Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tentu berimbas pada kenaikan sejumlah barang. Termasuk, harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako), salah satunya beras.
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), tentu berimbas pada kenaikan sejumlah barang. Termasuk, harga Sembilan Bahan Pokok (Sembako), salah satunya beras. Betapa tidak, harga beras di pasar raya Kota Bima naik menjadi Rp.7,5 ribu hingga Rp.8 Ribu per-Kg.
Menanggapi kenaikan harga bahan pokok itu, Kepala Perum Bulog Subdivre Bima, M.Sauqani mengatakan, untuk mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok itu, pihaknya rutin melakukan operasi pasar hingga harga beras turun dan stabil. “Operasi ini terus kami lakukan tanpa batas waktu sampai harganya turun dan stabil,” katanya.
Diakuinya, jumlah beras yang akan disalurkan pada operasi pasar tidak terbatas. Mengingat, stok beras yang dikuasai Perum Bulog Bima untuk Kota dan Kabupaten Bima serta Dompu saat ini cukup besar yakni sekitar 13 ribu ton. Untuk penjualan, pihaknya sudah menetapkan harga Rp.7,3 per-Kg. Sehingga, dengan harga tersebut dapat mengganduli naik turunya harga beras di Pasar. “Beras itu akan dijual dengan harga Rp.7,3 ribu per-kg, “ akunya.
Ia berharap, dengan operasi pasar beras yang jumlah dan waktunya tidak terbatas, tidak terjadi kenaikan harga beras di Pasar. Sebab pada prinsipnya, hal itu dilakukan untuk mencegah spekulan oknum pedagang yang ingin meraup keuntungan lebih besar dengan menaikan harga penjualan secara sepihak. “Saya berharap, oknum pedagang beras tidak leluasa memainkan harga beras,” pintanya.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga beras. Antara lain, kenaikan harga BBM, kurangnya stok beras karena saat ini bukan musim panen dan belum adanya penyaluran raskin tambahan. “Semua itu menjadi penyebab kenaikan harga beras di pasar,” jelasnya.
Liputan langsung wartawan, Rabu (19/11), Perum Bulog bersama Kabag Ekonomi dan Diskoperindag Kota Bima melakukan operasi di pasar raya Kota Bima. Hasilnya, harga eceran beras mengalami perubahan antara Rp.7,5 hingga Rp.8 Ribu per-Kg. Namun, kenaikan itu bukan terjadi pasca resmi harga BBM dinaikan, melainkan sudah terjadi tiga minggu sebelumnya. (KS-09)
Menanggapi kenaikan harga bahan pokok itu, Kepala Perum Bulog Subdivre Bima, M.Sauqani mengatakan, untuk mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok itu, pihaknya rutin melakukan operasi pasar hingga harga beras turun dan stabil. “Operasi ini terus kami lakukan tanpa batas waktu sampai harganya turun dan stabil,” katanya.
Diakuinya, jumlah beras yang akan disalurkan pada operasi pasar tidak terbatas. Mengingat, stok beras yang dikuasai Perum Bulog Bima untuk Kota dan Kabupaten Bima serta Dompu saat ini cukup besar yakni sekitar 13 ribu ton. Untuk penjualan, pihaknya sudah menetapkan harga Rp.7,3 per-Kg. Sehingga, dengan harga tersebut dapat mengganduli naik turunya harga beras di Pasar. “Beras itu akan dijual dengan harga Rp.7,3 ribu per-kg, “ akunya.
Ia berharap, dengan operasi pasar beras yang jumlah dan waktunya tidak terbatas, tidak terjadi kenaikan harga beras di Pasar. Sebab pada prinsipnya, hal itu dilakukan untuk mencegah spekulan oknum pedagang yang ingin meraup keuntungan lebih besar dengan menaikan harga penjualan secara sepihak. “Saya berharap, oknum pedagang beras tidak leluasa memainkan harga beras,” pintanya.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga beras. Antara lain, kenaikan harga BBM, kurangnya stok beras karena saat ini bukan musim panen dan belum adanya penyaluran raskin tambahan. “Semua itu menjadi penyebab kenaikan harga beras di pasar,” jelasnya.
Liputan langsung wartawan, Rabu (19/11), Perum Bulog bersama Kabag Ekonomi dan Diskoperindag Kota Bima melakukan operasi di pasar raya Kota Bima. Hasilnya, harga eceran beras mengalami perubahan antara Rp.7,5 hingga Rp.8 Ribu per-Kg. Namun, kenaikan itu bukan terjadi pasca resmi harga BBM dinaikan, melainkan sudah terjadi tiga minggu sebelumnya. (KS-09)
COMMENTS