Kehadiran Perusahaan Biji Besi oleh PT. Bima Feroindo di Desa Karampi Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima, teramat berarti bagi rakyat Bima khususnya warga setempat.
Kehadiran Perusahaan Biji Besi oleh PT. Bima Feroindo di Desa Karampi Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima, teramat berarti bagi rakyat Bima khususnya warga setempat. Pasalnya, perusahaan tersebut akan menyeediakan lapangan pekerjaan baru. Bentuknya, memacu semangat dan motivasi warga untuk menembangkan keahlian mereka di Bidang Pertanian dan Perikanan. Tujuanya, peningkatan roda perekonomian warga sekitar lokasi pertambangan tersebut.
Sosialisasi di Desa Sarae Ruma oleh PT. Bima Feroindo
Projeck Manager PT. Bima Feroindo, Iwan Prasetya mengaatakan, saat ini secara administrasi sudah lengkap seperti surat keterangan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Nomor 06/KPA.Bima/2011, Studi kelayakan, Document Kelayakan Lingkungan Hidup Nomor 188.45/721/003/2011. Hanya saja, belum berani melakukan penambangan. Karena, ijin usaha operasi dan produksi baru terbit Bulan September 2014. "Kita eksplorasi sejak Tahun 2007. Intinya, semua sudah beres, tinggal kita melakukan produksi. Sebagai langkah awal, kita lakukan pematokan lahan tambang," ujarnya.
Projeck Manager PT. Bima Feroindo, Iwan Prasetya
Lanjutnya, luas lahan tambang biji besi 140 Hektar berlokasi di Bukit Oi Kato, diperkirakan hasil 20 juta ton, artinya 100 ribu ton perbulan. Kegiatan penambangan jelasnya, dilakukan 10 meter diatas permukaan laut tertinggi. Jadi, potensi dampak negatifnya tidak ada sama sekali."Saya jamin dalam kurun waktu 18 tahun hanya 140 H. Itupun, tidak sampai ke pemukiman warga. Karena, lokasi penambangan tepat berada dibalik bukit," tuturnya.
Jarak penambangan dengan Dusun Sarae Ruma 3 kilometer, sementara dengan Karampi 16 kilometer. "Sehingga sampai 80 Tahun pun, penambangan tidak akan berdampak negatif untuk warga," ujarnya.
Beroperasinya perusahaan tambang itu tidak hanya memberi keuntungan bagi warga kecamatan dimaksud lantaran ada niat baik perusahaan mengembangkan usaha di bidang pertanian dan perikanan. Namun juga untuk daerah Kabupaten, karena selain akan berpotensi untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pun dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. "Sesungguhnya banyak keuntungan dengan adanya perusahaan tambang. Artinya, tak hanya menguntungkan perusahaan. Melainkan juga untuk rakyat dan daerah," tegasnya.
Tersedianya lapangan pekerjaan merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Sehingga tanpa disadari, perusahaan itu membantu Pemerintah Daerah (Pemda) dalam peningkatan ekonomi demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Karena masalah ekonomi dan kemiskinan menjadi penyebab utama terjadi kesenjangan sosial ditengah-tengah masyarakat. Termasuk, tindakan kriminal. Masalahnya, tidak ada kegiatan bermanfaat bagi pengangguran. Begitupun masyarakat ekonomi lemah yang terdesak dengan kebutuhan hidup. Sejatinya, perusahaan yang sudah melakukan ekspolarasi sejak Tahun 2007 itu hadir untuk mengatasi sejumlah masalah yang terjadi.
"Harus disadari secara bersama, banyak manfaat dan konstribusi perusahaan itu untuk rakyat dan daerah. Buktinya, masyarakat yang kesulitan mencari nafkah dimanfaatkan sebagai tenaga kerja oleh perusahaan itu.Jadi menurut saya, masyarakat juga daerah sangat terbantu dengan perusahaan tersebut, mengelola potensi daerah untuk kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Namun sangat disayangkan, ketika kehadiran Investor dibidang pertambangan dipermasalahkan oleh oknum atau sekelompok yang berkepentingan. Padahal lebih besar dampak positif ketimbang negatif dibalik beroperasinya perusahaan tersebut. Buktinya dapat dilihat sendiri, daerah yang menerima secara baik perusahaan tambang. Salah satunya, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dengan tambang emas yang dikelola PT. Newmont. Berkat tambang, daerah itu merupakan salah satu kabupaten dengan APBD bernilai fantastic. Konstribusi perusahaan itu bukan hanya untuk rakyat dan KSB, tapi juga bagi rakyat Provinsi NTB. Karena, banyak karyawan perusahaan itu dari daerah lain diluar KSB. Salah satunya, dari Bima. Disamping itu sebutnya, perusahaan tersebut juga memberi bantuan Miliaran rupiah pertahun untuk Kabupaten atau Kota di NTB dalam bentuk royalti.
"Kalau di daerah lain bisa, kenapa di Bima yang masih kaya dengan potensi alamnya tidak. Mestinya, kita belajar dari daerah yang maju dan berkembang dengan adanya tambang. Tidak usah ambil contoh jauh-jauh, karena tambang emas Newmont di KSB adalah bukti nyata. Karenanya, saya mengajak rakyat kabupaten bima untuk mulai bangkit dan berpikir maju kearah lebih baik, tinggalkan kegiatan tak bermanfaat, mari kelola potensi alam untuk rakyat dan daerah," pintanya.
Menilai dan memandang keberadaan perusahaan tambang jangan hanya dari satu sisi. Maksudnya, tidak dari dampak negatif akibat aktivitas pertambangan, tapi juga efek positifnya. Sebab kalau sisi negatifnya saja yang dipikirkan, yang ada kekayaan alam tidak akan dimanfaatkan dan dikelola sebaik-baik untuk kepentingan rakyat. Bahkan dapat berakibat fatal karena lebih ceenderung berpikir kearah negatiif. Ujung-ujungnya sebut Iwan, tidak ada investor yang berani masuk ke bima. Imbasnya, kondisi ekonomi, kesejahteraan rakyat dan daerah tidak mengalami kemajuan alias jalan ditempat. Begitupun, angka kemiskinan, pengangguran bukan menurun tapi justeru meningkat. Padahal, peemicunya hanya karena kepentingan segelintir kelompok tak bertanggungjawab.
"Nah, inilah yang perlu dikhawatirkan. Masalahnya, rakyat dan daerah yang dikorbankan. Karena itu, saya berharap semua pihak untuk menilai soal tambang dari segala sisi. Posiitif negatif wajar, tapi harus dianalisa, apakah lebih besar manfaat atau efek negatifnya. Soal tambang, saya rasa lebih besar manfaatnya. Bisa dibuktikan dan bercermilah pada daeerah lain," terangnya. (KS-09/ADV)
Sosialisasi di Desa Sarae Ruma oleh PT. Bima Feroindo
Projeck Manager PT. Bima Feroindo, Iwan Prasetya mengaatakan, saat ini secara administrasi sudah lengkap seperti surat keterangan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Nomor 06/KPA.Bima/2011, Studi kelayakan, Document Kelayakan Lingkungan Hidup Nomor 188.45/721/003/2011. Hanya saja, belum berani melakukan penambangan. Karena, ijin usaha operasi dan produksi baru terbit Bulan September 2014. "Kita eksplorasi sejak Tahun 2007. Intinya, semua sudah beres, tinggal kita melakukan produksi. Sebagai langkah awal, kita lakukan pematokan lahan tambang," ujarnya.
Projeck Manager PT. Bima Feroindo, Iwan Prasetya
Lanjutnya, luas lahan tambang biji besi 140 Hektar berlokasi di Bukit Oi Kato, diperkirakan hasil 20 juta ton, artinya 100 ribu ton perbulan. Kegiatan penambangan jelasnya, dilakukan 10 meter diatas permukaan laut tertinggi. Jadi, potensi dampak negatifnya tidak ada sama sekali."Saya jamin dalam kurun waktu 18 tahun hanya 140 H. Itupun, tidak sampai ke pemukiman warga. Karena, lokasi penambangan tepat berada dibalik bukit," tuturnya.
Jarak penambangan dengan Dusun Sarae Ruma 3 kilometer, sementara dengan Karampi 16 kilometer. "Sehingga sampai 80 Tahun pun, penambangan tidak akan berdampak negatif untuk warga," ujarnya.
Beroperasinya perusahaan tambang itu tidak hanya memberi keuntungan bagi warga kecamatan dimaksud lantaran ada niat baik perusahaan mengembangkan usaha di bidang pertanian dan perikanan. Namun juga untuk daerah Kabupaten, karena selain akan berpotensi untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pun dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. "Sesungguhnya banyak keuntungan dengan adanya perusahaan tambang. Artinya, tak hanya menguntungkan perusahaan. Melainkan juga untuk rakyat dan daerah," tegasnya.
Tersedianya lapangan pekerjaan merupakan salah satu upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Sehingga tanpa disadari, perusahaan itu membantu Pemerintah Daerah (Pemda) dalam peningkatan ekonomi demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Karena masalah ekonomi dan kemiskinan menjadi penyebab utama terjadi kesenjangan sosial ditengah-tengah masyarakat. Termasuk, tindakan kriminal. Masalahnya, tidak ada kegiatan bermanfaat bagi pengangguran. Begitupun masyarakat ekonomi lemah yang terdesak dengan kebutuhan hidup. Sejatinya, perusahaan yang sudah melakukan ekspolarasi sejak Tahun 2007 itu hadir untuk mengatasi sejumlah masalah yang terjadi.
"Harus disadari secara bersama, banyak manfaat dan konstribusi perusahaan itu untuk rakyat dan daerah. Buktinya, masyarakat yang kesulitan mencari nafkah dimanfaatkan sebagai tenaga kerja oleh perusahaan itu.Jadi menurut saya, masyarakat juga daerah sangat terbantu dengan perusahaan tersebut, mengelola potensi daerah untuk kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Namun sangat disayangkan, ketika kehadiran Investor dibidang pertambangan dipermasalahkan oleh oknum atau sekelompok yang berkepentingan. Padahal lebih besar dampak positif ketimbang negatif dibalik beroperasinya perusahaan tersebut. Buktinya dapat dilihat sendiri, daerah yang menerima secara baik perusahaan tambang. Salah satunya, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dengan tambang emas yang dikelola PT. Newmont. Berkat tambang, daerah itu merupakan salah satu kabupaten dengan APBD bernilai fantastic. Konstribusi perusahaan itu bukan hanya untuk rakyat dan KSB, tapi juga bagi rakyat Provinsi NTB. Karena, banyak karyawan perusahaan itu dari daerah lain diluar KSB. Salah satunya, dari Bima. Disamping itu sebutnya, perusahaan tersebut juga memberi bantuan Miliaran rupiah pertahun untuk Kabupaten atau Kota di NTB dalam bentuk royalti.
"Kalau di daerah lain bisa, kenapa di Bima yang masih kaya dengan potensi alamnya tidak. Mestinya, kita belajar dari daerah yang maju dan berkembang dengan adanya tambang. Tidak usah ambil contoh jauh-jauh, karena tambang emas Newmont di KSB adalah bukti nyata. Karenanya, saya mengajak rakyat kabupaten bima untuk mulai bangkit dan berpikir maju kearah lebih baik, tinggalkan kegiatan tak bermanfaat, mari kelola potensi alam untuk rakyat dan daerah," pintanya.
Menilai dan memandang keberadaan perusahaan tambang jangan hanya dari satu sisi. Maksudnya, tidak dari dampak negatif akibat aktivitas pertambangan, tapi juga efek positifnya. Sebab kalau sisi negatifnya saja yang dipikirkan, yang ada kekayaan alam tidak akan dimanfaatkan dan dikelola sebaik-baik untuk kepentingan rakyat. Bahkan dapat berakibat fatal karena lebih ceenderung berpikir kearah negatiif. Ujung-ujungnya sebut Iwan, tidak ada investor yang berani masuk ke bima. Imbasnya, kondisi ekonomi, kesejahteraan rakyat dan daerah tidak mengalami kemajuan alias jalan ditempat. Begitupun, angka kemiskinan, pengangguran bukan menurun tapi justeru meningkat. Padahal, peemicunya hanya karena kepentingan segelintir kelompok tak bertanggungjawab.
"Nah, inilah yang perlu dikhawatirkan. Masalahnya, rakyat dan daerah yang dikorbankan. Karena itu, saya berharap semua pihak untuk menilai soal tambang dari segala sisi. Posiitif negatif wajar, tapi harus dianalisa, apakah lebih besar manfaat atau efek negatifnya. Soal tambang, saya rasa lebih besar manfaatnya. Bisa dibuktikan dan bercermilah pada daeerah lain," terangnya. (KS-09/ADV)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus