Tercatat sudah puluhan Tahun, masyarakat Desa Doridungga Kecamatan Donggo dan Dusun Ndarundere Desa Bajo Kecamatan Soromandi, dihadapkan dengan persoalan krisis air bersih.
Soal Krisis Air Bersih
Tercatat sudah puluhan Tahun, masyarakat Desa Doridungga Kecamatan Donggo dan Dusun Ndarundere Desa Bajo Kecamatan Soromandi, dihadapkan dengan persoalan krisis air bersih. Namun hingga saat ini, persoalan itu tak pernah ditemukan solusinya. Warga setempat membutuhkan perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima dibawah kendali Drs, H.Syafrudin, HM.Nur.M.Pd untuk mengatasi masalah yang tengah dialami ratusan Kepala Keluarga (KK) di dua Desa tersebut.
Meskipun, Pusat sudah menganggarkan miliaran rupiah untuk proyek air bersih di Kecamatan tersebut, tapi tidak ada asas manfaat yang didapat masyarakat setempat. Kecuali, mengalami masalah kebutuhan hidup yang tidak diketahui sampai kapan akan berakhir. Namun, untuk masalah yang bersifat urgent tersebut sangat dibutuhkan perhatian serius dan komitmen moral Pemerintah Daerah. Apalagi, persoalan dimaksud sudah berlangsung lama. “Mungkin mata hati Pemerintah sudah buta, hingga sampai saat ini belum terketuk hatinya untuk mencarikan solusi atas masalah yang sedang kami hadapi. Lagipula, ini bukan persoalan baru tapi telah berlangsung lama,” kata Nurdin, salah seorang warga yang antri menunggu air bersih didepan bak penampungan air.
Diakuinya, untuk mendapat air bersih demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, warga harus mengantri selama berjam-jam. Bahkan, terkadang dari pagi hingga sore hari baru dapat jatah. Sebab, hampir seluruh warga hanya mengandalkan air bersih yang tertampung dalam bak ini. “Bisa lihat sendiri, berapa banyak jerigen milik warga yang antri setiap hari. Itupun tidak langsung dapat air, tapi harus menunggu dalam waktu yang lama,” ujarnya.
Warga selain menyorot Pemerintah Daerah, tapi juga Wakil Rakyat yang duduk di kursi Dewan. Masalahnya, yang duduk di kursi Legislativ ada juga perwakilan dari Donggo. Jadi, sangat diyakini persoalan yang tengah dihadapi masyarakat di dua Desa tetangga itu (krisis air bersih) telah diketahui dengan jelas. “Mereka sudah tahu masalah ini, karena masalah ini bukan hanya terjadi Tahun ini. Melainkan, sudah berlangsung lama, “ tuturnya.
Warga sudah lama mengharapkan kelancaran air bersih seperti yang dirasakan warga Desa lain di Kabupaten Bima. Namun, harapan itu hanya sebatas mimpi dan keinginan yang belum terwujud. Saat ini, warga hanya bisa menjalani antrian jerigen panjang setiap harinya. Bagi mereka, keseharian yang menelan waktu relatif lama itu sudah terbiasa dijalani. Meski demikian, tapi sangat dibutuhkan perhatian serius Pemda untuk menuntaskan persoalan tersebut. Begitupun, terhadap anggota dewan untuk memperjuangkan masalah itu hingga mendapat bantuan dana baik dari Pemerintah Daerah, Provinsi maupun dari Pusat. Krisis air bersih selain terjadi di Desa Doridungga dan Dusun Ndarundere Desa Bajo, tapi juga terjadi di Desa Samili Kecamatan Woha. Tahun lalu, warga setempat harus membayar Rp.5 ribu per-jerigen demi memperoleh air bersih. (KS-09)
COMMENTS