sehingga kami kesulitan untuk mengakses informasi,” tuturnya.
Selain mencari dispanduk atau baliho, dirinya juga mencari iklan melalui brosur dan media, baik itu di Koran maupun iklan di radio. Namun tidak ada informasi yang diperolehnya, sehingga dirinya terpaksa melanjutkan pendidikan anaknya di luar daerah. “sebenarnya mereka tidak punya anggaran untuk sosialisasi atau bagaimana sih ?. jangan-jangan mereka tidak bekerja, malah sibuk sendiri dengan urusan pribadinya,” tudingnya.
Informasi yang diperoleh Koran ini, bahwa di bidang sosbud Bappeda kabupaten Bima telah disediakan anggaran sebanyak Rp.500 juta untuk kegiatan sosialisasi. Namun tetap saja informasi tentang kampus tersebut tidak terakses ke masyarakat.
Kabid Sosbud Bappeda Kabupaten Bima, Makruf yang dikonfirmasi Koran ini mengaku, bahwa kurangnya jumlah mahasiswa yang mendaftar ke kampus itu, bukan karena alasan kurangnya sosialisasi atau minat masyarakat yang kurang. Hanya saja yang menjadi kendalanya adalah waktu. Sebab ijin operasional baru dikeluarkan beberapa waktu lalu, kemudian ditentukan penerimaan mahasiswa baru tahun ini. “Waktu itu sangat singkat antara keluarnya ijin operasional dan penerimaan mahasiswa baru, bukan karena kurang sosialisasi,” jelasnya.
Lanjutnya, kalau masalah sosialisasi, setiap berpidato dimanapun, Bupati Bima Drs.H.Syafruddin HM.Nur M.Pd selalu menyampaikan masalah kampus itu. Pihaknya juga telah menyebarkan brosur di masjid-masjid dan beberapa spanduk. “Kita sudah pasang spanduk di enam titik, termasuk menyebarkan brosus di masjid-masjid,” timpalnya.
Selain itu, pihaknya juga telah malakukan rapat dengan sejumlah sekolah yang ada, terutama sekolah kejuruan, dan SMA di masing-masing kecematan untuk sosialisasi. Jadi menurutnya bukan sosialisasi yang menjadi kendala dalam persoalan kurangnya mahasiswa yang mendaftar di sekolah tersebut, akan tetapi masalah waktu yang singkat antara keluarnya ijin operasional dengan waktu penerimaan mahasiswa baru. (KS-02)
Politeknik Bima berlokasi di Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Dengan 3 jurusan, Masing-masing D3 Pertanian Lahan Kering, D3 Budidaya Perikanan dan D3 Budidaya Peternakan. Politeknik Bima bekerjasama dengan Universitas Mataram (Unram), sehingga tenaga pengajarnya pun akan diterbangkan dari Mataram. Politeknik ini baru mendapatkan ijin operasional beberapa waktu lalu, sehingga pada tahun ini, sudah mulai menerima mahasiswa baru.
Namun sayang, meski direncanakan menerima banyak mahasiswa, ternyata yang mendaftar baru 38 orang untuk semua jurusan yang ada. Belum diketahui jelas, apa penyebab sedikitnya mahasiswa yang mendaftarkan diri di kampus tersebut. Informasi yang diperoleh Koran ini, penyebabnya bukan karena minat masyarakat terhadap tiga jurusan tersebut, namun semata karena para pengelola yang kurang bergerak dalam mensosialisasikan kampus tersebut. Sebab pengelola kampus tersebut adalah pejabat yang sibuk dengan urusan pemerintahan.
Salah satu warga yang ingin melanjutkan pendidikan anaknya di perguruan tinggi, mengaku mendapatkan informasi ada jurusan pertanian di Politeknik. Namun dirinya kesulitan mendapatkan informasi tentang politeknik. Baik itu lokasinya, jurusan bahkan lokasi penerimaan mahasiswa baru, dan waktu pelaksanaannya.
“Saya ingin sekali melanjutkan pendidikan anak saya di jurusan pertanian, namun saya tidak melihat adanya informasi, baik spanduk, brosus atau iklan bentuk lainnya mengenai sekolah tersebut. Sehingga kami kesulitan untuk mengakses informasi,” tuturnya.
Selain mencari dispanduk atau baliho, dirinya juga mencari iklan melalui brosur dan media, baik itu di Koran maupun iklan di radio. Namun tidak ada informasi yang diperolehnya, sehingga dirinya terpaksa melanjutkan pendidikan anaknya di luar daerah. “sebenarnya mereka tidak punya anggaran untuk sosialisasi atau bagaimana sih ?. jangan-jangan mereka tidak bekerja, malah sibuk sendiri dengan urusan pribadinya,” tudingnya.
Informasi yang diperoleh Koran ini, bahwa di bidang sosbud Bappeda kabupaten Bima telah disediakan anggaran sebanyak Rp.500 juta untuk kegiatan sosialisasi. Namun tetap saja informasi tentang kampus tersebut tidak terakses ke masyarakat.
Kabid Sosbud Bappeda Kabupaten Bima, Makruf yang dikonfirmasi Koran ini mengaku, bahwa kurangnya jumlah mahasiswa yang mendaftar ke kampus itu, bukan karena alasan kurangnya sosialisasi atau minat masyarakat yang kurang. Hanya saja yang menjadi kendalanya adalah waktu. Sebab ijin operasional baru dikeluarkan beberapa waktu lalu, kemudian ditentukan penerimaan mahasiswa baru tahun ini. “Waktu itu sangat singkat antara keluarnya ijin operasional dan penerimaan mahasiswa baru, bukan karena kurang sosialisasi,” jelasnya.
Lanjutnya, kalau masalah sosialisasi, setiap berpidato dimanapun, Bupati Bima Drs.H.Syafruddin HM.Nur M.Pd selalu menyampaikan masalah kampus itu. Pihaknya juga telah menyebarkan brosur di masjid-masjid dan beberapa spanduk. “Kita sudah pasang spanduk di enam titik, termasuk menyebarkan brosus di masjid-masjid,” timpalnya.
Selain itu, pihaknya juga telah malakukan rapat dengan sejumlah sekolah yang ada, terutama sekolah kejuruan, dan SMA di masing-masing kecematan untuk sosialisasi. Jadi menurutnya bukan sosialisasi yang menjadi kendala dalam persoalan kurangnya mahasiswa yang mendaftar di sekolah tersebut, akan tetapi masalah waktu yang singkat antara keluarnya ijin operasional dengan waktu penerimaan mahasiswa baru. (KS-02)
COMMENTS