Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima saat ini masih mendata jumlah kerugian warga akibat banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah Kota Bima
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bima saat ini masih mendata jumlah kerugian warga akibat banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah Kota Bima beberapa hari lalu. Pemerindah daerah memastikan tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.
Hanya saja, berdasarkan hasil data sementara yang dihimpun petugas, bencana banjir itu menyebabkan empat unit rumah hanyut, ratusan hektar lahan pertanian rusak, sejumlah hewan ternak terbawa arus dan ratusan rumah terendam banjir. “Kemarin usai banjir kita sudah dapat laporan, untuk Kelurahan Dodu ada empat rumah yang hanyut. Yaitu di Dodu I tiga rumah, Dodu II satu rumah. Sementara, di Lampe dan Kodo, mereka melaporkan kerugian hasil ternak dan pertanian,” ungkap Kepala BPBD Kota Bima, Drs HM Fakhrunroji, ME kepada wartawan kemarin.
Fakhrunroji menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menginventarisir semua kerugian akibat banjir. BPBD juga berkoodinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan terkait hasil pertanian dan hewan ternak warga yang hanyut. “Kemarin Dinas Sosial sudah memberikan bantuan tanggap darurat kepada para korban banjir. Termasuk kami juga sudah memberikan tanggap darurat untuk empat warga yang rumahnya hanyut,” tuturnya.
Saat ini lanjutnya, tim dari BPBD sedang turun untuk melakukan survei dan mendata berapa kepastian jumlah rumah yang hanyut ataupun rusak akibat banjir sehingga bisa ditentukan berapa besar bantuan biaya yang akan dibantu pemerintah. Secepatnya akan segera kita inventarisir dan bantu warga yang jadi korban,” janjinya ditemui di kantor setempat.
Selain di Kota Bima bagian timur ungkapnya, daerah lain yang juga terkena dampak bajir yakni Kampung Sigi Kelurahan Paruga. Berdasarkan laporan Lurah setempat ada sekitar 400 rumah yang terendam banjir sekitar tiga jam lamanya. Namun tidak ada yang hanyut terbawa arus. Air di kampung setempat, merupakan luapan dari Sungai Padolo karena tak mampu menampung debit air.
Diakuinya, luapan air disebabkan karena hujan deras dari wilayah timur yakni di wilayah Wawo dan sekitarnya. Hujan deras itu menyebabkan Wawo banjir sehingga dampaknya juga ikut dirasakan masyarakat Kota Bima. “Istilahnya ini banjir ini merupakan kiriman dan meluap di Kota Bima,” kata dia.
Untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir lagi, pihaknya akan mengupayakan langkah jangka panjang. Semisal mengembalikan lagi kondisi hutan baik yang ada di Kota Bima maupun Kabupaten Bima yang berpengaruh langsung dengan kondisi wilayah kita. Sebab kondisi hutan yang tidak nampak lagi pepohonan mengakibatkan tidak ada penyangga air hujan.
Terkait dengan usulan warga meninggikan tanggul di daerah bantaran sungai, menurutnya sudah maksimal kalau di wilayah timur Kota Bima. Sementara untuk tanggul di Paruga yang diminta warga untuk ditinggikan akan dikoordinasikannya dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU). “Kalau sebagian di pinggir Dara sudah makanya tidak masuk air. Memang tahun sebelumnya ada rencana dari Pemerintah Kota Bima,” tandasnya. (KS-13)
Badan Penanggulangan Bencana Daerah |
Fakhrunroji menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menginventarisir semua kerugian akibat banjir. BPBD juga berkoodinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan terkait hasil pertanian dan hewan ternak warga yang hanyut. “Kemarin Dinas Sosial sudah memberikan bantuan tanggap darurat kepada para korban banjir. Termasuk kami juga sudah memberikan tanggap darurat untuk empat warga yang rumahnya hanyut,” tuturnya.
Saat ini lanjutnya, tim dari BPBD sedang turun untuk melakukan survei dan mendata berapa kepastian jumlah rumah yang hanyut ataupun rusak akibat banjir sehingga bisa ditentukan berapa besar bantuan biaya yang akan dibantu pemerintah. Secepatnya akan segera kita inventarisir dan bantu warga yang jadi korban,” janjinya ditemui di kantor setempat.
Selain di Kota Bima bagian timur ungkapnya, daerah lain yang juga terkena dampak bajir yakni Kampung Sigi Kelurahan Paruga. Berdasarkan laporan Lurah setempat ada sekitar 400 rumah yang terendam banjir sekitar tiga jam lamanya. Namun tidak ada yang hanyut terbawa arus. Air di kampung setempat, merupakan luapan dari Sungai Padolo karena tak mampu menampung debit air.
Diakuinya, luapan air disebabkan karena hujan deras dari wilayah timur yakni di wilayah Wawo dan sekitarnya. Hujan deras itu menyebabkan Wawo banjir sehingga dampaknya juga ikut dirasakan masyarakat Kota Bima. “Istilahnya ini banjir ini merupakan kiriman dan meluap di Kota Bima,” kata dia.
Untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir lagi, pihaknya akan mengupayakan langkah jangka panjang. Semisal mengembalikan lagi kondisi hutan baik yang ada di Kota Bima maupun Kabupaten Bima yang berpengaruh langsung dengan kondisi wilayah kita. Sebab kondisi hutan yang tidak nampak lagi pepohonan mengakibatkan tidak ada penyangga air hujan.
Terkait dengan usulan warga meninggikan tanggul di daerah bantaran sungai, menurutnya sudah maksimal kalau di wilayah timur Kota Bima. Sementara untuk tanggul di Paruga yang diminta warga untuk ditinggikan akan dikoordinasikannya dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU). “Kalau sebagian di pinggir Dara sudah makanya tidak masuk air. Memang tahun sebelumnya ada rencana dari Pemerintah Kota Bima,” tandasnya. (KS-13)
COMMENTS