Sebanyak 133 orang warga Kecamatan Donggo Kabupaten Bima dari dua desa yakni Desa Kala dan Manggekompo menderita keracunan massal selama dua hari terakhir ini.
Sebanyak 133 orang warga Kecamatan Donggo Kabupaten Bima dari dua desa yakni Desa Kala dan Manggekompo menderita keracunan massal selama dua hari terakhir ini. Para korban diduga keracunan usai menyatap Oha Mina, yang dibawa warga saat pulang hajatan di Desa Taloko Kecamatan Sanggar. Dugaan sementara, Oha Mina tersebut sudah basi dan mengandung bakteri berbahaya.
Akibat kejadian itu, semua ruangan di Puskesmas Donggo penuh dengan pasien keracunan dan tak mampu lagi menampung. Bahkan, para korban terpaksa dirawat diluar ruangan menggunakan tenda dan tempat tidur bantuan dari Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Bima. Sebagian pasien harus dirujuk ke Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Bima karena menderita keracunan cukup parah.
Salah satu korban, M. Syarif mengungkapkan, kejadian berawal saat beberapa warga Desa Kala dan Manggekompo menghadiri hajatan hataman Al-Qur’an di Desa Talolo Kecamatan Sanggar, Sabtu (20/9) sore lalu. Sepulang dari hajatan itu, warga yang hadir membawa Oha Mina sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan para tetangga. Nasi khas masyarakat Bima yang dibalut minyak itu baru dikonsumsi warga Minggu (21/9) pagi hingga sore harinya.
“Warga baru merasakan gejala keracunan Minggu malamnya setelah beberapa jam mengkonsumsi Oha Mina. Awalnya, saya menyangka hanya pusing dan mual biasa. Ternyata setelah kelamaan saya muntah, begitupun warga lainnya,” ungkap Syarif melalui telepon seluler, Selasa (23/9).
Pada Minggu malam lanjutnya, jumlah korban baru sekitar 20 orang. Namun, esok harinya korban keracunan semakin bertambah banyak dan merasakan gejala yang sama. Sebagian besar korban didominasi anak-anak, ibu dan wanita lanjut usia. Hingga saat ini jumlah korban dari warga setempat diakui sudah ratusan dan sebagian dirawat di Puskesmas. “Kemungkinan akan terus bertambah bila tidak segera ditangani. Saya sendiri masih lemas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Drs. Hefdin Umar, Apt, mengaku jumlah korban keracunan berdasarkan data terakhir yakni sebanyak 120 orang. Awalnya korban hanya berjumlah 40 orang pada hari pertama. Mereka langsung ditangani di Puskesmas Donggo. Jumlah korban terus bertambah pada hari kedua hingga kemarin malam mencapai 120 orang.
Umumnya jelas Kadis, para korban mengalami gejala mual, pusing dan muntah-muntah. Dugaan sementara, keracunan itu disebabkan karena Oha Mina yang dikonsumsi warga dari hajatan hatamal Al-Qur’an di Desa Taloko Kecamatan Sanggar. Untuk mengetahui penyebab pasti keracunan warga, pihaknya telah mengambil sampel Oha Mina dan muntahan korban. Selanjutnya sampel itu dikirim ke BPOM Mataram untuk diteliti kandungan didalamnya.
“Tim medis dan tim gerak cepat Dinas Kesehatan sudah turun langsung dan standby di Puskesmas. Bahkan, ada mobil khusus yang ditempatkan untuk menjemput warga yang menjadi korban untuk dibawa ke Puskesmas terdekat,” ungkapnya.
Berbagai kebutuhan untuk pengobatan korban terangnya, seperti obat-obatan, cairan opname dan bantuan tanggap darurat juga dikerahkan. Setelah ditangani tim medis, sebagian korban berangsung membair bahkan diantaranya ada yang sudah pulang kerumah. Namun, sebanyak tiga korban dirujuk ke BLUD Bima karena mengalami keracunan cukup parah.
Dia juga mengaku, para korban didominasi wanita dan anak-anak. Data yang dihimpun tim medis, ada 16 anak, sisanya wanita dan dua diantaranya ada wanita hamil. Selain korban dari Donggo, ada empat korban lainnya berasal dari Taloko dan dirawat di Puskesmas Sanggar. “Karena ini kejadian luar biasa, kita sudah laporkan ke Pemerintah Propinsi agar mendapat perhatian khusus,” tandasnya.
Ditempat terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Bima, Drs. A. Wahab, mengakui, pihaknya telah turun memberikan bantuan tanggap darurat kepada para korban. Bantuan sementara yang diberikan yakni berupa tenda dan tempat tidur darurat untuk pasien yang tak muat ditampung Puskesmas. “Kita juga telah menurunkan anggota untuk membantu tim medis menangani korban di Puskesmas Donggo,” ungkap Wahab. (KS-13)
Akibat kejadian itu, semua ruangan di Puskesmas Donggo penuh dengan pasien keracunan dan tak mampu lagi menampung. Bahkan, para korban terpaksa dirawat diluar ruangan menggunakan tenda dan tempat tidur bantuan dari Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Bima. Sebagian pasien harus dirujuk ke Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Bima karena menderita keracunan cukup parah.
Salah satu korban, M. Syarif mengungkapkan, kejadian berawal saat beberapa warga Desa Kala dan Manggekompo menghadiri hajatan hataman Al-Qur’an di Desa Talolo Kecamatan Sanggar, Sabtu (20/9) sore lalu. Sepulang dari hajatan itu, warga yang hadir membawa Oha Mina sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan para tetangga. Nasi khas masyarakat Bima yang dibalut minyak itu baru dikonsumsi warga Minggu (21/9) pagi hingga sore harinya.
“Warga baru merasakan gejala keracunan Minggu malamnya setelah beberapa jam mengkonsumsi Oha Mina. Awalnya, saya menyangka hanya pusing dan mual biasa. Ternyata setelah kelamaan saya muntah, begitupun warga lainnya,” ungkap Syarif melalui telepon seluler, Selasa (23/9).
Pada Minggu malam lanjutnya, jumlah korban baru sekitar 20 orang. Namun, esok harinya korban keracunan semakin bertambah banyak dan merasakan gejala yang sama. Sebagian besar korban didominasi anak-anak, ibu dan wanita lanjut usia. Hingga saat ini jumlah korban dari warga setempat diakui sudah ratusan dan sebagian dirawat di Puskesmas. “Kemungkinan akan terus bertambah bila tidak segera ditangani. Saya sendiri masih lemas,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Drs. Hefdin Umar, Apt, mengaku jumlah korban keracunan berdasarkan data terakhir yakni sebanyak 120 orang. Awalnya korban hanya berjumlah 40 orang pada hari pertama. Mereka langsung ditangani di Puskesmas Donggo. Jumlah korban terus bertambah pada hari kedua hingga kemarin malam mencapai 120 orang.
Umumnya jelas Kadis, para korban mengalami gejala mual, pusing dan muntah-muntah. Dugaan sementara, keracunan itu disebabkan karena Oha Mina yang dikonsumsi warga dari hajatan hatamal Al-Qur’an di Desa Taloko Kecamatan Sanggar. Untuk mengetahui penyebab pasti keracunan warga, pihaknya telah mengambil sampel Oha Mina dan muntahan korban. Selanjutnya sampel itu dikirim ke BPOM Mataram untuk diteliti kandungan didalamnya.
“Tim medis dan tim gerak cepat Dinas Kesehatan sudah turun langsung dan standby di Puskesmas. Bahkan, ada mobil khusus yang ditempatkan untuk menjemput warga yang menjadi korban untuk dibawa ke Puskesmas terdekat,” ungkapnya.
Berbagai kebutuhan untuk pengobatan korban terangnya, seperti obat-obatan, cairan opname dan bantuan tanggap darurat juga dikerahkan. Setelah ditangani tim medis, sebagian korban berangsung membair bahkan diantaranya ada yang sudah pulang kerumah. Namun, sebanyak tiga korban dirujuk ke BLUD Bima karena mengalami keracunan cukup parah.
Dia juga mengaku, para korban didominasi wanita dan anak-anak. Data yang dihimpun tim medis, ada 16 anak, sisanya wanita dan dua diantaranya ada wanita hamil. Selain korban dari Donggo, ada empat korban lainnya berasal dari Taloko dan dirawat di Puskesmas Sanggar. “Karena ini kejadian luar biasa, kita sudah laporkan ke Pemerintah Propinsi agar mendapat perhatian khusus,” tandasnya.
Ditempat terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Bima, Drs. A. Wahab, mengakui, pihaknya telah turun memberikan bantuan tanggap darurat kepada para korban. Bantuan sementara yang diberikan yakni berupa tenda dan tempat tidur darurat untuk pasien yang tak muat ditampung Puskesmas. “Kita juga telah menurunkan anggota untuk membantu tim medis menangani korban di Puskesmas Donggo,” ungkap Wahab. (KS-13)
COMMENTS