Keseriusan Pemerintah Kota Bima dibawah kendali kakak beradik HM Qurais H. Abidin dan H. A Rahman H Abidin, SE dalam membangun Kota Bima
Keseriusan Pemerintah Kota Bima dibawah kendali kakak beradik HM Qurais H. Abidin dan H. A Rahman H Abidin, SE dalam membangun Kota Bima menjadi salah satu Kota besar layaknya Kota lainnya tidak diragukan lagi. Ini terbukti dengan berbagai terobosan dan strategi diantaranya bekerja sama dengan salah satu universitas terbaik di Asia Tenggara, yakni Universitas Kristen Petra Surabaya untuk mengakselerasi percepatan pembangunan di Kota Bima.
Kerjasama yang ditandai dengan penandatangan kesepahaman (MoU) antara pemerintah Kota Bima dan Universitas Kristen Petra Surabaya pada Oktober 2013 lalu, saat ini telah mencapai hasil. Yakni grand design awal pembangunan kawasan Ni’u dan Amahami.
Hal itu terungkap dalam acara FGD (Focus Group Disccussion) I Perencanaan Desain Arsitektur Kawasan strategis Kota Bima. Kegiatan itu dilaksanakan Selasa (16/09) di aula SMKN 3 Kota Bima. Dihadiri oleh Wakil Walikota Bima H. A Rahman H. Abidin SE, Plh. Sekretaris Daerah Kota Bima Ir Hj. Rini Indriati, Anggota DPRD Kota Bima dan para pimpinan SKPD Lingkup Pemerintah Kota Bima. Mereka ikut menyaksikan pemaparan langsung tentang grand design awal kawasan Ni’u-Amahami dari Tim dari Universitas Kristen Petra Surabaya yang beranggotakan 6 (enam) orang yakni Ir. Benny Poerbantanoe, MSP, Dekan Fakultas Teknik Univ. Petra Timoticin Quanda, dan empat anggota lainnya.
Ketua Panitia Kegiatan, Kepala Bappeda Kota Bima, Ir. Hj St Jainab menjelaskan, bahwa kegiatan FGD ini dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh masukan dan informasi melengkapi desain yang telah disusun oleh Univ. Petra Surabaya. Selain itu pula hal ini dilaksanakan untuk membuat desain pengembangan kawasan di Kota Bima sesuai dengan ciri khas daerah dan budaya yang ada. “Kegiatan FGD ini akan dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali, dan ini merupakan FGD pertama, dengan diikuti sebanyak 50 orang peserta”, jelas Umi Jainab dikutip dari Plt Kabag Humas dan Protokol, Ihya Gazali, S.Sos.
Perwakilan Univ. Petra, Ir. Benny Poerbantanoe, MSP menjelaskan, bahwa kawasan Pantai Niu-Lawata-Amahami dan Kolo Kota Bima merupakan salah satu kawasan strategis Kota Bima dari sudut kepentingan ekonomi. Kawasan pantai tersebut diperuntukkan dan berfungsi sebagai kawasan pariwisata serta kawasan perdagangan dan jasa sekaligus sebagai gerbang utama Kota Bima.
Kota bima juga disebutnya sebagai Kota tepian air (waterfront city) dan Amahami sebagai pusat titik pengembangannya. “Sebagai kawasan strategis ekonomi, maka kawasan pantai tersebut perlu diberikan ciri khusus, baik secara fisik maupun ekonomi, sosial dan budaya, sehingga kawasan ini menjadi landmark Kota Bima”, jelasnya
Kawasan Amahami ini juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat taman hiburan pantai, pusat rekreasi keluarga, ruang terbuka, fasilitas umum, perhotelan, dan lain sebagainya melalui konsep reklamasi dan penataan kawasan pesisir pantai yang tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem pantai.
Kawasan Pantai Kolo lebih khusus lagi merupakan panorama wisata pantai yang sangat potensial untuk dikembangkan, sehingga koridor pantai mulai dari Pantai Niu, Pantai Lawata, Pantai Amahami, Pantai Ule, sampai Pantai Kolo, benar-benar dapat diwujudkan menjadi kawasan strategis yang mampu mencirikan eksistensi Kota Bima secara ekonomi, ekologi, dan sosial budaya.
Untuk mengoptimalkan fungsi kawasan Amahami secara optimal sebagai salah satu kawasan wisata yang terintegrasi dengan rencana pengembangan kawasan lain di sekitarnya. “Dan pelaksanaan FGD ini adalah wahana untuk belajar dan saling mengisi dari kemajuan Kota Bima”, papar Benny.
Wakil Walikota Bima, H. A Rahman H Abidin dalam arahannya menyatakan, berkaitan dengan kebutuhan penyiapan grand design inilah maka Pemerintah Kota Bima meminta dukungan dan partisipasi dari seluruh peserta FGD yang hadir agar grand design awal yang telah ada bisa disempurnakan tentunya dengan memberikan kritik, masukan dan saran yang membangun. Sehingga nantinya didapatkan desain akhir yang benar-benar sempurna dan memberikan ciri khas sesuai dengan budaya dan sejarah masyarakat Kota Bima.
Wawali menyadari bahwa Kota Bima masih banyak keterbatasan. Namun dengan kemauan yang kuat dan kerja keras bahkan kami ingin dengan keterbatasan yang ada ini berubah menjadi kelebihan. Apalagi diketahui Univ. Petra adalah yang terbaik dalam meniti kawasan. “Oleh karenanya kerjasama ini kita laksanakan, semoga Amahami ke depannya menjadi Icon dan kebanggaan seluruh masyarakat Kota Bima”, tandas Wawali.
Teluk dan baris pantai panjang yang indah, menjadi satu identitas yang dimiliki Kota Bima dan tidak dimiliki kota lainnya. Tim Universitas Petra optimis bahwa potensi yang dimiliki ini bisa mensejahterakan Kota Bima. Acara diakhiri pemaparan dari Tim Univ. Petra Surabaya yang diiringi decak kagum dari para peserta yang hadir pada FGD siang kemarin. (KS-13)
Kerjasama yang ditandai dengan penandatangan kesepahaman (MoU) antara pemerintah Kota Bima dan Universitas Kristen Petra Surabaya pada Oktober 2013 lalu, saat ini telah mencapai hasil. Yakni grand design awal pembangunan kawasan Ni’u dan Amahami.
Hal itu terungkap dalam acara FGD (Focus Group Disccussion) I Perencanaan Desain Arsitektur Kawasan strategis Kota Bima. Kegiatan itu dilaksanakan Selasa (16/09) di aula SMKN 3 Kota Bima. Dihadiri oleh Wakil Walikota Bima H. A Rahman H. Abidin SE, Plh. Sekretaris Daerah Kota Bima Ir Hj. Rini Indriati, Anggota DPRD Kota Bima dan para pimpinan SKPD Lingkup Pemerintah Kota Bima. Mereka ikut menyaksikan pemaparan langsung tentang grand design awal kawasan Ni’u-Amahami dari Tim dari Universitas Kristen Petra Surabaya yang beranggotakan 6 (enam) orang yakni Ir. Benny Poerbantanoe, MSP, Dekan Fakultas Teknik Univ. Petra Timoticin Quanda, dan empat anggota lainnya.
Ketua Panitia Kegiatan, Kepala Bappeda Kota Bima, Ir. Hj St Jainab menjelaskan, bahwa kegiatan FGD ini dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh masukan dan informasi melengkapi desain yang telah disusun oleh Univ. Petra Surabaya. Selain itu pula hal ini dilaksanakan untuk membuat desain pengembangan kawasan di Kota Bima sesuai dengan ciri khas daerah dan budaya yang ada. “Kegiatan FGD ini akan dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) kali, dan ini merupakan FGD pertama, dengan diikuti sebanyak 50 orang peserta”, jelas Umi Jainab dikutip dari Plt Kabag Humas dan Protokol, Ihya Gazali, S.Sos.
Perwakilan Univ. Petra, Ir. Benny Poerbantanoe, MSP menjelaskan, bahwa kawasan Pantai Niu-Lawata-Amahami dan Kolo Kota Bima merupakan salah satu kawasan strategis Kota Bima dari sudut kepentingan ekonomi. Kawasan pantai tersebut diperuntukkan dan berfungsi sebagai kawasan pariwisata serta kawasan perdagangan dan jasa sekaligus sebagai gerbang utama Kota Bima.
Kota bima juga disebutnya sebagai Kota tepian air (waterfront city) dan Amahami sebagai pusat titik pengembangannya. “Sebagai kawasan strategis ekonomi, maka kawasan pantai tersebut perlu diberikan ciri khusus, baik secara fisik maupun ekonomi, sosial dan budaya, sehingga kawasan ini menjadi landmark Kota Bima”, jelasnya
Kawasan Amahami ini juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pusat taman hiburan pantai, pusat rekreasi keluarga, ruang terbuka, fasilitas umum, perhotelan, dan lain sebagainya melalui konsep reklamasi dan penataan kawasan pesisir pantai yang tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem pantai.
Kawasan Pantai Kolo lebih khusus lagi merupakan panorama wisata pantai yang sangat potensial untuk dikembangkan, sehingga koridor pantai mulai dari Pantai Niu, Pantai Lawata, Pantai Amahami, Pantai Ule, sampai Pantai Kolo, benar-benar dapat diwujudkan menjadi kawasan strategis yang mampu mencirikan eksistensi Kota Bima secara ekonomi, ekologi, dan sosial budaya.
Untuk mengoptimalkan fungsi kawasan Amahami secara optimal sebagai salah satu kawasan wisata yang terintegrasi dengan rencana pengembangan kawasan lain di sekitarnya. “Dan pelaksanaan FGD ini adalah wahana untuk belajar dan saling mengisi dari kemajuan Kota Bima”, papar Benny.
Wakil Walikota Bima, H. A Rahman H Abidin dalam arahannya menyatakan, berkaitan dengan kebutuhan penyiapan grand design inilah maka Pemerintah Kota Bima meminta dukungan dan partisipasi dari seluruh peserta FGD yang hadir agar grand design awal yang telah ada bisa disempurnakan tentunya dengan memberikan kritik, masukan dan saran yang membangun. Sehingga nantinya didapatkan desain akhir yang benar-benar sempurna dan memberikan ciri khas sesuai dengan budaya dan sejarah masyarakat Kota Bima.
Wawali menyadari bahwa Kota Bima masih banyak keterbatasan. Namun dengan kemauan yang kuat dan kerja keras bahkan kami ingin dengan keterbatasan yang ada ini berubah menjadi kelebihan. Apalagi diketahui Univ. Petra adalah yang terbaik dalam meniti kawasan. “Oleh karenanya kerjasama ini kita laksanakan, semoga Amahami ke depannya menjadi Icon dan kebanggaan seluruh masyarakat Kota Bima”, tandas Wawali.
Teluk dan baris pantai panjang yang indah, menjadi satu identitas yang dimiliki Kota Bima dan tidak dimiliki kota lainnya. Tim Universitas Petra optimis bahwa potensi yang dimiliki ini bisa mensejahterakan Kota Bima. Acara diakhiri pemaparan dari Tim Univ. Petra Surabaya yang diiringi decak kagum dari para peserta yang hadir pada FGD siang kemarin. (KS-13)
COMMENTS