Untuk memperingati jasa Kartini itu, TK Pembina Rasanae Barat (Rasbar) mengadakan kegiatan peduli kasih, Sabtu (25/4) lalu.
Peringatan Hari Kartini tiap tahun diadakan oleh berbagai kalangan dan instansi. Berbagai acara disajikan dalam menyambut tokoh pejuang wanita ini. RA Kartini dikenal sosok pejuang gender yang mengangkat harkat dan martabat perempuan di nusantara. Untuk memperingati jasa Kartini itu, TK Pembina Rasanae Barat (Rasbar) mengadakan kegiatan peduli kasih, Sabtu (25/4) lalu.
Kegiatan bertajuk amal cinta kasih oleh TK Pembina Rasana’e Barat merupakan terobosan baru bagi perkembangan pengetahuan anak. Anak bukan saja dikembangkan melalui pengetahuan akal dan sikap. Tetapi harus ditanamkan sifat kepedulian antara sesama manusia. Pembinaan anak di usia dini adalah dasar pengenalan manusia tentang dunia, tuhan, dan kehidupan sosial
Kegiatan terlihat cukup ramai dan diikuti siswa dengan antusias. Kegiatan yang melibatkan guru, anak dan orang tua wali murid nilai keakrabannya cukup tinggi. Partispasi masyarakat dalam mendidik anak sangat berpengaruh dalam kelangsungan belajar mengajar anak di dalam sekolah. Kemampuan anak bukan saja ditentukan di sekolah, tetapi pendidikan keluarga, lingkungan sangatlah berperan aktif dalam membangun karakter anak.
Kepala TK Pembina Rasana’e Barat, Dra. Kalisom menjelaskan, kegiatan Hari Kartini merupakan upaya pengenalan anak terhadap tokoh sejarah dan perjuangannya R.A Kartini. Sosok perempuan yang peduli terhadap nasib perempuan, cinta sesama adalah kasih ibu pertiwi. Atas dasar itu, cinta dan peduli kasih harus ditumbuhkan dalam diri anak usia dini agar manusia saling kasih mengasih. “Kegiatan pembagian sembako kepada orang tua jompo di panti Krisna Wirada salah satu bentuk penanaman rasa belas kasihan TK Pembina Rasana’e Barat antara sesama. Anak harus dididik sejak usia dini secara berkelanjutan,” ujarnya.
Lanjutnya, TK Pembina berdiri kokoh bukan hanya karena peran kepala sekolah, guru, tetapi peran orang tua wali dan masyarakat sangat besar terhadap kelangsungan proses belajar mengajar anak di TK Pembina ini. Salah satu contohnya, kegiatan peduli kasih dan pembagian sembako sepenuhnya swadaya masyarakat berupa beras 1 kg, Mie instan 30 dus, susu cair 10 liter, gula 30 kg, minyak kayu putih 2 lusin, biskuit 2 dos serta sembako lainnya. “Ini pertanda partisipasi masyarakat dalam kegiatan peduli kasih cukup besar,” ungkapnya.
Kalisom berharap penanaman cinta kasih anak terhadap orang tua, dan sesama semoga berkelanjutan. Orang tua murid tidak hanya berhenti di lingkungan sekolah saja, tapi anak harus didik secara berkelanjutan di tingkat keluarga dan lingkungannya. (KS-18)
Kegiatan bertajuk amal cinta kasih oleh TK Pembina Rasana’e Barat merupakan terobosan baru bagi perkembangan pengetahuan anak. Anak bukan saja dikembangkan melalui pengetahuan akal dan sikap. Tetapi harus ditanamkan sifat kepedulian antara sesama manusia. Pembinaan anak di usia dini adalah dasar pengenalan manusia tentang dunia, tuhan, dan kehidupan sosial
Kegiatan terlihat cukup ramai dan diikuti siswa dengan antusias. Kegiatan yang melibatkan guru, anak dan orang tua wali murid nilai keakrabannya cukup tinggi. Partispasi masyarakat dalam mendidik anak sangat berpengaruh dalam kelangsungan belajar mengajar anak di dalam sekolah. Kemampuan anak bukan saja ditentukan di sekolah, tetapi pendidikan keluarga, lingkungan sangatlah berperan aktif dalam membangun karakter anak.
Kepala TK Pembina Rasana’e Barat, Dra. Kalisom menjelaskan, kegiatan Hari Kartini merupakan upaya pengenalan anak terhadap tokoh sejarah dan perjuangannya R.A Kartini. Sosok perempuan yang peduli terhadap nasib perempuan, cinta sesama adalah kasih ibu pertiwi. Atas dasar itu, cinta dan peduli kasih harus ditumbuhkan dalam diri anak usia dini agar manusia saling kasih mengasih. “Kegiatan pembagian sembako kepada orang tua jompo di panti Krisna Wirada salah satu bentuk penanaman rasa belas kasihan TK Pembina Rasana’e Barat antara sesama. Anak harus dididik sejak usia dini secara berkelanjutan,” ujarnya.
Lanjutnya, TK Pembina berdiri kokoh bukan hanya karena peran kepala sekolah, guru, tetapi peran orang tua wali dan masyarakat sangat besar terhadap kelangsungan proses belajar mengajar anak di TK Pembina ini. Salah satu contohnya, kegiatan peduli kasih dan pembagian sembako sepenuhnya swadaya masyarakat berupa beras 1 kg, Mie instan 30 dus, susu cair 10 liter, gula 30 kg, minyak kayu putih 2 lusin, biskuit 2 dos serta sembako lainnya. “Ini pertanda partisipasi masyarakat dalam kegiatan peduli kasih cukup besar,” ungkapnya.
Kalisom berharap penanaman cinta kasih anak terhadap orang tua, dan sesama semoga berkelanjutan. Orang tua murid tidak hanya berhenti di lingkungan sekolah saja, tapi anak harus didik secara berkelanjutan di tingkat keluarga dan lingkungannya. (KS-18)
COMMENTS