Camat Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima, Drs. Aidin, Sp terpaksa berurusan dengan pihak Kepolisian.
Camat Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima, Drs. Aidin, Sp terpaksa berurusan dengan pihak Kepolisian. Oknum dilaporkan Pegiat LSM Institut Transparansi Kebijakan (ITK) Bima, Is Farhan karena diduga telah menganiaya dirinya. Oknum dilaporkan warga Desa Nipa Kecamatan Ambalawi itu ke Kantor Polsek Ambalawi usai kejadian.
Korban, Farhan (28) yang dihubungi wartawan Kamis (9/10) pagi mengaku, penganiyaan yang dilakukan oknum Camat itu bermula, ketika ia dan belasan temannya menghentikan rombongan Bupati Bima saat sedang menuju Kecamatan Ambalawi untuk kegiatan BBGRM. Saat itu bersama rekannya ingin berdialog dengan Bupati Bima terkait masalah pemberian bantuan oleh Pemerintah Kabupaten Bima untuk Masjid At Taqwa dan Masjid Asifa di Desa Nipa. ”Saat itu, tiba-tiba ada oknum Pegawai yang bernama Muis turun dari mobil pengawalan, langsung mendorong dada saya berkali-kali. Sehingga, saya terpental satu meter,” ceritanya.
Setelah itu lanjutnya, Camat Ambawali (Aidin, red) menarik kerah bajunya sembari menendang dan memukulnya pada bagian mata kiri. Peristiwa itu terjadi Selasa (6/10) sore lalu di depan Masjid Asifa sekitar pukul 17.15 Wita. ”Akibat pukulan oknum Camat itu, sayapun mengalami luka memar. Kasus itu telah saya laporkan ke Polsek Ambalawi,” ujarnya.
Ia berharap kepada pihak Kepolisian Resort Bima Kota, segera mengusut tuntas kasus arogansi oknum Pejabat itu. Sebagai Pegiat LSM di Bima, pihaknya menuntut keadilan. ”Polisi harus bekerja dan memproses kasus ini sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Selain itu, kami meminta agar Bupati Bima segera mencopot Camat yang bersifat arogan itu,” mintanya.
Camat Ambalawi, Drs. Aidin, Sp yang dikonfirmasi via telepon seluler, dengan tegas membantah bahwa dirinya tidak pernah menganiaya Is Farhan. Dia mengaku, saat Bupati Bima menuju Ambalawi untuk BBGRM mereka memblokir jalan. Tapi sebelumnya, mereka telah didekati dan diingatkan agar tidak memblokir jalan itu. ”Karena jalan diblokir, masyarakat berkerumunan. Jadi saya tidak tahu siapa yang memukulnya,” elaknya.
Aidin mengaku, telah mengetahui dirinya dilaporkan ke pihak Kepolisian. Namun, hingga saat ini belum dipanggil oleh Penyidik untuk memberikan keterangan terkait tuduhan pemukulan itu. ”Yang jelas, itu hanya kata Farhan saja. Saya tidak pernah melakukan tindakan bodoh seperti itu,” ungkapnya.
Secara terpisah, Kapolsek Ambalawi, IPDA. Wahyudin yang dikonfirmasi membenarkan adanya laporan terkait penganiyaan yang diduga dilakukan oleh oknum Camat Ambalawi terhadap Farhan. ”Kasus tersebut, saat ini sedang dilakukan penyelidikan,” ujarnya singkat. (KS-05)
Korban, Farhan (28) yang dihubungi wartawan Kamis (9/10) pagi mengaku, penganiyaan yang dilakukan oknum Camat itu bermula, ketika ia dan belasan temannya menghentikan rombongan Bupati Bima saat sedang menuju Kecamatan Ambalawi untuk kegiatan BBGRM. Saat itu bersama rekannya ingin berdialog dengan Bupati Bima terkait masalah pemberian bantuan oleh Pemerintah Kabupaten Bima untuk Masjid At Taqwa dan Masjid Asifa di Desa Nipa. ”Saat itu, tiba-tiba ada oknum Pegawai yang bernama Muis turun dari mobil pengawalan, langsung mendorong dada saya berkali-kali. Sehingga, saya terpental satu meter,” ceritanya.
Setelah itu lanjutnya, Camat Ambawali (Aidin, red) menarik kerah bajunya sembari menendang dan memukulnya pada bagian mata kiri. Peristiwa itu terjadi Selasa (6/10) sore lalu di depan Masjid Asifa sekitar pukul 17.15 Wita. ”Akibat pukulan oknum Camat itu, sayapun mengalami luka memar. Kasus itu telah saya laporkan ke Polsek Ambalawi,” ujarnya.
Ia berharap kepada pihak Kepolisian Resort Bima Kota, segera mengusut tuntas kasus arogansi oknum Pejabat itu. Sebagai Pegiat LSM di Bima, pihaknya menuntut keadilan. ”Polisi harus bekerja dan memproses kasus ini sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Selain itu, kami meminta agar Bupati Bima segera mencopot Camat yang bersifat arogan itu,” mintanya.
Camat Ambalawi, Drs. Aidin, Sp yang dikonfirmasi via telepon seluler, dengan tegas membantah bahwa dirinya tidak pernah menganiaya Is Farhan. Dia mengaku, saat Bupati Bima menuju Ambalawi untuk BBGRM mereka memblokir jalan. Tapi sebelumnya, mereka telah didekati dan diingatkan agar tidak memblokir jalan itu. ”Karena jalan diblokir, masyarakat berkerumunan. Jadi saya tidak tahu siapa yang memukulnya,” elaknya.
Aidin mengaku, telah mengetahui dirinya dilaporkan ke pihak Kepolisian. Namun, hingga saat ini belum dipanggil oleh Penyidik untuk memberikan keterangan terkait tuduhan pemukulan itu. ”Yang jelas, itu hanya kata Farhan saja. Saya tidak pernah melakukan tindakan bodoh seperti itu,” ungkapnya.
Secara terpisah, Kapolsek Ambalawi, IPDA. Wahyudin yang dikonfirmasi membenarkan adanya laporan terkait penganiyaan yang diduga dilakukan oleh oknum Camat Ambalawi terhadap Farhan. ”Kasus tersebut, saat ini sedang dilakukan penyelidikan,” ujarnya singkat. (KS-05)
COMMENTS