Belakangan ini, publik seolah tak sabar menanti siapa saja kandidat yang bakal bertarung pada pesta demokrasi untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bima Periode 2015-2020 mendatang.
Belakangan ini, publik seolah tak sabar menanti siapa saja kandidat yang bakal bertarung pada pesta demokrasi untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Bima Periode 2015-2020 mendatang. Masalahnya, selama ini para figure hanya menyatakan kesiapan untuk maju, tapi belum satupun yang memastikan diri untuk maju sebagai kandidat Bupati dan Cawabup Bima. Padahal, jadwal pemilihan tinggal beberapa bulan lagi.
.bmp "Pasangan H.Syafrudin dan Ady Diakadkan")
Terkadang permainan, trik dan strategi dalam dunia Politik sulit ditebak, karena dapat berubah dalam waktu sekejap. Kadang ada yang menggunakan nurani dalam bertindak, kadang pula ada yang menghabiskan rival politiknya dengan cara yang tidak beretika, sadisme politik. Tak perduli satu kader Partai, yang penting ambisi untuk mewujudkan mimpi besar demi sebuah gengsi dan harga diri dapat terwujud. Namun yang menarik dalam dunia politik, tidak ada musuh abadi dan tidak ada pula teman sejati. Semua itu bisa berubah ketika ada deal politik , memiliki kesamaan tekad, kemauan dan kesamaan tujuan demi dan untuk sebuah kemenangan. Slogan Politik, tidak ada musuh abadi dan tidak ada teman sejati sepertinya bukan slogan kosong semata, melainkan memang benar-benar terjadi dalam dunia nyata. Seperti yang dialami Incumbent Bupati Bima, Drs,H.Syafrudin, HM.Nur,M.Pd dan Ketua DPD PAN Kabupaten Bima, Ady Mahyudin. Kedua kader PAN itu dipastikan akan berdampingan sebagai pasangan Cabup-Cawabup Bima periode 2015-2020 mendatang, karena Kamis malam kemarin, keduana telah melakukan akad didepan ratusan tokoh masyarakat dan para pejabat Pemkab Bima.
Banyak kalangan yang memprediksi, kedua Politikus itu tidak mungkin bisa bersatu, karena beberapa tahun lalu pernah menjadi rival pada pemilihan Ketua DPD PAN Kaupaten Bima. Hasilnya, pemilihan itu dimenangkan Ady Mahyudin, sementara H.Syafrudin hijrah ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Pindahnya Kader PAN ke Nasdem merupakan bukti bahwa gengsi dan harga diri dalam pertarungan politik lebih berharga dari finansial. Kasarnya, lebih baik kalah uang ketimbang kalah dalam pertarungan politik. Karier politik dan polularitas H.Syafrudin tidak menurun pasca dikalahkan Ady saat pemilihan Ketua DPD PAN Kabupaten Bima. Malah semakin dikenal, karena selain pernah menduduki kursi dewan dengan posisi Wakil Ketua Dewan, pengusaha dan menjadi tenaga pendidik (guru), tapi juga kian populer saat menjadi Wabup dari Bupati Bima, H.Ferry Zulkarnain, ST (Fersy Rakyat) periode 2010-2015 lalu.
Dalam melanjutkan masa kepemimpinan yang ditinggalkan mendiang almarhum Bupati Bima, H.Ferry Zulkarnain, ST, Ketua Dewan Pembina Nasdem itu kerap kali didesak untuk segera mengambil sikap tegas pada Pilkada periode selanjutnya. Minimal, membidik siapa figure yang pantas, layak dan memiliki kesamaan Visi-Misi untuk kemajuan daerah dan rakyat Kabupaten Bima. Meski kerap kali ditanyakan soal Pilkada, akan tetapi orang nomor satu di Kabupaten Bima itu tidak terlalu buka-bukaan soal kesiapanya menjelang Pilkada tersebut. Baginya, fokus untuk membangun daerah merupakan mimpi besar yang harus segera diwujudkan. Mengingat, ia sadar tugas dan jabatan yang diemban saat ini merupakan amanah yang mesti dijalankan.
Salah satu langkah politik H.Syafrudin yang mengagetkan publik termasuk insan media, LSM dan Aktivis termasuk birokrasi baik Kota maupun Kabupaten Bima yakni dengan tiba-tiba menggelar acara silaturahmi politik Kamis (04/9) di kebun miliknya yang berlokasi di Oi Ni,u Desa Panda Kecamatan Palibelo. Dalam moment itu seolah tak terbantahkan kembali bersatunya kedua Kader PAN yang kemudian dikemas dalam sebuah akad nikah politik. Meski belum diresmikan melalui deklarasi, tetapi akad politik itu seolah menjadi jawaban atas rasa penasaran rakyat Kabupaten Bima termasuk rival politik yang akan menjadi saingan pada pentas bergengsi tersebut.
Pilihan H.Syafrudin menjalin kebersamaan dengan Pimpinan Dewan Kabupaten Bima periode 2009-2014 itu merupakan langkah yang tepat, karena hanya ada dua kader Parpol yang menjadi kunci kemenangan Pilkada periode selanjutnya yakni Ady Mahyudin dan istri almarhum Dae Fery yakni Hj.Indah Damayanti Putri (Dae Dinda). Namun kedua figure itu harus jadi orang nomor dua (pendamping). Seolah tak mau larut dalam sebuah pilihan, H.Syafrudin akhirnya menentukan sikap dengan memilih Ady Mahyudin sebagai pendampingnya pada pesta lima tahunan tersebut. “Saya sangat bangga ketika dipilih sebagai pendamping oleh Bupati Bima pada Pilkada periode ini. Saya juga menghargai tawaran keluarga besar H.Syafrudin yang mendatangi kediaman saya demi tujuan menyatukan kami untuk persiapan Pemilihan Bupati dan Wabup Bima,” kata Ady Mahyudin saat menyampaikan sambutan pada moment silaturahmi politik tersebut.
Moment silaturahmi yang dirangkaikan dengan akad kedua figure dimaksud bukan hanya karena penguatan dukungan politik menjelang Pilkada, melainkan sudah terjalin jauh sebelumnya. Karena, terjalin ikatan suci (nikah) antara kedua keluarga besar kedua kader parpol tersebut. Jadi bukan sesuatu yang berlebihan, apabila pernikahan antar kedua keluarga itu merupakan salah satu pintu masuk untuk menyatukan kedua kader itu sebagai petarung pada Pesta Demokrasi untuk merebut orang nomor satu dan nomor dua di Kabupaten Bima tersebut. “Kami sudah bersatu jauh sebelumnya, sama-sama dibesarkan oleh PAN, kemudian diperkuat dengan bersatunya pasangan dua sejoli dari keluarga kami. Sehingga, bukan sesuatu yang mustahil apabila kami bersatu kembali, meski melalui usaha dan perjuangan keras orang-orang yang berkeinginan menyatukan kami. Tujuanya semata-mata ingin memajukan Daerah Kabupaten Bima,” ujarnya.
Diakhir sambutanya, Ady meminta dukungan, do,a dan restu seluruh rakyat Kabupaten Bima, karena kemenangan demi mewujudkan impian untuk memajukan Kabupaten Bima tidak akan terwujud tanpa memperoleh dukungan dari rakyat. Sebab, rakyatlah yang memiliki hak untuk menentukan pililhan terhadap para pasangan calon yang bersaing pada pentas bergengsi. “Saya mohon dukungan, do,a dan restu seluruh rakyat Kabupaten Bima, sehingga apa yang kami cita-citakan demi kemajuan rakyat dan daerah dapat segera diwujudkan. Saya yakin rakyat sudah cerdas dalam menentukan pilihan pada pilkada nantinya,” pintahnya.
Usai kesempatan Ady,giliran H.Syafrudin yang menyampaikan sambutan pada moment bermakna tersebut. Katanya, suasana kebersamaan keduanya sudah terjalin jauh sebelum kegiatan ini dilaksanakan. Hanya saja, baru diungkap pada publik. Moment ini, semakin berarti ketika dirinya dan Ady dapat kembali bersama sebagai Kader PAN. “Rumah saya adalah rumahnya Ady juga, kami sama-sama dibesarkan oleh PAN. Jadi, kebersamaan dan kerjasama ini akan terus berlanjut,” tuturnya.
ia tak menampik, apabila kegiatan ini merupakan moment politik, sebab pengurus PAN dan Nasdem bertatap muka pada kesempatan tersebut. Apalagi selama ini, keberadaan PAN sebagai salah satu Parpol yang mengantarkan beberapa Kadernya untuk duduk dikursi dewan sudah bekerjasama dan memberikan konstribusi besar untuk kemajuan Kabupaten Bima. “PAN adalah partai yang membesarkan saya, jadi saya harus bersama PAN hingga impian kami untuk kemajuan Kabupaten Bima dapat terwujud. Saya sadar kesuksesan saya menjadi Bupati Bima tidak terlepas dari peranan PAN. Jadi, saat ini saya berdiri tak hanya sebagai Bupati, tapi juga sebagai kader PAN,” tandasnya.
pada kesempatan itu, H.Syafrudin menyinggung soal kehadiran sejumlah Pejabat Kabupaten Bima pada acara yang bernuansa politis tersebut. Diakuinya, kehadiran para pejabat bukan karena diundang tapi karena inisiatif pribadi. Meski tidak dibenarkan untuk terlibat dalam politik praktis, tetapi PNS memiliki hak untuk memilih pada Pilkada yang akan digelar 2015 mendatang. “PNS memang dilarang terlibat apalagi terlibat langsung dalam politik, karena tidak dibenarkan dalam aturan. Bahkan, bila terbukti PNS itu akan dikenakan sanksi. Tapi, PNS juga diwajibkan untuk memberikan hak pilih pada saatnya nanti. Perlu saya tegaskan, kehadiran para pejabat saat ini bukan karena diundang, tapi benar-benar berangkat dari kemauan mereka masing-masing,” tegasnya. (KS-09)
Banyak kalangan yang memprediksi, kedua Politikus itu tidak mungkin bisa bersatu, karena beberapa tahun lalu pernah menjadi rival pada pemilihan Ketua DPD PAN Kaupaten Bima. Hasilnya, pemilihan itu dimenangkan Ady Mahyudin, sementara H.Syafrudin hijrah ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Pindahnya Kader PAN ke Nasdem merupakan bukti bahwa gengsi dan harga diri dalam pertarungan politik lebih berharga dari finansial. Kasarnya, lebih baik kalah uang ketimbang kalah dalam pertarungan politik. Karier politik dan polularitas H.Syafrudin tidak menurun pasca dikalahkan Ady saat pemilihan Ketua DPD PAN Kabupaten Bima. Malah semakin dikenal, karena selain pernah menduduki kursi dewan dengan posisi Wakil Ketua Dewan, pengusaha dan menjadi tenaga pendidik (guru), tapi juga kian populer saat menjadi Wabup dari Bupati Bima, H.Ferry Zulkarnain, ST (Fersy Rakyat) periode 2010-2015 lalu.
Dalam melanjutkan masa kepemimpinan yang ditinggalkan mendiang almarhum Bupati Bima, H.Ferry Zulkarnain, ST, Ketua Dewan Pembina Nasdem itu kerap kali didesak untuk segera mengambil sikap tegas pada Pilkada periode selanjutnya. Minimal, membidik siapa figure yang pantas, layak dan memiliki kesamaan Visi-Misi untuk kemajuan daerah dan rakyat Kabupaten Bima. Meski kerap kali ditanyakan soal Pilkada, akan tetapi orang nomor satu di Kabupaten Bima itu tidak terlalu buka-bukaan soal kesiapanya menjelang Pilkada tersebut. Baginya, fokus untuk membangun daerah merupakan mimpi besar yang harus segera diwujudkan. Mengingat, ia sadar tugas dan jabatan yang diemban saat ini merupakan amanah yang mesti dijalankan.
Salah satu langkah politik H.Syafrudin yang mengagetkan publik termasuk insan media, LSM dan Aktivis termasuk birokrasi baik Kota maupun Kabupaten Bima yakni dengan tiba-tiba menggelar acara silaturahmi politik Kamis (04/9) di kebun miliknya yang berlokasi di Oi Ni,u Desa Panda Kecamatan Palibelo. Dalam moment itu seolah tak terbantahkan kembali bersatunya kedua Kader PAN yang kemudian dikemas dalam sebuah akad nikah politik. Meski belum diresmikan melalui deklarasi, tetapi akad politik itu seolah menjadi jawaban atas rasa penasaran rakyat Kabupaten Bima termasuk rival politik yang akan menjadi saingan pada pentas bergengsi tersebut.
Pilihan H.Syafrudin menjalin kebersamaan dengan Pimpinan Dewan Kabupaten Bima periode 2009-2014 itu merupakan langkah yang tepat, karena hanya ada dua kader Parpol yang menjadi kunci kemenangan Pilkada periode selanjutnya yakni Ady Mahyudin dan istri almarhum Dae Fery yakni Hj.Indah Damayanti Putri (Dae Dinda). Namun kedua figure itu harus jadi orang nomor dua (pendamping). Seolah tak mau larut dalam sebuah pilihan, H.Syafrudin akhirnya menentukan sikap dengan memilih Ady Mahyudin sebagai pendampingnya pada pesta lima tahunan tersebut. “Saya sangat bangga ketika dipilih sebagai pendamping oleh Bupati Bima pada Pilkada periode ini. Saya juga menghargai tawaran keluarga besar H.Syafrudin yang mendatangi kediaman saya demi tujuan menyatukan kami untuk persiapan Pemilihan Bupati dan Wabup Bima,” kata Ady Mahyudin saat menyampaikan sambutan pada moment silaturahmi politik tersebut.
Moment silaturahmi yang dirangkaikan dengan akad kedua figure dimaksud bukan hanya karena penguatan dukungan politik menjelang Pilkada, melainkan sudah terjalin jauh sebelumnya. Karena, terjalin ikatan suci (nikah) antara kedua keluarga besar kedua kader parpol tersebut. Jadi bukan sesuatu yang berlebihan, apabila pernikahan antar kedua keluarga itu merupakan salah satu pintu masuk untuk menyatukan kedua kader itu sebagai petarung pada Pesta Demokrasi untuk merebut orang nomor satu dan nomor dua di Kabupaten Bima tersebut. “Kami sudah bersatu jauh sebelumnya, sama-sama dibesarkan oleh PAN, kemudian diperkuat dengan bersatunya pasangan dua sejoli dari keluarga kami. Sehingga, bukan sesuatu yang mustahil apabila kami bersatu kembali, meski melalui usaha dan perjuangan keras orang-orang yang berkeinginan menyatukan kami. Tujuanya semata-mata ingin memajukan Daerah Kabupaten Bima,” ujarnya.
Diakhir sambutanya, Ady meminta dukungan, do,a dan restu seluruh rakyat Kabupaten Bima, karena kemenangan demi mewujudkan impian untuk memajukan Kabupaten Bima tidak akan terwujud tanpa memperoleh dukungan dari rakyat. Sebab, rakyatlah yang memiliki hak untuk menentukan pililhan terhadap para pasangan calon yang bersaing pada pentas bergengsi. “Saya mohon dukungan, do,a dan restu seluruh rakyat Kabupaten Bima, sehingga apa yang kami cita-citakan demi kemajuan rakyat dan daerah dapat segera diwujudkan. Saya yakin rakyat sudah cerdas dalam menentukan pilihan pada pilkada nantinya,” pintahnya.
Usai kesempatan Ady,giliran H.Syafrudin yang menyampaikan sambutan pada moment bermakna tersebut. Katanya, suasana kebersamaan keduanya sudah terjalin jauh sebelum kegiatan ini dilaksanakan. Hanya saja, baru diungkap pada publik. Moment ini, semakin berarti ketika dirinya dan Ady dapat kembali bersama sebagai Kader PAN. “Rumah saya adalah rumahnya Ady juga, kami sama-sama dibesarkan oleh PAN. Jadi, kebersamaan dan kerjasama ini akan terus berlanjut,” tuturnya.
ia tak menampik, apabila kegiatan ini merupakan moment politik, sebab pengurus PAN dan Nasdem bertatap muka pada kesempatan tersebut. Apalagi selama ini, keberadaan PAN sebagai salah satu Parpol yang mengantarkan beberapa Kadernya untuk duduk dikursi dewan sudah bekerjasama dan memberikan konstribusi besar untuk kemajuan Kabupaten Bima. “PAN adalah partai yang membesarkan saya, jadi saya harus bersama PAN hingga impian kami untuk kemajuan Kabupaten Bima dapat terwujud. Saya sadar kesuksesan saya menjadi Bupati Bima tidak terlepas dari peranan PAN. Jadi, saat ini saya berdiri tak hanya sebagai Bupati, tapi juga sebagai kader PAN,” tandasnya.
pada kesempatan itu, H.Syafrudin menyinggung soal kehadiran sejumlah Pejabat Kabupaten Bima pada acara yang bernuansa politis tersebut. Diakuinya, kehadiran para pejabat bukan karena diundang tapi karena inisiatif pribadi. Meski tidak dibenarkan untuk terlibat dalam politik praktis, tetapi PNS memiliki hak untuk memilih pada Pilkada yang akan digelar 2015 mendatang. “PNS memang dilarang terlibat apalagi terlibat langsung dalam politik, karena tidak dibenarkan dalam aturan. Bahkan, bila terbukti PNS itu akan dikenakan sanksi. Tapi, PNS juga diwajibkan untuk memberikan hak pilih pada saatnya nanti. Perlu saya tegaskan, kehadiran para pejabat saat ini bukan karena diundang, tapi benar-benar berangkat dari kemauan mereka masing-masing,” tegasnya. (KS-09)
COMMENTS