Agam Islamiah, 16 tahun terpaksa mendapat perawatan medis. Kedua jari tangan pelajar Sekolah Menengah Atas asal Desa Nata Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima
Agam Islamiah, 16 tahun terpaksa mendapat perawatan medis. Kedua jari tangan pelajar Sekolah Menengah Atas asal Desa Nata Kecamatan Palibelo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) patah karena diduga dipukuli oknum Anggota Satlantas Kepolisian Resort Bima Kota.
Korban, Agam kepada wartawan menceritakan, kasus yang dialaminya terjadi pada Minggu, 12 Oktober 2014 malam saat Satlantas Kepolisian Resort Bima Kota menggelar rajia kendaraan bermotor di perbatasan Kota dan Kabupaten Bima. Ketika itu, korban henda pulang ke rumahnya menggunakan sepeda motor.
Saat melintas imbuhnya, tiba-tiba dicegat anggota Polisi yang sedang melakukan razia. Lantaran kaget tidak melihat tanda-tanda karena gelap, korban langsung menerobos. Namun sejumlah anggota Polisi langsung memukulinya dengan tongkat. “Kedua jari tangan saya patah dan mengalami pendarahan. Selain itu, lutut kanan saya bengkak karena terjatuh dari motor,” ungkap korban, Minggu (12/10).
Usai mendapatkan perawatan medis tambahnya, korban mendatangi Kantor Kepolisian Resort Bima Kota Nusa Tenggara Barat untuk melaporkan kejadian tersebut. Keluarga korban yang mengetahui kejadian itu mengecam tindakan anarkis kepolisian. Mereka berharap Kapolres Bima Kota memberikan pembinaan terhadap oknum aparat yang diduga melakukan tindak penganiyaan itu.
Kepala Satlantas Kepolisian Resort Bima Kota, IPTU Dodyk Hartono yang dikonfirmasi mengaku, kejadian tersebut diluar dari pengontrolannya meski dirinya juga berada di lokasi razia malam itu. Dia berjanji akan segera meminta keterangan kepada anak buahnya yang bertugas saat rajia. “Kalaupun sudah dilaporkan secara hukum, kita menunggu saja bagaimana prosesnya,” imbuh dia. (KS-13)
Korban, Agam kepada wartawan menceritakan, kasus yang dialaminya terjadi pada Minggu, 12 Oktober 2014 malam saat Satlantas Kepolisian Resort Bima Kota menggelar rajia kendaraan bermotor di perbatasan Kota dan Kabupaten Bima. Ketika itu, korban henda pulang ke rumahnya menggunakan sepeda motor.
Saat melintas imbuhnya, tiba-tiba dicegat anggota Polisi yang sedang melakukan razia. Lantaran kaget tidak melihat tanda-tanda karena gelap, korban langsung menerobos. Namun sejumlah anggota Polisi langsung memukulinya dengan tongkat. “Kedua jari tangan saya patah dan mengalami pendarahan. Selain itu, lutut kanan saya bengkak karena terjatuh dari motor,” ungkap korban, Minggu (12/10).
Usai mendapatkan perawatan medis tambahnya, korban mendatangi Kantor Kepolisian Resort Bima Kota Nusa Tenggara Barat untuk melaporkan kejadian tersebut. Keluarga korban yang mengetahui kejadian itu mengecam tindakan anarkis kepolisian. Mereka berharap Kapolres Bima Kota memberikan pembinaan terhadap oknum aparat yang diduga melakukan tindak penganiyaan itu.
Kepala Satlantas Kepolisian Resort Bima Kota, IPTU Dodyk Hartono yang dikonfirmasi mengaku, kejadian tersebut diluar dari pengontrolannya meski dirinya juga berada di lokasi razia malam itu. Dia berjanji akan segera meminta keterangan kepada anak buahnya yang bertugas saat rajia. “Kalaupun sudah dilaporkan secara hukum, kita menunggu saja bagaimana prosesnya,” imbuh dia. (KS-13)
COMMENTS