Dua bocah asal Desa Ndano Kecamatan Madapanggan Kabupaten Bima, masing-masing bernama Ais (2 tahun) dan Intan Umur (7 tahun) menderita keracunan usai menyantap ayam potong.
Dua bocah asal Desa Ndano Kecamatan Madapanggan Kabupaten Bima, masing-masing bernama Ais (2 tahun) dan Intan Umur (7 tahun) menderita keracunan usai menyantap ayam potong. Diduga, ayam potong itu sudah lama disimpan dan kondisinya sudah tidak steril lagi serta mengandung bakteri.
Berdasarkan pengakuan ibu salah satu korban, Rubianti, ayam potong yang dikonsumsi itu dibeli dari pedagang keliling yang menggunakan mobil. Namun usai daging ayam dimasak dan disantap, anaknya tiba-tiba muntah, mencret, lemah dan tidak bisa tidur. Dirinya pun memutuskan untuk membawa anaknya itu ke dokter terdekat.
“Dokter bilang, daging ayam yang dikonsumsi sudah lama disimpan dan mengandung bakteri. Anak saya juga katanya alergi dengan daging ayam potong dan tidak boleh mengkonsumsinya,” ungkap dia ditemui di desa setempat, kemarin.
Diakuinya, ayam potong dari penjual keliling memang harganya jauh lebih murah dari yang dijual pedagang di kampung. Selain itu ayam juga sudah dibersihkan oleh pedagang, tinggal dimasak saja. “Karena murah saya akhirnya membeli, apalagi anak saya ingin sekali makan ayam potong. Tapi tak menyangka akhirnya begini,” kata dia.
Sementara itu, dokterk yang menangani dua korban, Dr. Jatmiko menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan, kedua bocah memang alergi dengan daging ayam potong. Dia menduga, daging ayam potong yang dibeli sudah berhari-hari sehingga dijual murah. Kondisi itu menyebabkan munculnya bakteri pada daging. “Bakteri inilah yang menyerang fisik kedua anak tersebut hingga keracunan,” jelasnya di Puskesmas Kecamatan Bolo
Tak hanya kedua bocah itu kata Jatmiko, beberapa hari lalu, masyarakat Donggo juga menderita keracunan usai menyantap daging ayam potong. “Pada intinya makanan yang kurang bersih akan menimbulkan bakteri, apalagi pada makanan yang telah lama tersimpan,” tandasnya. (KS-11)
Berdasarkan pengakuan ibu salah satu korban, Rubianti, ayam potong yang dikonsumsi itu dibeli dari pedagang keliling yang menggunakan mobil. Namun usai daging ayam dimasak dan disantap, anaknya tiba-tiba muntah, mencret, lemah dan tidak bisa tidur. Dirinya pun memutuskan untuk membawa anaknya itu ke dokter terdekat.
“Dokter bilang, daging ayam yang dikonsumsi sudah lama disimpan dan mengandung bakteri. Anak saya juga katanya alergi dengan daging ayam potong dan tidak boleh mengkonsumsinya,” ungkap dia ditemui di desa setempat, kemarin.
Diakuinya, ayam potong dari penjual keliling memang harganya jauh lebih murah dari yang dijual pedagang di kampung. Selain itu ayam juga sudah dibersihkan oleh pedagang, tinggal dimasak saja. “Karena murah saya akhirnya membeli, apalagi anak saya ingin sekali makan ayam potong. Tapi tak menyangka akhirnya begini,” kata dia.
Sementara itu, dokterk yang menangani dua korban, Dr. Jatmiko menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan, kedua bocah memang alergi dengan daging ayam potong. Dia menduga, daging ayam potong yang dibeli sudah berhari-hari sehingga dijual murah. Kondisi itu menyebabkan munculnya bakteri pada daging. “Bakteri inilah yang menyerang fisik kedua anak tersebut hingga keracunan,” jelasnya di Puskesmas Kecamatan Bolo
Tak hanya kedua bocah itu kata Jatmiko, beberapa hari lalu, masyarakat Donggo juga menderita keracunan usai menyantap daging ayam potong. “Pada intinya makanan yang kurang bersih akan menimbulkan bakteri, apalagi pada makanan yang telah lama tersimpan,” tandasnya. (KS-11)
COMMENTS