Fagil Purwadi (16), Siswa SMA Sinar Jaya Kota Bima diduga ditikam preman di depan sekolahnya. Akibat kejadian itu, siswa kelas II IPS ini harus mendapat perawatan medis di RSUD Bima.
Fagil Purwadi (16), Siswa SMA Sinar Jaya Kota Bima diduga ditikam preman di depan sekolahnya. Akibat kejadian itu, siswa kelas II IPS ini harus mendapat perawatan medis di RSUD Bima. Belum diketahui apa motif penikaman itu. Namun, diduga terkait perkelahian korban dengan rekan satu sekolahnya yang terjadi sebelum kejadian tersebut.
Rekan korban, Dedy Irawan menceritakan, sebelum terjadi penikaman, korban dan dirinya memang terlibat dalam perkelahian di dalam ruang kelas. Usai perkelahian, Ia dan siswa lainnya termasuk korban dipanggil oleh Kepala sekolah untuk dibina. ”Setelah kami dibina akibat berkelahi dalam ruang kelas oleh Kepsek dan Guru BK, kamipun keluar dan masuk dalam kelas masing-masing,” ceritanya Selasa (11/11) pagi saat ditemui wartawan di sekolah setempat usai peristiwa penikaman itu terjadi.
Perkelahian yang terjadi dalam ruang kelas itu lanjutnya, terjadi sekitar pukul 08.00 Wita. Pada saat jam istirahat pertama sekitar pukul 10.30 Wita, ia bersama korban keluar dari ruang kelas menuju halaman sekolah setempat. Tiba-tiba, ada dua orang warga yang sama sekali dia tidak kenal datang menghampiri korban. ”Kedua warga itu mengenakan pakaian preman dan langsung menghadang korban lalu menikam korban,” ujarnya.
Akibatnya lanjut Dedy, korban mengalami luka tusukan benda tajam pada bagian pinggang belakang bawah sebelah kanan. Saat korban ditikam, ia terpaksa harus lari untuk mengamankan diri dari kedua preman itu, sembari berteriak memanggil para guru. ”Saya terpaksa harus lari, karena saya juga takut ditikam pak,” ungkapnya.
Usai menikam korban, kedua pelaku langsung melarikan diri kea rah barat. Sementara para guru dan siswa lainnya yang melihat korban telah ditikam, langsung datang dan menolong korban. ”Korban saat itu langsung dilarikan ke RSUD Bima,” tuturnya sambil mengusap air mata.
Guru BK SMA Sinar Jaya Kota Bima, Afrudin mengatakan, sebelum peristiwa penikaman yang menimpa korban, ia bersama Kasek memanggil empat siswa yang sebelumnya terlibat adu jotos dalam ruang kelas. ”Setelah kami bina, merekapun kami suruh kembali ke kelas masing-masing untuk mengikuti mata pelajaran,” ujarnya.
Setelah jam istirahat pertama katanya, tiba-tiba ada teriakan para siswa yang ada di halaman sekolah bahwa Fagil telah ditikam oleh orang tidak dikenal. ”Fadil ini orang Desa Panda, ia anak yang baik,” katanya.
Secara terpisah, Kapolres Bima Kota melalui Kapolsek Rasa Na’e Barat Kompol. H. Nurdin mengatakan, pasca peristiwa itu, salah seorang warga bernama Rijal warga Lingkungan Tolobali yang diduga rekan pelaku penikaman telah diamankan. Saat ini, pihaknya sedang melakukan Penyelidikan atas kasus tersebut, agar bisa mengetahui siapa pelaku penusukan itu. ”Untuk sementara, Rijal telah kami amankan untuk dimintai keterangannya. Mengenai motif penusukan diduga karena dendam lama. Namun, kita belum bisa memastikan hal itu karena akan dilakukan Penyelidikan dulu,” katanya. (KS-05)
Rekan korban, Dedy Irawan menceritakan, sebelum terjadi penikaman, korban dan dirinya memang terlibat dalam perkelahian di dalam ruang kelas. Usai perkelahian, Ia dan siswa lainnya termasuk korban dipanggil oleh Kepala sekolah untuk dibina. ”Setelah kami dibina akibat berkelahi dalam ruang kelas oleh Kepsek dan Guru BK, kamipun keluar dan masuk dalam kelas masing-masing,” ceritanya Selasa (11/11) pagi saat ditemui wartawan di sekolah setempat usai peristiwa penikaman itu terjadi.
Perkelahian yang terjadi dalam ruang kelas itu lanjutnya, terjadi sekitar pukul 08.00 Wita. Pada saat jam istirahat pertama sekitar pukul 10.30 Wita, ia bersama korban keluar dari ruang kelas menuju halaman sekolah setempat. Tiba-tiba, ada dua orang warga yang sama sekali dia tidak kenal datang menghampiri korban. ”Kedua warga itu mengenakan pakaian preman dan langsung menghadang korban lalu menikam korban,” ujarnya.
Akibatnya lanjut Dedy, korban mengalami luka tusukan benda tajam pada bagian pinggang belakang bawah sebelah kanan. Saat korban ditikam, ia terpaksa harus lari untuk mengamankan diri dari kedua preman itu, sembari berteriak memanggil para guru. ”Saya terpaksa harus lari, karena saya juga takut ditikam pak,” ungkapnya.
Usai menikam korban, kedua pelaku langsung melarikan diri kea rah barat. Sementara para guru dan siswa lainnya yang melihat korban telah ditikam, langsung datang dan menolong korban. ”Korban saat itu langsung dilarikan ke RSUD Bima,” tuturnya sambil mengusap air mata.
Guru BK SMA Sinar Jaya Kota Bima, Afrudin mengatakan, sebelum peristiwa penikaman yang menimpa korban, ia bersama Kasek memanggil empat siswa yang sebelumnya terlibat adu jotos dalam ruang kelas. ”Setelah kami bina, merekapun kami suruh kembali ke kelas masing-masing untuk mengikuti mata pelajaran,” ujarnya.
Setelah jam istirahat pertama katanya, tiba-tiba ada teriakan para siswa yang ada di halaman sekolah bahwa Fagil telah ditikam oleh orang tidak dikenal. ”Fadil ini orang Desa Panda, ia anak yang baik,” katanya.
Secara terpisah, Kapolres Bima Kota melalui Kapolsek Rasa Na’e Barat Kompol. H. Nurdin mengatakan, pasca peristiwa itu, salah seorang warga bernama Rijal warga Lingkungan Tolobali yang diduga rekan pelaku penikaman telah diamankan. Saat ini, pihaknya sedang melakukan Penyelidikan atas kasus tersebut, agar bisa mengetahui siapa pelaku penusukan itu. ”Untuk sementara, Rijal telah kami amankan untuk dimintai keterangannya. Mengenai motif penusukan diduga karena dendam lama. Namun, kita belum bisa memastikan hal itu karena akan dilakukan Penyelidikan dulu,” katanya. (KS-05)
COMMENTS