Demo itu dilakukan, untuk menolak kenaikan Bahan Baka Minyak (BBM) yang direncanakan oleh Pemerintah Pusat
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam front Sertikat Mahasiswa Indonesia (SMI) Kabupaten Dompu, Senin (17/11) menggelar aksi demo di cabang pertigaan lampu merah samping Koramil Kota. Demo itu dilakukan, untuk menolak kenaikan Bahan Baka Minyak (BBM) yang direncanakan oleh Pemerintah Pusat
Pantuan langsung Koran Stabilitas, selain ber-orasi masa pendemo juga melakukan aksi tetrika dengan cara melumuri badan dengan cet warna putih sebagai bentuk penolakan kaitan kenaikan harga BBM tersebut.
Akibatnya, dalam moment itu sempat membuat aktvitas pengendara yang melalui jalan (jalur) tersebut lumpuh total. Beruntung, hal itu mampu diredam pada saat Aparat kepolisian Polres Dompu dan Polsek Kota Dompu tiba dilokasi. Sehingga, aktivitas pengendara dijalur tersebut normal kembali.
Koordinator Lapangan Eko Mandolo, melalui pernyataan sikapnya mengatakan, Indonesia tampaknya benar-benar menjadi sasaran empuk campur tangan Amerika (red). Hal itu terbukti, melalui beberapa lembaga keuangan dan pendanaan internasional yang secara langsung dan tidak langsung berada di wilayah kekuasaannya.” Indonesia kini seperti sedang diremas remas oleh Amerika untuk dibentuk menjadi Donat atau roti keju,” ungkapnya.
Misalnya, keributan diseputar kenaikan harga BBM yang terjadi belakangan ini dan jika ditelusuri secara cermat boleh dikatakan hampir sama pada semua aspek perumusan kebijakan Pemerintah dalam menaikan harga BBM sarat dengan campur tangan Amerika.” Memang benar, bisa ditelusuri ke belakang, kenaikan harga BBM bukan hal yang baru bagi Indonesia. Tetapi bila disimak motivasinya, kenaikan harga itu yang terjadi belakangan ini sangat berbeda motivasinya dari kenaikan BBM yang terjadi pada masa sebelum itu,” ujarnya.
Celakanya, sehubungan dengan itu para Pejabat Pemerintah boleh saja mengemukakan 1001 alasan mengenai penyebab “terpaksa” dinaikannya harga BBM tersebut. Akan tetapi, sesuai dengan UU Migas No.22/2001, kenaikan yang terjadi musatahil dapat dipisahkan dari tengah berlangsungnya apa yang disebut sebagai Liberalisasi industri migas di Negeri ini.
” Artinya , berbeda dengan kenaikan BB sebelum Tahun 2001. Dimana, kenaikan yang terjadi belakangan ini secara tegas digerakan oleh motivasi untuk mengapuskan subsidi BBM dan menyesuaikan harga itu dengan harga pasar internasional. Hal itu dilakukan dengan tujuan, untuk merangsang masuknya Insvestasi Asing ke sektor hili industir migas disini,” jelasnya.
Padahal menurut Eko, kenaikan harga BBM tersebut akan berdampak pada kenaikan harga seluruh kebutuhan pokok dan tidak menutup kemungkinan biaya pendidikan akan ikut naik.” Pada hakekatnya ini merupakan skenario dari Negara sebagai tahapan persiapan menuju Masyarakat Ekonomi Asean (red) atau pasar bebas Tahun 2015. Dimana, memberikan ruang yang sebesar-besarnya untuk pemain asing melakukan liberalisasi di segala sektor dan Ironisnya lagi bagi rakyat Indonesia yang memiliki prodak domestic akan disingkirkan, karena tidak mampu bersaing dengan prodak luar,” ujarnya.
Karena itu, SMI Dompu mengajak kepada seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama menolak Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Pasar Bebas Tahun 2015 dan kenaikan BBM yang tidak pro Rakyat.” Kami dari SMI Dompu mengajukan beberapa tuntutan. Diantaranya, Bagun industriliasasi yang kuta dan Mandiri serta kuat dibawah kontrol rakyat. Nasinalisasikan Asset-aset Vita (asing). Putuskan hubungan bilateral dengan Negara Imperium. Segera tertibkan Liberaliasasi di sektor Migas dan Tolak pasar bebas 2015,” tegasnya.(KS-10)
Pantuan langsung Koran Stabilitas, selain ber-orasi masa pendemo juga melakukan aksi tetrika dengan cara melumuri badan dengan cet warna putih sebagai bentuk penolakan kaitan kenaikan harga BBM tersebut.
Akibatnya, dalam moment itu sempat membuat aktvitas pengendara yang melalui jalan (jalur) tersebut lumpuh total. Beruntung, hal itu mampu diredam pada saat Aparat kepolisian Polres Dompu dan Polsek Kota Dompu tiba dilokasi. Sehingga, aktivitas pengendara dijalur tersebut normal kembali.
Koordinator Lapangan Eko Mandolo, melalui pernyataan sikapnya mengatakan, Indonesia tampaknya benar-benar menjadi sasaran empuk campur tangan Amerika (red). Hal itu terbukti, melalui beberapa lembaga keuangan dan pendanaan internasional yang secara langsung dan tidak langsung berada di wilayah kekuasaannya.” Indonesia kini seperti sedang diremas remas oleh Amerika untuk dibentuk menjadi Donat atau roti keju,” ungkapnya.
Misalnya, keributan diseputar kenaikan harga BBM yang terjadi belakangan ini dan jika ditelusuri secara cermat boleh dikatakan hampir sama pada semua aspek perumusan kebijakan Pemerintah dalam menaikan harga BBM sarat dengan campur tangan Amerika.” Memang benar, bisa ditelusuri ke belakang, kenaikan harga BBM bukan hal yang baru bagi Indonesia. Tetapi bila disimak motivasinya, kenaikan harga itu yang terjadi belakangan ini sangat berbeda motivasinya dari kenaikan BBM yang terjadi pada masa sebelum itu,” ujarnya.
Celakanya, sehubungan dengan itu para Pejabat Pemerintah boleh saja mengemukakan 1001 alasan mengenai penyebab “terpaksa” dinaikannya harga BBM tersebut. Akan tetapi, sesuai dengan UU Migas No.22/2001, kenaikan yang terjadi musatahil dapat dipisahkan dari tengah berlangsungnya apa yang disebut sebagai Liberalisasi industri migas di Negeri ini.
” Artinya , berbeda dengan kenaikan BB sebelum Tahun 2001. Dimana, kenaikan yang terjadi belakangan ini secara tegas digerakan oleh motivasi untuk mengapuskan subsidi BBM dan menyesuaikan harga itu dengan harga pasar internasional. Hal itu dilakukan dengan tujuan, untuk merangsang masuknya Insvestasi Asing ke sektor hili industir migas disini,” jelasnya.
Padahal menurut Eko, kenaikan harga BBM tersebut akan berdampak pada kenaikan harga seluruh kebutuhan pokok dan tidak menutup kemungkinan biaya pendidikan akan ikut naik.” Pada hakekatnya ini merupakan skenario dari Negara sebagai tahapan persiapan menuju Masyarakat Ekonomi Asean (red) atau pasar bebas Tahun 2015. Dimana, memberikan ruang yang sebesar-besarnya untuk pemain asing melakukan liberalisasi di segala sektor dan Ironisnya lagi bagi rakyat Indonesia yang memiliki prodak domestic akan disingkirkan, karena tidak mampu bersaing dengan prodak luar,” ujarnya.
Karena itu, SMI Dompu mengajak kepada seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama menolak Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Pasar Bebas Tahun 2015 dan kenaikan BBM yang tidak pro Rakyat.” Kami dari SMI Dompu mengajukan beberapa tuntutan. Diantaranya, Bagun industriliasasi yang kuta dan Mandiri serta kuat dibawah kontrol rakyat. Nasinalisasikan Asset-aset Vita (asing). Putuskan hubungan bilateral dengan Negara Imperium. Segera tertibkan Liberaliasasi di sektor Migas dan Tolak pasar bebas 2015,” tegasnya.(KS-10)
COMMENTS