Namun, ulah oknum Anggota Polisi yang sehari-hari bertugas di Pelabuhan Sape tak mencerminkan tugas tersebut. Pasalnya, oknum yang tak disebutkan identitasnya itu diduga menjadi calo.
Bima, KS.- Harusnya Polisi bertugas sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat. Namun, ulah oknum Anggota Polisi yang sehari-hari bertugas di Pelabuhan Sape tak mencerminkan tugas tersebut. Pasalnya, oknum yang tak disebutkan identitasnya itu diduga menjadi calo.
Salah seorang pengguna jasa yang enggan dikorankan namanya menyesalkan tindakan oknum Polisi yang menjadi calo pengatur keluar masuk mobil penumpang pada kapal Ferry. “Mestinya tugas dia hanya sebagai keamanan di Pelabuhan Sape, ketika ada tindakan premanisme mengambil tindakan tegas agar tidak merajalela,” ujarnya.
Dampak dari praktek calo yang dilakukan oleh oknum Polisi kata dia, akhirnya diikuti juga beberapa oknum preman. Sehingga polisi tidak berani lagi menegur ataupun menindak mereka.
Petugas ASDP Cabang Sape juga turut menyesalkan adanya oknum Polisi yang menjadi calo. Padahal tupoksinya hanya sebagai petugas keamanan, yang mengamankan semua aset yang ada di Pelabuhan Sape. Termasuk kenyamanan petugas dan karyawan PT ASDP serta pengguna Jasa karena merupakan aset negara.
Diakuinya, di Pelabuhan Sape dulu sangat nyaman di bawah komando IPTU Ma’rufuddin (Sekarang Kapolsek Lambu) sebagai Komandan KP3 Pelabuhan Sape. Nama sape sangat harum dan tidak ada premanisme seperti sekarang ini. “Memang disemua pelabuhan itu ada premannya, namun tidak separah di Pelabuhan Sape. Bayangkan terjadi pemecahan kaca pada bagian loket PT ASDP, selain itu juga pembacokan terhadap karyawan kapal swasta. Ironisnya lagi preman berani minum minuman miras di bawah tiang bendera merah putih,” bebernya.
Hal ini menurut dia, merupakan tindakan yang memalukan karena Pelabuhan Sape ini termasuk pintu masuk tamu dari NTT dan sebagai jalur internasional yang dilalui oleh wisata domestik dan asing. Dari rentetan kejadian tersebut terkesan dibiarkan begitu saja oleh Aparat Kepolisian. Padahal pihaknya sudah dua kali bersurat pada Kapolsek Sape. Namun hingga hari ini tidak pernah ditanggapi dengan serius.
“Untuk itu diharapkan kepada Bapak Kapolres Bima Kota bisa memberikan pembinaan dan penyegaran terhadap anggotanya serta dapat menambah personil sebanyak 10 orang di Pelabuhan Sape,” sarannya.
Kasat Reskrim Polresta Bima, IPTU Yerry T Putra yang dikonfirmasi via handpohne menegaskan, kalau memang benar ada anggotanya yang diduga menjadi calo di Pelabuhan Sape itu sangat disesalkan. Kasat pun berjanji akan melakukan koordinasi dengan pihak Propam agar oknum anggotanya itu diberikan pembinaan. (KS-16)
Salah seorang pengguna jasa yang enggan dikorankan namanya menyesalkan tindakan oknum Polisi yang menjadi calo pengatur keluar masuk mobil penumpang pada kapal Ferry. “Mestinya tugas dia hanya sebagai keamanan di Pelabuhan Sape, ketika ada tindakan premanisme mengambil tindakan tegas agar tidak merajalela,” ujarnya.
Dampak dari praktek calo yang dilakukan oleh oknum Polisi kata dia, akhirnya diikuti juga beberapa oknum preman. Sehingga polisi tidak berani lagi menegur ataupun menindak mereka.
Petugas ASDP Cabang Sape juga turut menyesalkan adanya oknum Polisi yang menjadi calo. Padahal tupoksinya hanya sebagai petugas keamanan, yang mengamankan semua aset yang ada di Pelabuhan Sape. Termasuk kenyamanan petugas dan karyawan PT ASDP serta pengguna Jasa karena merupakan aset negara.
Diakuinya, di Pelabuhan Sape dulu sangat nyaman di bawah komando IPTU Ma’rufuddin (Sekarang Kapolsek Lambu) sebagai Komandan KP3 Pelabuhan Sape. Nama sape sangat harum dan tidak ada premanisme seperti sekarang ini. “Memang disemua pelabuhan itu ada premannya, namun tidak separah di Pelabuhan Sape. Bayangkan terjadi pemecahan kaca pada bagian loket PT ASDP, selain itu juga pembacokan terhadap karyawan kapal swasta. Ironisnya lagi preman berani minum minuman miras di bawah tiang bendera merah putih,” bebernya.
Hal ini menurut dia, merupakan tindakan yang memalukan karena Pelabuhan Sape ini termasuk pintu masuk tamu dari NTT dan sebagai jalur internasional yang dilalui oleh wisata domestik dan asing. Dari rentetan kejadian tersebut terkesan dibiarkan begitu saja oleh Aparat Kepolisian. Padahal pihaknya sudah dua kali bersurat pada Kapolsek Sape. Namun hingga hari ini tidak pernah ditanggapi dengan serius.
“Untuk itu diharapkan kepada Bapak Kapolres Bima Kota bisa memberikan pembinaan dan penyegaran terhadap anggotanya serta dapat menambah personil sebanyak 10 orang di Pelabuhan Sape,” sarannya.
Kasat Reskrim Polresta Bima, IPTU Yerry T Putra yang dikonfirmasi via handpohne menegaskan, kalau memang benar ada anggotanya yang diduga menjadi calo di Pelabuhan Sape itu sangat disesalkan. Kasat pun berjanji akan melakukan koordinasi dengan pihak Propam agar oknum anggotanya itu diberikan pembinaan. (KS-16)
benar sekali....seharusnya oknum polisi memberikan contoh yg baik buat masyarakat.tpi bukan sebaliknya
BalasHapussungguh memalukan.