Penyaluran air yang biasa dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ke Kapal Ferry di Pelabuhan Sape menuai keluhan pelanggan.
Bima, KS.- Penyaluran air yang biasa dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) ke Kapal Ferry di Pelabuhan Sape menuai keluhan pelanggan. Pasalnya ketika air disalurkan, volume air untuk pelanggan menjadi berkurang. Untuk mengatasi keluhan itu, PDAM Kecamatan Sape disarankan agar melakukan pengembangan jaringan atau membuat jalur khusus untuk penyaluran air melalui kapal Ferry. Tujuannya agar tidak mengganggu air yang digunakan oleh pelanggan PDAM lainnya.
Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM)
Saran itu seperti disampaikan, salah seorang pelanggan PDAM Dusun Gudang Desa Bugis Kecamatan Sape Kabupaten Bima A. Latif kepada media ini beberapa hari lalu. Menurut Latif upaya pengembangan jaringan pada PDAM Cabang Sape dipandang perlu. Hal ini demi kepuasaan pelanggan PDAM, karena selama ini merasa terganggu ketika berbarengan pengisian air pada Kapal Fery di Pelabuhan Sape.
“Sebab yang seharusnya penyaluran air untuk pelanggan terpaksa terbagi di kapal. Hal ini mengakibatkan volume air yang masuk pada kita sebagai pelanggan sangat kecil,” ungkapnya.
Hal senada juga dikeluhkan Kepala PT ASDP Cabang Sape Ospar, Silaban, SH. Ia mengaku, pada saat pengisian air di kapal selalu tersendat dan tekanan airnya kurang yaitu hanya 5 liter per detik. Sementara agar cepat penuh pengisian air di kapal harus ditambah lagi tekanan air lebih dari 5 liter per detik. “Selama ini banyak kapal yang mengisi di dalam laut dengan menggunakan jerigen akibat tidak puas terhadap pelayanan PDAM Cabang Sape. Kami mengusulkan agar dibuatkan jalur khusus untuk penyaluran air di Kapal Ferry,” kata Silaban.
Kepala PDAM Cabang Sape, Jamaludin saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, terkait dengan adanya usulan dari pelanggan sebenarnya sudah dipikirkan jauh sebelumnya dan sudah diusulkan ke Kepala PDAM Kabupaten Bima. Hal itu diakui sangat perlu untuk dilakukan demi kepuasaan pelanggan, baik pelanggan Kapal Ferry maupun pelanggan lainnya. “Karena bayangkan 18 liter perdetik untuk pelanggan, terpaksa harus terbagi karena terbentur pengisian pada Kapal Ferry,” akunya.
Pihaknya terkendala saat pengisian di kapal, karena hanya menggunakan satu jaringan sehingga masyarakat menjadi korban akibat tekanan air kurang. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya masyarakat mengeluh. Mengatasi hal tersebut, pihaknya sudah merencanakan akan melakukan pengembangan jaringan. Rencana itu sudah mendapat respon positif dari Dirut PDAM Kabupaten Bima dan akan melakukan survei langsung untuk mengetahui besarnya anggaran yang dibutuhkan.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini cepat terealisasi. Hal ini juga untuk membantu PDAM Kabupaten Bima dan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bima,” pungkasnya. (KS-16)
Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM)
Saran itu seperti disampaikan, salah seorang pelanggan PDAM Dusun Gudang Desa Bugis Kecamatan Sape Kabupaten Bima A. Latif kepada media ini beberapa hari lalu. Menurut Latif upaya pengembangan jaringan pada PDAM Cabang Sape dipandang perlu. Hal ini demi kepuasaan pelanggan PDAM, karena selama ini merasa terganggu ketika berbarengan pengisian air pada Kapal Fery di Pelabuhan Sape.
“Sebab yang seharusnya penyaluran air untuk pelanggan terpaksa terbagi di kapal. Hal ini mengakibatkan volume air yang masuk pada kita sebagai pelanggan sangat kecil,” ungkapnya.
Hal senada juga dikeluhkan Kepala PT ASDP Cabang Sape Ospar, Silaban, SH. Ia mengaku, pada saat pengisian air di kapal selalu tersendat dan tekanan airnya kurang yaitu hanya 5 liter per detik. Sementara agar cepat penuh pengisian air di kapal harus ditambah lagi tekanan air lebih dari 5 liter per detik. “Selama ini banyak kapal yang mengisi di dalam laut dengan menggunakan jerigen akibat tidak puas terhadap pelayanan PDAM Cabang Sape. Kami mengusulkan agar dibuatkan jalur khusus untuk penyaluran air di Kapal Ferry,” kata Silaban.
Kepala PDAM Cabang Sape, Jamaludin saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, terkait dengan adanya usulan dari pelanggan sebenarnya sudah dipikirkan jauh sebelumnya dan sudah diusulkan ke Kepala PDAM Kabupaten Bima. Hal itu diakui sangat perlu untuk dilakukan demi kepuasaan pelanggan, baik pelanggan Kapal Ferry maupun pelanggan lainnya. “Karena bayangkan 18 liter perdetik untuk pelanggan, terpaksa harus terbagi karena terbentur pengisian pada Kapal Ferry,” akunya.
Pihaknya terkendala saat pengisian di kapal, karena hanya menggunakan satu jaringan sehingga masyarakat menjadi korban akibat tekanan air kurang. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya masyarakat mengeluh. Mengatasi hal tersebut, pihaknya sudah merencanakan akan melakukan pengembangan jaringan. Rencana itu sudah mendapat respon positif dari Dirut PDAM Kabupaten Bima dan akan melakukan survei langsung untuk mengetahui besarnya anggaran yang dibutuhkan.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini cepat terealisasi. Hal ini juga untuk membantu PDAM Kabupaten Bima dan menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bima,” pungkasnya. (KS-16)
COMMENTS