Puluhan massa aksi yang mengatasnamakan Mahasiswa STIH Bima, kembali menggelar aksi dan menagih janji Polisi untuk membekuk pelaku pembunuhan tersebut.
Setelah sebelumnya ratusan mahasiswa dan warga Desa Wadu Wani mendatangi Kepolisian meminta agar segera membekuk pelaku pembunuhan Adhar (28), Rabu (11/3) siang kemarin, puluhan massa aksi yang mengatasnamakan Mahasiswa STIH Bima, kembali menggelar aksi dan menagih janji Polisi untuk membekuk pelaku pembunuhan tersebut.
Demo Kasus Pembunuhan
Perwakilan massa aksi, Suryadi dalam orasinya menuding Kepolisan tinggal diam dan seakan tidak mau menuntaskan kasus pembunuhan sadis itu. "Kami hadir disini, untuk menagih janji Polisi yang mengaku membekuk pelaku pembunuhan itu. Mana janji itu," tanya dia saat berorasi depan Mapolresta Bima Rabu (11/3) siang kemarin.
Pihak keluarga dan rekan seperjuangan korban lanjutnya, menginginkan Kepolisian Resort Bima Kota tidak terlalu banyak berjanji untuk segera membekuk pelaku pembunuhan itu. “Ingat, jangan pernah membodohi pihak keluarga korban dengan janji-janji yang tak pasti dilakukan. Segera bekuk pelaku itu," desak Mahasiswa STIH Bima ini.
Penegakkan supermasi hukum kata dia, harus dilakukan tanpa melihat siapapun yang melakukan kejahatan. Kalau kasus itu dibiarkan, ia meyakini persoalan semacam ini akan kembali terjadi di Kampus STIH Bima. "Kalau Polisi tidak mampu menyelesaikan kasus ini, berikan kami legitimasi agar kami sendiri yang akan memburu pelaku itu," pintanya.
Orator lainnya Hawa mengatakan, kehadiran mahasiswa di Polres Bima Kota merupakan bentuk solidaritas terhadap korban. Serta mendesak Kepolisian untuk mengungkap pelaku pembunuhan Adhar. "Kami minta segera tangkap pelaku pembunuhan adhar," desak Mahasiswi semester dua ini.
Ia mengaku kuatir, berkeliarannya pelaku pembunuhan Adhar akan memicu adanya konflik horisontal antara warga. Kekuatiran itulah yang mendorong pihaknya hingga melakukan aksi dan mendesak segera membekuk pelaku itu. "Sesuai dengan Undang-undang, Polisi mempunyai kewajiban untuk mengunkap kasus itu," jelasnya.
Orator lainnya, Berry menambahkan, institusi Polri harusnya malu dihadapan masyarakat karena belum mampu mengungkap pelaku pembunuhan di depan kampus STIH Bima itu. Apalagi, kasus itu dinilai merupakan kasus pembantaian yang dilakukan oknum yang juga diduga Mahasiswa setempat secara sistimatis."Kami menduga, dengan lambannya penananganan kasus ini Polisi takut untuk membekuk para preman itu,"duganya.
Secara terpisah, Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reskrim, IPTU. Yerry T. Putra, membantah tudingan bahwa Polisi tidak berbuat apa-apa dalam pengungkapan kasus pembunuhan itu. "Sementara ini, kita masih lakukan upaya penangkapan terhadap pelaku itu," ujarnya saat dikonfirmasi di Kantornya.
Kasat mengaku, kendala-kendala yang dihadapi saat ini pelaku masih lari dan bersembunyi. Pihaknya masih cari tempat persembunyian pelaku itu. Seperti yang diinfokan warga bahwa pelaku ada di wilayah Desa Ngali, sudah dilakukan penyisiran."Anggota kita terus memburu, bahkan kami juga sudah lakukan koordinasi dengan Polres Bima Kabupaten untuk membantu,"jelasnya.
Saat ditanya, apakah pelaku sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Kasat mengaku, hingga saat ini pelaku belum. Sementara ini, diduga hanya satu orang pelaku yang melakukan pembunuhan. Pihaknya juga memastikan bahwa pelaku meninggal karena dibunuh oleh pelaku dengan keris. Senjata tajam unutk membunuh korban itu telah ditemukan di kelurahan Salama yang ditutup pelaku dengan tumpukan sampah dekat rumah warga."Kami harap mahasiswa dan keluarga korban sedikit bersabar. Mengungkap kasus ini dan membekuk pelaku, sudah menjadi tugas kami,"harapnya. (KS-05)
Demo Kasus Pembunuhan
Perwakilan massa aksi, Suryadi dalam orasinya menuding Kepolisan tinggal diam dan seakan tidak mau menuntaskan kasus pembunuhan sadis itu. "Kami hadir disini, untuk menagih janji Polisi yang mengaku membekuk pelaku pembunuhan itu. Mana janji itu," tanya dia saat berorasi depan Mapolresta Bima Rabu (11/3) siang kemarin.
Pihak keluarga dan rekan seperjuangan korban lanjutnya, menginginkan Kepolisian Resort Bima Kota tidak terlalu banyak berjanji untuk segera membekuk pelaku pembunuhan itu. “Ingat, jangan pernah membodohi pihak keluarga korban dengan janji-janji yang tak pasti dilakukan. Segera bekuk pelaku itu," desak Mahasiswa STIH Bima ini.
Penegakkan supermasi hukum kata dia, harus dilakukan tanpa melihat siapapun yang melakukan kejahatan. Kalau kasus itu dibiarkan, ia meyakini persoalan semacam ini akan kembali terjadi di Kampus STIH Bima. "Kalau Polisi tidak mampu menyelesaikan kasus ini, berikan kami legitimasi agar kami sendiri yang akan memburu pelaku itu," pintanya.
Orator lainnya Hawa mengatakan, kehadiran mahasiswa di Polres Bima Kota merupakan bentuk solidaritas terhadap korban. Serta mendesak Kepolisian untuk mengungkap pelaku pembunuhan Adhar. "Kami minta segera tangkap pelaku pembunuhan adhar," desak Mahasiswi semester dua ini.
Ia mengaku kuatir, berkeliarannya pelaku pembunuhan Adhar akan memicu adanya konflik horisontal antara warga. Kekuatiran itulah yang mendorong pihaknya hingga melakukan aksi dan mendesak segera membekuk pelaku itu. "Sesuai dengan Undang-undang, Polisi mempunyai kewajiban untuk mengunkap kasus itu," jelasnya.
Orator lainnya, Berry menambahkan, institusi Polri harusnya malu dihadapan masyarakat karena belum mampu mengungkap pelaku pembunuhan di depan kampus STIH Bima itu. Apalagi, kasus itu dinilai merupakan kasus pembantaian yang dilakukan oknum yang juga diduga Mahasiswa setempat secara sistimatis."Kami menduga, dengan lambannya penananganan kasus ini Polisi takut untuk membekuk para preman itu,"duganya.
Secara terpisah, Kapolres Bima Kota melalui Kasat Reskrim, IPTU. Yerry T. Putra, membantah tudingan bahwa Polisi tidak berbuat apa-apa dalam pengungkapan kasus pembunuhan itu. "Sementara ini, kita masih lakukan upaya penangkapan terhadap pelaku itu," ujarnya saat dikonfirmasi di Kantornya.
Kasat mengaku, kendala-kendala yang dihadapi saat ini pelaku masih lari dan bersembunyi. Pihaknya masih cari tempat persembunyian pelaku itu. Seperti yang diinfokan warga bahwa pelaku ada di wilayah Desa Ngali, sudah dilakukan penyisiran."Anggota kita terus memburu, bahkan kami juga sudah lakukan koordinasi dengan Polres Bima Kabupaten untuk membantu,"jelasnya.
Saat ditanya, apakah pelaku sudah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Kasat mengaku, hingga saat ini pelaku belum. Sementara ini, diduga hanya satu orang pelaku yang melakukan pembunuhan. Pihaknya juga memastikan bahwa pelaku meninggal karena dibunuh oleh pelaku dengan keris. Senjata tajam unutk membunuh korban itu telah ditemukan di kelurahan Salama yang ditutup pelaku dengan tumpukan sampah dekat rumah warga."Kami harap mahasiswa dan keluarga korban sedikit bersabar. Mengungkap kasus ini dan membekuk pelaku, sudah menjadi tugas kami,"harapnya. (KS-05)
COMMENTS