Sekertaris RSUD Dompu, Arif Munandar membantah keberadaan tempat sampah di depan RSUD setempat mengganggu kesehatan pasien.
Sekertaris RSUD Dompu, Arif Munandar membantah keberadaan tempat sampah di depan RSUD setempat mengganggu kesehatan pasien. Keberadaan alat tersebut sebaliknya malah membantu dan bisa dimanfaatkan RSUD Dompu sebagai tempat untuk menampung limbah non medis.
Bantahan itu disampaikan menyusul adanya keluhan dari Dokter, Dr. Sanoko Tjandra Sp.Sp.OG, yang menilai keberadaan kontainer sebagai sampah mengganggu kesehatan para pasien. Selain itu merusak pemandangan terhadap kebersihan di lokasi setempat. Menurut Arif, keberadaan tempat sampat itu sama sekali tidak mengganggu, tapi justru bermanfaat. Seperti limbah-limbah non medis selama ini bisa ditampung dan dibuang di tempat tersebut.
Dia menilai peryataan dokter Sanoko sangat tidak masuk akal. Sebab tidak mungkin tempat sampah itu mengundang lalat-lalat yang beterbangan sampai ke dalam ruangan dokter tersebut menjalankan tugasnya. ”Logikanya seperti ini aja, seadainya alat kontainer sampah tidak disimpan disini, lantas dimana kami harus membuang sampah limbah non medis. Apa iya, karena mengingat adanya keluhan dari satu orang, kita harus merugikan asas manfaat untuk orang banyak,” tuturnya.
Untuk diketahui Lanjut Arif, tempat sampah di depan RSUD itu masih warjar bila dibandingkan dengan rumah sakit lain yang menyimpan hingga di areal dalam rumah sakit. “Jika mengacu dalam aturan berdirinya sebuah RSUD, memang diharuskan tempat sampah itu dalam lingkungan rumah sakit untuk menampung limbah non medis,” jelasnya.
Justru sambung Arif, keberadaan tempat sampah yang disiapkan itu patut disyukuri karena mampu memberikan manfaat untuk orang banyak. ”Kita selaku pihak RSUD Dompu, harus berterima kasih kepada pihak Dinas PU Dompu, yang telah menyediakan alat itu untuk kepentingan bagi para pasien yang ada disini dan bukan malah mengeluhkan terhadap keberadaan alat itu dilokasi tersebut,” tuturnya.
Arif mengaku, pihaknya sudah merencanakan manajemen pengelolaan sampah dengan memesan alat-alat pendukung untuk menangani sampah yang ada di RSUD Dompu. Rencana itu sekaligus menindaklanjuti saran Anggota DPRD untuk melengkapi alat kebersihan, alat sampah dan mobil sampah. “Kita sudah upayakan dalam DPA. Bahkan, kami juga sudah memesan alat-alat itu. Hanya saja, saat ini kami masih menggunakan alat kontener sampah yang telah disediakan oleh Dinas PU setempat, sambil menunggu pengadaan motor sampah rumah sakit,” jelasnya.
Disinggung, soal adanya limbah medis yang dibuang di tempat sampah itu diakui Arif, bukan kesalahan pihak rumah sakit, tetapi ketidaksadaran para keluarga pasien yang membuang sampah medis bukan pada tempatnya. Padahal, sudah disiapkan keranjang sampah yang disimpan pada masing-masing ruangan. Dalam keranjang sampah itu sudah disiapkan plastik warna merah untuk tempat membuat sampah medis. Sedangan plastik warna hitam untuk sampah non medis.
”Walaupun kami sudah memisahkan tempat-tempat untuk membuat sampah medis dan non medias. Tapi tetap saja, keluarga para pasien membuang sampah medis yang bukan pada tempat yang telah disediakan. Sehingga, tidak heran kalau sampah-sampah medis juga ditemukan di Kontener untuk sampah non medis,” tuturnya.
Sementara itu, Kabid Tata Kota Dinas PU Dompu, H. Albuhairum membenarkan adanya permintaan kontainer sampah oleh RSUD Dompu untuk disimpan dilokasi setempat. Tujuannya agar bisa dimanfaatkan oleh orang banyak, terutama keluarga pasien sebagai tempat membuang dan menampung sampah non medis tersebut. ”Kami memang pernah menarik kembali alat tersebut sebagaimana berdasarkan adanya keluhan dari beberapa orang. Namun, berdasakan permintaan Direktur RSUD Dompu kemarin, meminta kepada kami untuk menyimpan alat tersebut di Rumah Sakit setempat. Dengan tujuan, untuk menampung sampah non medis. Dasar itu, kamipun langsung mengindahkan. Sehingga, itulah alasan kenapa alat itu masih berada di depan pagar RSUD Dompu,” jelasnya. (KS-10)
Bantahan itu disampaikan menyusul adanya keluhan dari Dokter, Dr. Sanoko Tjandra Sp.Sp.OG, yang menilai keberadaan kontainer sebagai sampah mengganggu kesehatan para pasien. Selain itu merusak pemandangan terhadap kebersihan di lokasi setempat. Menurut Arif, keberadaan tempat sampat itu sama sekali tidak mengganggu, tapi justru bermanfaat. Seperti limbah-limbah non medis selama ini bisa ditampung dan dibuang di tempat tersebut.
Dia menilai peryataan dokter Sanoko sangat tidak masuk akal. Sebab tidak mungkin tempat sampah itu mengundang lalat-lalat yang beterbangan sampai ke dalam ruangan dokter tersebut menjalankan tugasnya. ”Logikanya seperti ini aja, seadainya alat kontainer sampah tidak disimpan disini, lantas dimana kami harus membuang sampah limbah non medis. Apa iya, karena mengingat adanya keluhan dari satu orang, kita harus merugikan asas manfaat untuk orang banyak,” tuturnya.
Untuk diketahui Lanjut Arif, tempat sampah di depan RSUD itu masih warjar bila dibandingkan dengan rumah sakit lain yang menyimpan hingga di areal dalam rumah sakit. “Jika mengacu dalam aturan berdirinya sebuah RSUD, memang diharuskan tempat sampah itu dalam lingkungan rumah sakit untuk menampung limbah non medis,” jelasnya.
Justru sambung Arif, keberadaan tempat sampah yang disiapkan itu patut disyukuri karena mampu memberikan manfaat untuk orang banyak. ”Kita selaku pihak RSUD Dompu, harus berterima kasih kepada pihak Dinas PU Dompu, yang telah menyediakan alat itu untuk kepentingan bagi para pasien yang ada disini dan bukan malah mengeluhkan terhadap keberadaan alat itu dilokasi tersebut,” tuturnya.
Arif mengaku, pihaknya sudah merencanakan manajemen pengelolaan sampah dengan memesan alat-alat pendukung untuk menangani sampah yang ada di RSUD Dompu. Rencana itu sekaligus menindaklanjuti saran Anggota DPRD untuk melengkapi alat kebersihan, alat sampah dan mobil sampah. “Kita sudah upayakan dalam DPA. Bahkan, kami juga sudah memesan alat-alat itu. Hanya saja, saat ini kami masih menggunakan alat kontener sampah yang telah disediakan oleh Dinas PU setempat, sambil menunggu pengadaan motor sampah rumah sakit,” jelasnya.
Disinggung, soal adanya limbah medis yang dibuang di tempat sampah itu diakui Arif, bukan kesalahan pihak rumah sakit, tetapi ketidaksadaran para keluarga pasien yang membuang sampah medis bukan pada tempatnya. Padahal, sudah disiapkan keranjang sampah yang disimpan pada masing-masing ruangan. Dalam keranjang sampah itu sudah disiapkan plastik warna merah untuk tempat membuat sampah medis. Sedangan plastik warna hitam untuk sampah non medis.
”Walaupun kami sudah memisahkan tempat-tempat untuk membuat sampah medis dan non medias. Tapi tetap saja, keluarga para pasien membuang sampah medis yang bukan pada tempat yang telah disediakan. Sehingga, tidak heran kalau sampah-sampah medis juga ditemukan di Kontener untuk sampah non medis,” tuturnya.
Sementara itu, Kabid Tata Kota Dinas PU Dompu, H. Albuhairum membenarkan adanya permintaan kontainer sampah oleh RSUD Dompu untuk disimpan dilokasi setempat. Tujuannya agar bisa dimanfaatkan oleh orang banyak, terutama keluarga pasien sebagai tempat membuang dan menampung sampah non medis tersebut. ”Kami memang pernah menarik kembali alat tersebut sebagaimana berdasarkan adanya keluhan dari beberapa orang. Namun, berdasakan permintaan Direktur RSUD Dompu kemarin, meminta kepada kami untuk menyimpan alat tersebut di Rumah Sakit setempat. Dengan tujuan, untuk menampung sampah non medis. Dasar itu, kamipun langsung mengindahkan. Sehingga, itulah alasan kenapa alat itu masih berada di depan pagar RSUD Dompu,” jelasnya. (KS-10)
COMMENTS