Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di Kota Bima, mengalami peningkatan. Tak heran, angka pengangguran dan putus Sekolah di Kota berteman tersebut setiap Tahun menurun
Animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di Kota Bima, mengalami peningkatan. Tak heran, angka pengangguran dan putus Sekolah di Kota berteman tersebut setiap Tahun menurun drastic. Sayangnya kemauan, keinginan dan harapan untuk memperoleh pendidikan yang layak tidak didukung sarana, seperti Ruang Kelas (RB) untuk melaksanakan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Kondisi itu terjadi pada SDN 14 Kota Bima yang berlokasi di Lingkungan Sadia I Kelurahan Sadia Kota Bima. Masalahnya, gedung Perpustakaan yang mestinya dijadikan tempat penyimpan buku dan bacaan justeru dijadikan sebagai ruang kelas untuk KBM. “Kami gunakan Perpustakaan untuk proses KBM, karena kekurangan satu ruang kelas,” kata Kepsek, Syarifudin, Karim, S.Pd kepada Koran Stabilitas, Sabtu (15/11).
Ia mengaku, ruang kelas yang tersedia saat ini hanya 11 ruang, sementara jumlah siswa 263 orang dengan 12 Rombongan Belajar (RB). Meski demikian, bukan berarti kekurangan itu menjadi hambatan baginya untuk setengah-setengah menjalankan tugas pendidikan. Sebab, tugas mulia itu sudah menjadi komitmen moral dalam kerangka mencerdaskan anak bangsa. “Niat saya tulus dan ikhlas memberikan pendidikan yang layak sekaligus mencerdaskan anak bangsa. Jadi, apapun permasalahan termasuk kekurangan ruang belajar bukan hambatan bagi saya dan seluruh guru Sekolah ini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengaku mendapat dana Bantuan Sosial (Bansos) Tahun 2014 sebesar Rp. 234 Juta. Dana sebesar itu untuk pembangunan dua Ruang Kelas Baru (RKB), fisik Rp.204 Juta dan meubler Rp.30 Juta.. Namun, kekurangan ruang belajar belum teratasi. Karena, kekurangan sebelum dapat dana Bansos berjumlah tiga RB. “Alhamdulillah, masalah ini teratasi, meski masih ada satu lagi ruang kelas yang kurang,” tuturnya.
Karenanya, ia menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada Pemerintah Kota Bima melalui Dikpora yang telah berjuang mendatangkan dana untuk pembangunan dua RKB SDN ini. Artinya, perhatian dan kepedulian Pemerintah terhadap dunia pendidikan sangat tinggi. “Ini menunjukan besarnya kepedulian Pemerintah terhadap dunia pendidikan,” tandasnya. (KS-09)
Kondisi itu terjadi pada SDN 14 Kota Bima yang berlokasi di Lingkungan Sadia I Kelurahan Sadia Kota Bima. Masalahnya, gedung Perpustakaan yang mestinya dijadikan tempat penyimpan buku dan bacaan justeru dijadikan sebagai ruang kelas untuk KBM. “Kami gunakan Perpustakaan untuk proses KBM, karena kekurangan satu ruang kelas,” kata Kepsek, Syarifudin, Karim, S.Pd kepada Koran Stabilitas, Sabtu (15/11).
Ia mengaku, ruang kelas yang tersedia saat ini hanya 11 ruang, sementara jumlah siswa 263 orang dengan 12 Rombongan Belajar (RB). Meski demikian, bukan berarti kekurangan itu menjadi hambatan baginya untuk setengah-setengah menjalankan tugas pendidikan. Sebab, tugas mulia itu sudah menjadi komitmen moral dalam kerangka mencerdaskan anak bangsa. “Niat saya tulus dan ikhlas memberikan pendidikan yang layak sekaligus mencerdaskan anak bangsa. Jadi, apapun permasalahan termasuk kekurangan ruang belajar bukan hambatan bagi saya dan seluruh guru Sekolah ini,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengaku mendapat dana Bantuan Sosial (Bansos) Tahun 2014 sebesar Rp. 234 Juta. Dana sebesar itu untuk pembangunan dua Ruang Kelas Baru (RKB), fisik Rp.204 Juta dan meubler Rp.30 Juta.. Namun, kekurangan ruang belajar belum teratasi. Karena, kekurangan sebelum dapat dana Bansos berjumlah tiga RB. “Alhamdulillah, masalah ini teratasi, meski masih ada satu lagi ruang kelas yang kurang,” tuturnya.
Karenanya, ia menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada Pemerintah Kota Bima melalui Dikpora yang telah berjuang mendatangkan dana untuk pembangunan dua RKB SDN ini. Artinya, perhatian dan kepedulian Pemerintah terhadap dunia pendidikan sangat tinggi. “Ini menunjukan besarnya kepedulian Pemerintah terhadap dunia pendidikan,” tandasnya. (KS-09)
COMMENTS