Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa dari BEM STKIP Bima dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima, Senin (24/11) lalu dibubar paksa oleh aparat Kepolisian Polres Bima Kota.
Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa dari BEM STKIP Bima dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima, Senin (24/11) lalu dibubar paksa oleh aparat Kepolisian Polres Bima Kota. Massa aksi diduga hendak menyandera Wakil Ketua DPRD yang juga merupakan Ketua Partai Gerindra Kabupaten Bima, H. Syamsudin menggunakan mobil milik massa aksi.
Peristiwa diluar dugaan itu terjadi sekitar pukul 11.30 Wita Senin (24/11). Dalam aksinya massa menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di depan kantor DPRD Kabupaten Bima.
Pantauan wartawan Koran Stabilitas dugaan penyanderaan dilakukan oleh mahasiswa berawal dari pemaksaan mahasiswa kepada politisi partai Gerindra itu untuk menandatangani surat pernyataan mahasiswa. Akibat ditolak H. Syamsudin, mobil yang dinaiki mahasiswa yang juga dinaiki oleh H. Syamsudin yang dikawal oleh Kapolsek Rasanae Barat Kompol H. Nurdin, SH, saat menanggapi tuntutan massa aksi pelan-pelan mengarah kearah barat dari depan kantor DPRD menuju ke cabang tiga yang tidak jauh dari kantor DPRD Kabupaten Bima.
Sehingga Kapolsek Rasanae Barat Kompol. H. Nurdin, SH yang ikut mengawal menyerukan anggota dalmas untuk menghentikan laju mobil tersebut. Reaksi Kepolisian pun terjadi dengan membubarkan massa aksi dengan menembak gas air mata ke titik massa aksi.
Selanjutnya, wakil ketua DPRD itu diselamatkan oleh Kapolsek Rasanae Barat degan dikawal ketat aparat Dalmas Polres Bima Kota untuk masuk ke halaman Kantor DPRD. Sementara mahasiwa dari HMI Cabang Bima, berlarian untuk menyelamatkan diri dari pedasnya gas air mata. Suana jadi ricuh, karena kepolisian mengejar mahasiswa yang berlari menuju arah lampu merah gunung dua Kota Bima.
Usai peristiwa itu, puluhan mahasiswa yang terjebak masuk dalam kantor dinas PU Kabupaten Bima, Bappeda, dan asrama Polres Bima Kota, di panggil keluar oleh aparat kemudian digiring untuk pulang dengan berjalan menuju jalur perempatan gunung dua dengan dikawal ketat aparat. Tidak ada korban dalam demonstrasi tersbeut. Selain BEM STKIP Bima dan Mahasiwa HMI Cabang Bima, satu titik demo di depan kantor DPRD juga hadir puluhan Kepala Desa (Kades) dan aparat desa serta pemuda peduli Bima, yang memiliki agenda yang berbeda. Dalam waktu yang bersamaan menyampaikan aspirasi di depan gedung dewan tersebut.(KS-05)
Peristiwa diluar dugaan itu terjadi sekitar pukul 11.30 Wita Senin (24/11). Dalam aksinya massa menolak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di depan kantor DPRD Kabupaten Bima.
Pantauan wartawan Koran Stabilitas dugaan penyanderaan dilakukan oleh mahasiswa berawal dari pemaksaan mahasiswa kepada politisi partai Gerindra itu untuk menandatangani surat pernyataan mahasiswa. Akibat ditolak H. Syamsudin, mobil yang dinaiki mahasiswa yang juga dinaiki oleh H. Syamsudin yang dikawal oleh Kapolsek Rasanae Barat Kompol H. Nurdin, SH, saat menanggapi tuntutan massa aksi pelan-pelan mengarah kearah barat dari depan kantor DPRD menuju ke cabang tiga yang tidak jauh dari kantor DPRD Kabupaten Bima.
Sehingga Kapolsek Rasanae Barat Kompol. H. Nurdin, SH yang ikut mengawal menyerukan anggota dalmas untuk menghentikan laju mobil tersebut. Reaksi Kepolisian pun terjadi dengan membubarkan massa aksi dengan menembak gas air mata ke titik massa aksi.
Selanjutnya, wakil ketua DPRD itu diselamatkan oleh Kapolsek Rasanae Barat degan dikawal ketat aparat Dalmas Polres Bima Kota untuk masuk ke halaman Kantor DPRD. Sementara mahasiwa dari HMI Cabang Bima, berlarian untuk menyelamatkan diri dari pedasnya gas air mata. Suana jadi ricuh, karena kepolisian mengejar mahasiswa yang berlari menuju arah lampu merah gunung dua Kota Bima.
Usai peristiwa itu, puluhan mahasiswa yang terjebak masuk dalam kantor dinas PU Kabupaten Bima, Bappeda, dan asrama Polres Bima Kota, di panggil keluar oleh aparat kemudian digiring untuk pulang dengan berjalan menuju jalur perempatan gunung dua dengan dikawal ketat aparat. Tidak ada korban dalam demonstrasi tersbeut. Selain BEM STKIP Bima dan Mahasiwa HMI Cabang Bima, satu titik demo di depan kantor DPRD juga hadir puluhan Kepala Desa (Kades) dan aparat desa serta pemuda peduli Bima, yang memiliki agenda yang berbeda. Dalam waktu yang bersamaan menyampaikan aspirasi di depan gedung dewan tersebut.(KS-05)
COMMENTS