Siswa bernama Alif Tajdid Ramadansyah (18) nyaris tewas usai ditikam menggunakan serpihan kaca oleh teman sekelasnya berinisial K.
Kota Bima, KS.- Tindak kekerasan dan anarkisme kini seakan menjadi budaya untuk menyelesaikan persoalan. Bahkan parahnya, tindakan ala premanisme itu juga dilakukan pelajar di lingkungan sekolah. Seperti terjadi di SMA Negeri 2 Kota Bima, Senin (1/6) sekitar pukul 8.30 Wita. Siswa bernama Alif Tajdid Ramadansyah (18) nyaris tewas usai ditikam menggunakan serpihan kaca oleh teman sekelasnya berinisial K.
Siswa SMAN 2 Kobi yang ditikam saat dipindahkan ke Vip A RSUD Bima
Penyebab kejadian itu diduga karena masalah sepele, yakni rebutan kursi saat hendak dilaksanakan ujian semester dalam kelas. Akibatnya, korban menderita luka serius dan harus dilarikan ke RSUD Bima karena mendapatkan empat tikaman dari pelaku.
Kepala SMAN 2 Kota Bima, Imran, S. Pd yang dikonfirmasi mengakui, korban yang masih kelas XII itu ditikam hanya karena rebutan kursi. Keributan berawal dalam kelas, tetapi guru yang lewat sempat mengamankan keduanya. Setelah itu keduanya kembali mengikuti ujian karena telah diberikan pembinaan. “Kami tidak tahu sampai ada penusukan. Atas kejadian itu, kami langsung membawa korban ke RSUD Bima dan menyerahkan pelaku ke Polisi," jelas Imran dihubungi melalui telepon seluler, Senin siang.
Sementara itu menurut versi rekan korban, Tri Aprilia, awalnya korban dan pelaku ribut di belakang sekolah tepatnya dekat WC. Keributan pertama cepat dilerai teman-temannya yang melihat. Selang beberapa saat kemudian setelah semuanya bubar, Ia bersama siswa lainnya mendengar korban telah ditikam oleh pelaku mengunakan pecahan kaca. “Korban mengalami empat tikaman dari pelaku pada bagian punggung sebanyak tiga kali dan pada kepala bagian kanan satu kali,” sebutnya di RSUD Bima.
Setelah mendengar korban yang juga sepupunya itu ditikam, Ia pun langsung lari menghampiri korban yang tergeletak dengan bersimbah darah. "Korban langsung dibawa oleh guru-guru ke RSUD Bima untuk mendapatkan perawatan medis. Sedangkan pelaku saat itu langsung diamankan oleh Polisi," ujarnya.
Mengenai penyebab kejadian, Aprilia mengaku tidak mengetahui pasti. "Saya dan teman-teman yang lain tahu, setelah mereka berkelahi di belakang sekolah itu," katanya.
Orangtua korban Arif Sukirman mengaku, baru mengetahui anaknya ditikam setelah diinformasikan oleh istrinya sekitar pukul 09.00 Wita. Setelah mendengar informasi itu, Dosen STISIP Mbojo Bima ini langsung ke RSUD Bima. Atas kejadian itu, lelaki yang akrab disapa Dae Moa ini meminta agar Polisi memproses hukum pelaku secepatnya. “Berikan hukuman yang setimpal, sesuai dengan perbuatan pelaku. Saya akan terus mengawal proses hukum kasus ini," tegasnya.
Kapolres Bima Kota melalui Kanit III SPKT, Aiptu Kodrat membenarkan adanya peristiwa penikaman terhadap korban. "Laporan pengaduannya telah kami terima, bahkan pelaku juga telah kami amankan pasca kejadian. Kasus ini akan kami limpahkan ke Sat Reskrim Polres Bima Kota untuk ditindaklanjuti," katanya singkat.
Pantauan wartawan, setelah korban mendapatkan perawatan medis di IGD RSUD Bima, korban pun dipindahkam ke Ruangan Bedah Pria. Setelah 30 menit kemudian, korban dibawa ke Ruangan Outopsi dan langsung di pindahkan ke Ruangan VIP A RSUD setempat. (KS-05)
Siswa SMAN 2 Kobi yang ditikam saat dipindahkan ke Vip A RSUD Bima
Penyebab kejadian itu diduga karena masalah sepele, yakni rebutan kursi saat hendak dilaksanakan ujian semester dalam kelas. Akibatnya, korban menderita luka serius dan harus dilarikan ke RSUD Bima karena mendapatkan empat tikaman dari pelaku.
Kepala SMAN 2 Kota Bima, Imran, S. Pd yang dikonfirmasi mengakui, korban yang masih kelas XII itu ditikam hanya karena rebutan kursi. Keributan berawal dalam kelas, tetapi guru yang lewat sempat mengamankan keduanya. Setelah itu keduanya kembali mengikuti ujian karena telah diberikan pembinaan. “Kami tidak tahu sampai ada penusukan. Atas kejadian itu, kami langsung membawa korban ke RSUD Bima dan menyerahkan pelaku ke Polisi," jelas Imran dihubungi melalui telepon seluler, Senin siang.
Sementara itu menurut versi rekan korban, Tri Aprilia, awalnya korban dan pelaku ribut di belakang sekolah tepatnya dekat WC. Keributan pertama cepat dilerai teman-temannya yang melihat. Selang beberapa saat kemudian setelah semuanya bubar, Ia bersama siswa lainnya mendengar korban telah ditikam oleh pelaku mengunakan pecahan kaca. “Korban mengalami empat tikaman dari pelaku pada bagian punggung sebanyak tiga kali dan pada kepala bagian kanan satu kali,” sebutnya di RSUD Bima.
Setelah mendengar korban yang juga sepupunya itu ditikam, Ia pun langsung lari menghampiri korban yang tergeletak dengan bersimbah darah. "Korban langsung dibawa oleh guru-guru ke RSUD Bima untuk mendapatkan perawatan medis. Sedangkan pelaku saat itu langsung diamankan oleh Polisi," ujarnya.
Mengenai penyebab kejadian, Aprilia mengaku tidak mengetahui pasti. "Saya dan teman-teman yang lain tahu, setelah mereka berkelahi di belakang sekolah itu," katanya.
Orangtua korban Arif Sukirman mengaku, baru mengetahui anaknya ditikam setelah diinformasikan oleh istrinya sekitar pukul 09.00 Wita. Setelah mendengar informasi itu, Dosen STISIP Mbojo Bima ini langsung ke RSUD Bima. Atas kejadian itu, lelaki yang akrab disapa Dae Moa ini meminta agar Polisi memproses hukum pelaku secepatnya. “Berikan hukuman yang setimpal, sesuai dengan perbuatan pelaku. Saya akan terus mengawal proses hukum kasus ini," tegasnya.
Kapolres Bima Kota melalui Kanit III SPKT, Aiptu Kodrat membenarkan adanya peristiwa penikaman terhadap korban. "Laporan pengaduannya telah kami terima, bahkan pelaku juga telah kami amankan pasca kejadian. Kasus ini akan kami limpahkan ke Sat Reskrim Polres Bima Kota untuk ditindaklanjuti," katanya singkat.
Pantauan wartawan, setelah korban mendapatkan perawatan medis di IGD RSUD Bima, korban pun dipindahkam ke Ruangan Bedah Pria. Setelah 30 menit kemudian, korban dibawa ke Ruangan Outopsi dan langsung di pindahkan ke Ruangan VIP A RSUD setempat. (KS-05)
COMMENTS