Kurang lebih, Lima puluh hektar lahan pertanian milik warga Kumbe dan Oi Fo'o di So Bantau Kelurahan Oi Fo'o Kecamatan Rasanae Timur terendam banjir.
Kurang lebih, Lima puluh hektar lahan pertanian milik warga Kumbe dan Oi Fo'o di So Bantau Kelurahan Oi Fo'o Kecamatan Rasanae Timur terendam banjir. Banjir merendam lahan, setelah tanggul manual yang dibuat dari tanah jebol dihempas arus banjir saat hujan lebat beberapa hari terakhir.
Akibatnya puluhan petani mengalami kerugian materil, sebagian pertanian sudah terseret bersama arus banjir, pun sebagiannya rusak parah. Oleh sejumlah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), telah melaporkan kepada Pemerintah Kelurahan, namun belum ada bantuan atau antisipasi lain yang terealisasi.
Ketua Gapoktan Sanggopa So Bantau Kelurahan Oi Fo'o, Hardiansyah mengeluhkan kondisi yang terjadi. Pasalnya, beberapa pecan terakhir lahan pertanian milik warga menjadi rusak akibat dialiri arus banjir pegunungan. Meskipun sudah melaporkan ke Pemerintahan Kelurahan setempat, tapi belum ada tindakan nyata untuk membuat tanggul permanen."Lahan pertanian warga hanya dibentengi tanggul manual, itupun hanya terbuat dari tanah. Sehingga, mudah roboh setiap banjir melanda,”ujarnya Senin (2/2) pagi.
Warga asli Kumbe ini mengungkapkan, beberapa masukan dari petani sudah dikantunginya. Dengan berharapan, ada balasan melalui bantuan nyata dengan merealisasikan pembangunan tanggul permanen di sudut lahan pertanian milik warga. Terutama, di dekat titik rawan banjir atau lahan rendah."Tetapi hingga sekarang, belum juga dibangun, sampai kapan. Apakah harus menunggu banjir bandang datang lagi,"ujarnya kesal.
Ia juga mengaku pernah mendatangi kantor BPBD Kota Bima, guna mengecek mengenai laporan Gapoktan yang sudah masuk melalui aparat Kelurahan. Namun setelah di cek satu persatu berkas, tidak ada satu-pun surat yang masuk tentang usulan itu."Pantas saja, pembangunan tanggul sulit terealisasi,”ungkapnya.
Ia berharap, Pemerintah dapat merespon cepat keinginan puluhan petani di Kelurahan Oi Fo’o. Sebab, hanya dengan pertanian warga Oi Fo'o bisa memenuhi kehidupan sehari-hari."Semoga saja Pemerintah mendengar aspirasi ini,”harapnya. (KS-05)
Ilustrasi Banjir |
Ketua Gapoktan Sanggopa So Bantau Kelurahan Oi Fo'o, Hardiansyah mengeluhkan kondisi yang terjadi. Pasalnya, beberapa pecan terakhir lahan pertanian milik warga menjadi rusak akibat dialiri arus banjir pegunungan. Meskipun sudah melaporkan ke Pemerintahan Kelurahan setempat, tapi belum ada tindakan nyata untuk membuat tanggul permanen."Lahan pertanian warga hanya dibentengi tanggul manual, itupun hanya terbuat dari tanah. Sehingga, mudah roboh setiap banjir melanda,”ujarnya Senin (2/2) pagi.
Warga asli Kumbe ini mengungkapkan, beberapa masukan dari petani sudah dikantunginya. Dengan berharapan, ada balasan melalui bantuan nyata dengan merealisasikan pembangunan tanggul permanen di sudut lahan pertanian milik warga. Terutama, di dekat titik rawan banjir atau lahan rendah."Tetapi hingga sekarang, belum juga dibangun, sampai kapan. Apakah harus menunggu banjir bandang datang lagi,"ujarnya kesal.
Ia juga mengaku pernah mendatangi kantor BPBD Kota Bima, guna mengecek mengenai laporan Gapoktan yang sudah masuk melalui aparat Kelurahan. Namun setelah di cek satu persatu berkas, tidak ada satu-pun surat yang masuk tentang usulan itu."Pantas saja, pembangunan tanggul sulit terealisasi,”ungkapnya.
Ia berharap, Pemerintah dapat merespon cepat keinginan puluhan petani di Kelurahan Oi Fo’o. Sebab, hanya dengan pertanian warga Oi Fo'o bisa memenuhi kehidupan sehari-hari."Semoga saja Pemerintah mendengar aspirasi ini,”harapnya. (KS-05)
COMMENTS