Tindak pidana kejahatan penipuan di Kota Bima kembali terjadi. Kali ini, korban penipuan pelaku yang belum diketahui identitasnya itu bukan dari Kalangan masyarakat biasa.
Kota Bima, KS.- Tindak pidana kejahatan penipuan di Kota Bima kembali terjadi. Kali ini, korban penipuan pelaku yang belum diketahui identitasnya itu bukan dari Kalangan masyarakat biasa. Melainkan, mahasiwi Kesehatan Akbid Surya Mandiri Bima semester empat berjumlah tujuh orang. Mereka adalah Sri Murni, Rukmini, Imra, Sukarti, Herlina, Rita, Sumiyati dan Wiyanti.
Celakanya, uang korban yang raib hingga mencapai ratusan Juta lebih. Karena, masing-masing korban telah menyerahkan uang tunai Rp.2 Juta hingga Rp.5 Juta. Selain mahasiswi, pelaku penipuan yang diketahui pasangn suami istri (pasutri) itu juga menipu salah seorang guru SDN Inpres Woro Paarado, Fatimah.
Korban yang juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengabdi sebagai guru itu tidak hanya kehilangan uang, namun juga sejumlah perhiasan emas dan ratusan juta uang yang masih ada dalam rekening. Sebab, kartu ATM berikut PIN sudah dibawa kabur dua pelaku tersebut. Perkenalan antara pelaku dan para korban terjadi di salah satu kos milik Dra. Hj. Siti Marma, M.Ap yang berlokasi di BTN Penatoi Kota Bima. Mengingat, pelaku dan korban tinggaal dalam satu kos tersebut.
Perkenalan biasa menjadi akrab, curahan hati (curhat) hingga pada urusan pribadi pun seolah bukan lagi rahasia. "Pelaku ngaku bisa ngobatin sakit hingga dapat memudahkan urusan sekolah. Sejak itulah kami merasa percaya dan yakin dengan pelaku," cerita para korban ketika melaporkan persoalan itu pada Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Bima Kota Minggu (31/05).
Keyakinan korban bertambah ketika pelaku mengaku bisa menggandakan uang hingga berlipat-lpeat ganda. Praktis, para korban menyerahkan sejumlah uang pada pelaku. Hanya saja, tidak diserahkan dalam waktu bersamaan, ada korban yang menyerahkan hari Selasa (26/5), Rabu (27/5), dan Kamis (28/5). Begitupun, uang tidak dalam jumlah yang sama (bervariasi)."Jumlah uang yang kami serahkan berbeda, ada yang Rp.2 juta hingga Rp.5 Juta, bahkan ada pula yang menyerahkan rekening berikut ATM serta PIN," ujar korban sambil menangis histeris.
Setelah uang diserahkan lanjut korban, pelaku kemudian menyimpan uang dalam dompet berwarna hitam. Pelaku bahkan berjanji akan mengembalikan uang korban Sabtu (30/5) kemarin. Namun janji itu praktis tak dipenuhi, uang korban raib dibawa lari pelaku sabtu pagi hari kemarin. "Pelaku kabur dengan uang, perhiasan dan ATM sabtu pagi kemarin, yang tertinggal dalam kamar kos pelaku hanya dompet hitam berisi kertas tak berharga," terang korban.
Kabag Ops Polres Bima Kota, Kompol Moendra WDW yang dikonfirmasi wartawan membenarkan atas laporan pengaduan tersebut. Namun katanya, modus seperti ini tergolong klasik. Sasaranya, adalah para mahasiswa yang mengalami masalah pendidikan, kesulitan biaya pendidikan. "Ini modus lama, cuman diperbarui. Tapi bukan saja terjadi di Bima, melainkan juga di daerah lain. Namun, kami akan segera menindaklanjuti laporan tersebut," janjinya.
Ia berharap, masyarakat untuk selalu waspada dengan praktek penipuan dengan modus semacam ini. Termasuk, tindak pidana kejahatan lain, lebih-lebih kalangan mahasiswi. Sehingga, kejadian semacam ini tidak terulang lagi dikemudian hari."Saya minta masyarakat lebih waspada dengan modus penipuan semacam ini," pintanya. (KS-09)
Celakanya, uang korban yang raib hingga mencapai ratusan Juta lebih. Karena, masing-masing korban telah menyerahkan uang tunai Rp.2 Juta hingga Rp.5 Juta. Selain mahasiswi, pelaku penipuan yang diketahui pasangn suami istri (pasutri) itu juga menipu salah seorang guru SDN Inpres Woro Paarado, Fatimah.
Korban yang juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengabdi sebagai guru itu tidak hanya kehilangan uang, namun juga sejumlah perhiasan emas dan ratusan juta uang yang masih ada dalam rekening. Sebab, kartu ATM berikut PIN sudah dibawa kabur dua pelaku tersebut. Perkenalan antara pelaku dan para korban terjadi di salah satu kos milik Dra. Hj. Siti Marma, M.Ap yang berlokasi di BTN Penatoi Kota Bima. Mengingat, pelaku dan korban tinggaal dalam satu kos tersebut.
Perkenalan biasa menjadi akrab, curahan hati (curhat) hingga pada urusan pribadi pun seolah bukan lagi rahasia. "Pelaku ngaku bisa ngobatin sakit hingga dapat memudahkan urusan sekolah. Sejak itulah kami merasa percaya dan yakin dengan pelaku," cerita para korban ketika melaporkan persoalan itu pada Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Bima Kota Minggu (31/05).
Keyakinan korban bertambah ketika pelaku mengaku bisa menggandakan uang hingga berlipat-lpeat ganda. Praktis, para korban menyerahkan sejumlah uang pada pelaku. Hanya saja, tidak diserahkan dalam waktu bersamaan, ada korban yang menyerahkan hari Selasa (26/5), Rabu (27/5), dan Kamis (28/5). Begitupun, uang tidak dalam jumlah yang sama (bervariasi)."Jumlah uang yang kami serahkan berbeda, ada yang Rp.2 juta hingga Rp.5 Juta, bahkan ada pula yang menyerahkan rekening berikut ATM serta PIN," ujar korban sambil menangis histeris.
Setelah uang diserahkan lanjut korban, pelaku kemudian menyimpan uang dalam dompet berwarna hitam. Pelaku bahkan berjanji akan mengembalikan uang korban Sabtu (30/5) kemarin. Namun janji itu praktis tak dipenuhi, uang korban raib dibawa lari pelaku sabtu pagi hari kemarin. "Pelaku kabur dengan uang, perhiasan dan ATM sabtu pagi kemarin, yang tertinggal dalam kamar kos pelaku hanya dompet hitam berisi kertas tak berharga," terang korban.
Kabag Ops Polres Bima Kota, Kompol Moendra WDW yang dikonfirmasi wartawan membenarkan atas laporan pengaduan tersebut. Namun katanya, modus seperti ini tergolong klasik. Sasaranya, adalah para mahasiswa yang mengalami masalah pendidikan, kesulitan biaya pendidikan. "Ini modus lama, cuman diperbarui. Tapi bukan saja terjadi di Bima, melainkan juga di daerah lain. Namun, kami akan segera menindaklanjuti laporan tersebut," janjinya.
Ia berharap, masyarakat untuk selalu waspada dengan praktek penipuan dengan modus semacam ini. Termasuk, tindak pidana kejahatan lain, lebih-lebih kalangan mahasiswi. Sehingga, kejadian semacam ini tidak terulang lagi dikemudian hari."Saya minta masyarakat lebih waspada dengan modus penipuan semacam ini," pintanya. (KS-09)
COMMENTS