Pasangan yang masih sah sebagai suami isteri ini saling gugat menggugat lantaran pertikaian rumah tangga selama satu tahun lalu.
Rumah tangga sakinah mawadah dan warahmah menjadi impian bagi semua pasangan suami-isteri. Namun lain halnya dengan rumah tangga Iwan Setiawan (25) dengan Sundari (23). Pasangan yang masih sah sebagai suami isteri ini saling gugat menggugat lantaran pertikaian rumah tangga selama satu tahun lalu.
Kamis (26/2) kemarin, Sundari Suci Wahdini terbakar emosi setelah ia mendapatkan rilis pengajuan perceraian yang di bawa oleh juru Sita Pengadilan Agama ke rumahnya. Ia telah di gugat cerai oleh sang suami yang ia pacari selama 5 Tahun di Pengadilan Agama. Namun ada hal menjanggal yang ia temukan dalam gugatan cerai tersebut. Yakni gugatan suaminya yang tidak menggunakan buku nikah, padahal buku nikah mereka masih disimpannya. "Saya kaget ada surat gugatan dari suami saya yang dibawah oleh PA di rumah," ceritanya kepada wartawan.
Ia pun memberanikan diri mendatangi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Raba guna menanyakan dasar hukum atas gugatan cerai yang dilayangkan oleh suaminya. Namun ia justruu mendapatkan alasan bahwa KUA mengeluarkan Duplikat Surat Nikah kepada suaminya karena suaminya telah mengantongi Surat Kehilangan dari Kepolisian. "Saya masih belum paham dengan peraturan seperti ini, kenapa bisa ada surat nikah diatas surat nikah. Padahal surat nikah itu masih ada ditangan saya, saya kecewa dengan sikap KUA yang mengeluarkan Duplikat itu," ujarnya.
Menjadapatkan perlakuan sepertu itu, ibu dari Kirana Larasati (8) itu akhrinya melaporkan suaminya ke Polres Bima Kota. Dalam laporan itu ia memberikan keterangan bahwa suaminya telah menelantarkan dirinya bersama buah hatinya selama satu tahun. Suaminya tidak pernah memberikan nafkah kepadanya hingga merasa suaminya tidak bertanggung jawab. "Saya melaporkan suami saya dengan pengaduan telah menelantarkan saya dengan anak saya dalam waktu yang cukup lama," terangya.
Selain itu, dalam waktu dekat ini juga, ia akan melaporkan kembali suaminya ke Polres Bima kota dengan dugaan pemalsuan Dokumen Surat Nikah. Sebab ia keberatan dengan surat keterangan kehilangan oleh kepolisian hingga bisa diterbitkan duplikat surat nikah. “Saya akan kembali melaporkan suami saya ke Polisi dengan dugaan Pemalsuan Dokumen Surat nikah," ancamnya.
Dirinya juga sudah melakukan klarifikasi terkait gugatan tersebut ke Pengadilan Agama, tetapi lembaga tersebut lepas tangan. Meski begitu menurutnya, Pengadilan Agama hanya menerima surat mengajuan cerai tersebut. Masalah indikasi yang lain, pihak Pengadilan Agama tidak tahu menahu, karena itu wewenang Kantor Urusan Agama. "PA tidak tahu masalah tersebut, mereka hanya menerima surat gugatan dari suami saya, yang lebih tahu itu adalah KUA Kecamatan Raba," tuturnya.
Sementara itu, Kepala KUA Raba yang didatangi dikantornya tidak ada ditempat. Menurut keterangan pegawainya sudah keluar. "Pak kepala sudah keluar beberapa jam lalu," kata salah seorang pegawai setempat. Begitupun Iwan Setiawan, suami Suci hingga berita ini ditulis belum berhasil dimintai tanggapan terhadap persoalan tersebut. (KS-17)
Kamis (26/2) kemarin, Sundari Suci Wahdini terbakar emosi setelah ia mendapatkan rilis pengajuan perceraian yang di bawa oleh juru Sita Pengadilan Agama ke rumahnya. Ia telah di gugat cerai oleh sang suami yang ia pacari selama 5 Tahun di Pengadilan Agama. Namun ada hal menjanggal yang ia temukan dalam gugatan cerai tersebut. Yakni gugatan suaminya yang tidak menggunakan buku nikah, padahal buku nikah mereka masih disimpannya. "Saya kaget ada surat gugatan dari suami saya yang dibawah oleh PA di rumah," ceritanya kepada wartawan.
Ia pun memberanikan diri mendatangi Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Raba guna menanyakan dasar hukum atas gugatan cerai yang dilayangkan oleh suaminya. Namun ia justruu mendapatkan alasan bahwa KUA mengeluarkan Duplikat Surat Nikah kepada suaminya karena suaminya telah mengantongi Surat Kehilangan dari Kepolisian. "Saya masih belum paham dengan peraturan seperti ini, kenapa bisa ada surat nikah diatas surat nikah. Padahal surat nikah itu masih ada ditangan saya, saya kecewa dengan sikap KUA yang mengeluarkan Duplikat itu," ujarnya.
Menjadapatkan perlakuan sepertu itu, ibu dari Kirana Larasati (8) itu akhrinya melaporkan suaminya ke Polres Bima Kota. Dalam laporan itu ia memberikan keterangan bahwa suaminya telah menelantarkan dirinya bersama buah hatinya selama satu tahun. Suaminya tidak pernah memberikan nafkah kepadanya hingga merasa suaminya tidak bertanggung jawab. "Saya melaporkan suami saya dengan pengaduan telah menelantarkan saya dengan anak saya dalam waktu yang cukup lama," terangya.
Selain itu, dalam waktu dekat ini juga, ia akan melaporkan kembali suaminya ke Polres Bima kota dengan dugaan pemalsuan Dokumen Surat Nikah. Sebab ia keberatan dengan surat keterangan kehilangan oleh kepolisian hingga bisa diterbitkan duplikat surat nikah. “Saya akan kembali melaporkan suami saya ke Polisi dengan dugaan Pemalsuan Dokumen Surat nikah," ancamnya.
Dirinya juga sudah melakukan klarifikasi terkait gugatan tersebut ke Pengadilan Agama, tetapi lembaga tersebut lepas tangan. Meski begitu menurutnya, Pengadilan Agama hanya menerima surat mengajuan cerai tersebut. Masalah indikasi yang lain, pihak Pengadilan Agama tidak tahu menahu, karena itu wewenang Kantor Urusan Agama. "PA tidak tahu masalah tersebut, mereka hanya menerima surat gugatan dari suami saya, yang lebih tahu itu adalah KUA Kecamatan Raba," tuturnya.
Sementara itu, Kepala KUA Raba yang didatangi dikantornya tidak ada ditempat. Menurut keterangan pegawainya sudah keluar. "Pak kepala sudah keluar beberapa jam lalu," kata salah seorang pegawai setempat. Begitupun Iwan Setiawan, suami Suci hingga berita ini ditulis belum berhasil dimintai tanggapan terhadap persoalan tersebut. (KS-17)
COMMENTS