Tindak kekerasan yang diduga dilakukan aparat Kepolisian kembali terjadi. Kali ini korbanya Suhardiansyah, S. Pd (35), warga Kelurahan Mande 1 RT 02 RW 01 Kecamatan Mpunda Kota Bima
Tindak kekerasan yang diduga dilakukan aparat Kepolisian kembali terjadi. Kali ini korbanya Suhardiansyah, S. Pd (35), warga Kelurahan Mande 1 RT 02 RW 01 Kecamatan Mpunda Kota Bima ini. Korban diduga dikeroyok belasan oknum Anggota Kepolisian dari Satuan Brimob Detasemen A Bima. Akibatnya, Korban yang juga berprofesi sebagai Guru SMKN 2 Kota Bima tersebut, babak belur dan terpaksa dilarikan ke Puskesmas Kelurahan Dara untuk mendapatkan perawatan medis.
Korban, Suhardiansyah yang ditemui wartawan di Puskesmas Dara menceritakan, peristiwa pengeroyokan terjadi pada Jum’at (26/9) malam sekita pukul 20.30 Wita. Ia menduga belasan pemuda yang mengeroyoknya merupakan Anggota Brimob. Awalnya ia dari Mande hendak menuju Amahami. Sesampainya di sebelah timur Terminal Dara tiba-tiba mesin sepeda motor jenis Tiger yang dikendarainya itu ingin mati.
Lantaran mesin motor tersendak-sendak akibat kekurangan BBM, ia pun terpaksa menarik gas dan menarik chok motor agar bisa sampai di SPBU Amahami. ”Saat itu saya belum dikoroyok ataupun dikejar oleh oknum ini. Tapi memang saat itu, dibelakang saya ada tiga orang oknum anggota Brimob maupun pengendara lainnya yang juga melalui jalan itu,” tuturnya.
Setelah sampai di SPBU Amahami dan mengisi bensin, korban berbalik arah menuju timur. Sekitar 10 meter dari SPBU Amahami, ia tiba-tiba dihadang beberapa oknum Brimob, tapi sempat menghindar dan tidak menghiraukan penghadangan itu. ”Disitulah saya mulai dikejar menggunakan lima unit motor. Satu motor tumpangi oleh dua orang,” ujarnya.
Saat pengejaran terjadi, dirinya ditendang hingga terjatuh dari sepeda motor di samping Mushola dekat Polsek Rasana’e Barat. Tak sampai disitu, usai terjatuh belasan oknum dengan rambut cepak kembali menghajarnya dan mengeroyoknya hingga babak belur. ”Saya berniat untuk lari masuk ke Polsek untuk mengamankan diri. Tapi, saya keburu jatuh akibat ditendang. Setelah itu mereka juga mengeroyok saya,” ungkapnya.
Akibat pengeroyokan itu, Ia mengaku tidak sadarkan diri. Siapa yang membawanya ke Puskesmas Dara, sama sekali tidak diketahuinya. Mengenai penyebab pengeroyokan itu, korban tidak tahu persis. Sebab seingatnya, tidak mempunyai musuh apalagi pernah melukai orang lain. ”Saya menduga, oknum anggota Brimob itu tersinggung akibat hamburan debu saat saya gas motor disebelah timur Terminal Dara itu,” tandasnya.
Korban mengaku sangat yakin pelaku yang mengeroyoknya merupakan Anggota Brimob Bima. ”Saya memang tidak tahu nama mereka, tapi kalaupun disuruh untuk menunjuk satu-satu oknum itu, saya pasti kenal semuanya,” ujar dia. Dirinya meminta kepada Polres Bima Kota agar segera mengusut tindak kekerasan yang dialaminya dengan cepat. Sebab bila dibiarkan terus, bisa saja akan terjadi pada masyarakat lainnya. ”Polri adalah pengayom dan pelindung masyarakat. Bukan sebaliknya menganiaya masyarakat seperti ini,” kesalnya.
Petugas medis Puskesmas Dara, Nurahmi mengaku, korban mengalami luka robek pada pelipis kanan dan luka robek pada hidung bagian kiri bawah.”Selain mengalami dua luka robek yang telah dijahit, korbanpun mengalami luka memar pada muka dan sekujur tubuhnya, diduga akibat terkena benda tumpul,” jelasnya singkat.
Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reserse Kriminal AKP. Wendi Oktariansyah, SH S. Ik saat dikonfirmasi di depan SPKT Polres Setempat Jum’at (26/9) malam mengaku, saat ini pihaknya telah menerima laporan dari korban atas dugaan pengeroyokan itu. ”Laporannya telah kami terima, kami akan melakukan penyelidikan dulu terkait kasus pengeroyokan ini,” jelasnya.
Hingga kini pihaknya belum berani menyimpulkan bahwa yang melakukan pengeroyokan tersebut adalah oknum anggota Brimob Bima. Ciri berambut cepat yang disebut korban diakui belum tentu Anggota Brimob. ”Masyarakat saja bisa cukur model cepak kaya Anggota, tapi kami akan terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa sebenarnya pelaku yang mengeroyok korban,” katanya.
Pantauan wartawan Koran Stabilitas, sekitar pukul 22.33 Wita usai melaporkan kasus tersebut ke SPKT Polres Bima Kota. Korban serta belasan warga mendatangi Markas Komando (Mako) Brimob Bima. Terlihat dari kejauhan, puluhan Anggota Brimob dikumpulkan didepan markas tersebut. Wartawan tidak bisa mengetahui secara pasti apa yang dibicarakan dalam lingkungan Brimob, karena tidak diperbolehkan masuk. (KS-05)
Korban, Suhardiansyah yang ditemui wartawan di Puskesmas Dara menceritakan, peristiwa pengeroyokan terjadi pada Jum’at (26/9) malam sekita pukul 20.30 Wita. Ia menduga belasan pemuda yang mengeroyoknya merupakan Anggota Brimob. Awalnya ia dari Mande hendak menuju Amahami. Sesampainya di sebelah timur Terminal Dara tiba-tiba mesin sepeda motor jenis Tiger yang dikendarainya itu ingin mati.
Lantaran mesin motor tersendak-sendak akibat kekurangan BBM, ia pun terpaksa menarik gas dan menarik chok motor agar bisa sampai di SPBU Amahami. ”Saat itu saya belum dikoroyok ataupun dikejar oleh oknum ini. Tapi memang saat itu, dibelakang saya ada tiga orang oknum anggota Brimob maupun pengendara lainnya yang juga melalui jalan itu,” tuturnya.
Setelah sampai di SPBU Amahami dan mengisi bensin, korban berbalik arah menuju timur. Sekitar 10 meter dari SPBU Amahami, ia tiba-tiba dihadang beberapa oknum Brimob, tapi sempat menghindar dan tidak menghiraukan penghadangan itu. ”Disitulah saya mulai dikejar menggunakan lima unit motor. Satu motor tumpangi oleh dua orang,” ujarnya.
Saat pengejaran terjadi, dirinya ditendang hingga terjatuh dari sepeda motor di samping Mushola dekat Polsek Rasana’e Barat. Tak sampai disitu, usai terjatuh belasan oknum dengan rambut cepak kembali menghajarnya dan mengeroyoknya hingga babak belur. ”Saya berniat untuk lari masuk ke Polsek untuk mengamankan diri. Tapi, saya keburu jatuh akibat ditendang. Setelah itu mereka juga mengeroyok saya,” ungkapnya.
Akibat pengeroyokan itu, Ia mengaku tidak sadarkan diri. Siapa yang membawanya ke Puskesmas Dara, sama sekali tidak diketahuinya. Mengenai penyebab pengeroyokan itu, korban tidak tahu persis. Sebab seingatnya, tidak mempunyai musuh apalagi pernah melukai orang lain. ”Saya menduga, oknum anggota Brimob itu tersinggung akibat hamburan debu saat saya gas motor disebelah timur Terminal Dara itu,” tandasnya.
Korban mengaku sangat yakin pelaku yang mengeroyoknya merupakan Anggota Brimob Bima. ”Saya memang tidak tahu nama mereka, tapi kalaupun disuruh untuk menunjuk satu-satu oknum itu, saya pasti kenal semuanya,” ujar dia. Dirinya meminta kepada Polres Bima Kota agar segera mengusut tindak kekerasan yang dialaminya dengan cepat. Sebab bila dibiarkan terus, bisa saja akan terjadi pada masyarakat lainnya. ”Polri adalah pengayom dan pelindung masyarakat. Bukan sebaliknya menganiaya masyarakat seperti ini,” kesalnya.
Petugas medis Puskesmas Dara, Nurahmi mengaku, korban mengalami luka robek pada pelipis kanan dan luka robek pada hidung bagian kiri bawah.”Selain mengalami dua luka robek yang telah dijahit, korbanpun mengalami luka memar pada muka dan sekujur tubuhnya, diduga akibat terkena benda tumpul,” jelasnya singkat.
Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reserse Kriminal AKP. Wendi Oktariansyah, SH S. Ik saat dikonfirmasi di depan SPKT Polres Setempat Jum’at (26/9) malam mengaku, saat ini pihaknya telah menerima laporan dari korban atas dugaan pengeroyokan itu. ”Laporannya telah kami terima, kami akan melakukan penyelidikan dulu terkait kasus pengeroyokan ini,” jelasnya.
Hingga kini pihaknya belum berani menyimpulkan bahwa yang melakukan pengeroyokan tersebut adalah oknum anggota Brimob Bima. Ciri berambut cepat yang disebut korban diakui belum tentu Anggota Brimob. ”Masyarakat saja bisa cukur model cepak kaya Anggota, tapi kami akan terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa sebenarnya pelaku yang mengeroyok korban,” katanya.
Pantauan wartawan Koran Stabilitas, sekitar pukul 22.33 Wita usai melaporkan kasus tersebut ke SPKT Polres Bima Kota. Korban serta belasan warga mendatangi Markas Komando (Mako) Brimob Bima. Terlihat dari kejauhan, puluhan Anggota Brimob dikumpulkan didepan markas tersebut. Wartawan tidak bisa mengetahui secara pasti apa yang dibicarakan dalam lingkungan Brimob, karena tidak diperbolehkan masuk. (KS-05)
COMMENTS