Ratusan hektar tanah yang ada di lima areal persawahan, rusak dan tanaman terbawa arus banjir bandang.
Akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Desa Sampungu Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima dan sekitarnya Minggu (24/1) malam lalu, ratusan hektar tanah yang ada di lima areal persawahan, rusak dan tanaman terbawa arus banjir bandang. Akibatnya, warga Desa setempat harus rela kehilangan tanah milik mereka. Selain itu warga yang kehilangan lahan juga merugi hingga ratusan juta rupiah.
Areal persawahan yang tanahnya menjadi korban banjir bandang itu, yakni So Tolo Mudu, So Tolo Na'e, So Panco, So Tolo Woha dan So Tolo Fo'o. Dalam satu areal persawahan, ada yang tanahnya dibawa banjir hingga 10 are dan bahkan ada yang 15 are persatu warga. "Setelah dihitung semua, warga yang mengalami kerugian akibat bajir itu ada puluhan," ungkap salah seorang warga, Ilias Jamaluddin saat ditemui ketika melihat kondisi sawahnya yang terbawa banjir.
Tidak itu, semua padi yang telah ditanam ikut terseret banjir. Ia menguatirkan, masyarakatnya akan mengalami kekurangan pangan di tahun 2015 ini. Sebab, sebagian masyarakat tidak bisa bertani lagi akibat tanahnya telah terbawa arus banjir. "Kami tidak mengeluh, tapi memang ini yang telah terjadi di Desa kami," ujarnya sambil menunjuk sebagian padinya.
Ia menambahkan, rata-rata tanah yang terbawa arus banjir itu berada tidak jauh dari pinggir sungai. Sebagian lahan warga juga sedikit demi sedikit terkikis banjir setiap musim hujan. "Agar tanah warga tidak lagi terkikis dan terbawa arus banjir, kami harapkan ke Pemerintah kabupaten Bima agar kiranya bisa membantu memberikan kawat bronjong untuk lima areal yang dimaksud," harapnya.
Hal tersebut, dibenarkan oleh Sekretaris Desa Sampungu Aslim Abdullah. Katanya, memang kalau areal sawah itu tidak segera di bronjong, maka ia meyakini hal yang sama akan kembali terjadi. Maksudnya, areal persawahan itu kembali akan terkikis banjir. "Semoga Pemerintah Kabupaten Bima, bisa turun ke lokasi untuk melihat kondisi yang ada. Harapan besar kami, semua areal persawahan itu diberikan bantuan bronjol agar tidak lagi terkikis banjir," tuturnya di Kantor Desa setempat, Senin (25/1) pagi. (KS-05)
Areal persawahan yang tanahnya menjadi korban banjir bandang itu, yakni So Tolo Mudu, So Tolo Na'e, So Panco, So Tolo Woha dan So Tolo Fo'o. Dalam satu areal persawahan, ada yang tanahnya dibawa banjir hingga 10 are dan bahkan ada yang 15 are persatu warga. "Setelah dihitung semua, warga yang mengalami kerugian akibat bajir itu ada puluhan," ungkap salah seorang warga, Ilias Jamaluddin saat ditemui ketika melihat kondisi sawahnya yang terbawa banjir.
Tidak itu, semua padi yang telah ditanam ikut terseret banjir. Ia menguatirkan, masyarakatnya akan mengalami kekurangan pangan di tahun 2015 ini. Sebab, sebagian masyarakat tidak bisa bertani lagi akibat tanahnya telah terbawa arus banjir. "Kami tidak mengeluh, tapi memang ini yang telah terjadi di Desa kami," ujarnya sambil menunjuk sebagian padinya.
Ia menambahkan, rata-rata tanah yang terbawa arus banjir itu berada tidak jauh dari pinggir sungai. Sebagian lahan warga juga sedikit demi sedikit terkikis banjir setiap musim hujan. "Agar tanah warga tidak lagi terkikis dan terbawa arus banjir, kami harapkan ke Pemerintah kabupaten Bima agar kiranya bisa membantu memberikan kawat bronjong untuk lima areal yang dimaksud," harapnya.
Hal tersebut, dibenarkan oleh Sekretaris Desa Sampungu Aslim Abdullah. Katanya, memang kalau areal sawah itu tidak segera di bronjong, maka ia meyakini hal yang sama akan kembali terjadi. Maksudnya, areal persawahan itu kembali akan terkikis banjir. "Semoga Pemerintah Kabupaten Bima, bisa turun ke lokasi untuk melihat kondisi yang ada. Harapan besar kami, semua areal persawahan itu diberikan bantuan bronjol agar tidak lagi terkikis banjir," tuturnya di Kantor Desa setempat, Senin (25/1) pagi. (KS-05)
COMMENTS