Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima, Sabtu, (4/7) menggelar rapat Lintas Sektor terkait pelaksanaan Surveilans Gizi di Kabupaten Bima di Ruang Kepala Dikes setempat.
Bima, KS.- Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Bima, Sabtu, (4/7) menggelar rapat Lintas Sektor terkait pelaksanaan Surveilans Gizi di Kabupaten Bima di Ruang Kepala Dikes setempat. Rapat yang rutin dihelat tersebutdihadiri 13 perwakilan SKPD terkait.
Rapat Surveilans Gizi
Kepala Dikes Kabupaten Bima, Drs. Hefdin Umar, Apt yang memimpin rapat mengatakan, untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan, perlu dilaksanakan kegiatan surveilans gizi.
Surveilans gizi paparnya, akan memberikan gambaran perubahan capaian indikator kegiatan pembinaan gizi masyarakat. Selain itu kegiatan ini diperlukan untuk memperoleh tambahan informasi yang belum tersedia dari laporan rutin. Seperti konsumsi garam beriodium, distribusi MP-ASI dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemantauan status gizi anak dan ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) atau studi yang berkaitan dengan masalah gizi mikro, dll.
Surveilans Gizi harus mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan sebagai acuan petugas kesehatan melaksanakan surveilans sehingga dapat meningkatkan efektifitas kegiatan pembinaan gizi masyarakat dengan mempertajam upaya penanggulangan masalah gizi secara tepat waktu, tempat, sasaran dan jenis tindakannya.
Pada pertemuan Surveilans Gizi Tingkat kabupaten Bima yang dihadiri BPMDes Kabupaten Bima, TP-PKK Kabupaten Bima, Bappeda Kabupaten Bima, Dinas Perindag, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima, Bagian Humas dan Protokol Setda, PNPM Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) dan PD Wawo.
Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Tita Masitah, M.Si dalam pengantarnya menjelaskan GIZI merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. “Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi juga menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-sel otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan,” jelasnya.
Berbagai masalah yang timbul akibat Gizi buruk, antara lain tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Hal ini disebabkan, jika Ibu hamil menderita kurang Energi Protein akan berpengaruh pada gangguan fisik, mental dan kecerdasan anak, dan juga meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak.
Secara umum gizi buruk pada bayi, balita dan ibu hamil dapat menciptakan generasi yang secara fisik dan mental lemah. Dilain pihak anak gizi buruk rentan terhadap penyakit karena menurunnya daya tahan tubuh. Tita mengharapkan rapat yang dilaksanaka pada hari ini dapat lebih mengarah pada kegiatan kongkret yang berdampak semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Bima terutama masalah gizi.
Rapat yang berlangsung selama empat jam tersebut menghasilkan kesepatakan dukungan lintas Sektor pada program perbaikan gizi masyarakat di Kabupaten Bima. Diantaranya, Bappeda Kabupaten Bima mendukung perencanaan dan anggaran untuk kegiatan gizi dari berbagai sumber dana (APBD,APBDes, PNMP-GSC, MCI, NGO dll), memfasilitasi koordinasi lintas sektor untuk mendukung program kesehatan dan gizi.
Sementara BPMDes mendukung sarana dan prasarana posyandu, Optimalisasi Pokjanal Posyandu, Penggerak masyarakat (pelaksanaan posyandu), keterlibatan aparat kecamatan-desa. Untuk DKP, diharapkan meningkatkan produksi dan kualitas garam. Selanjutnya Bagian Humas dan Protokol setda membantu penyebar luasan informasi kesehatan dan gizi melalui media Humas dan mitra kerjanya. (KS-13)
Rapat Surveilans Gizi
Kepala Dikes Kabupaten Bima, Drs. Hefdin Umar, Apt yang memimpin rapat mengatakan, untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan, perlu dilaksanakan kegiatan surveilans gizi.
Surveilans gizi paparnya, akan memberikan gambaran perubahan capaian indikator kegiatan pembinaan gizi masyarakat. Selain itu kegiatan ini diperlukan untuk memperoleh tambahan informasi yang belum tersedia dari laporan rutin. Seperti konsumsi garam beriodium, distribusi MP-ASI dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), pemantauan status gizi anak dan ibu hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) atau studi yang berkaitan dengan masalah gizi mikro, dll.
Surveilans Gizi harus mengacu pada Petunjuk Pelaksanaan sebagai acuan petugas kesehatan melaksanakan surveilans sehingga dapat meningkatkan efektifitas kegiatan pembinaan gizi masyarakat dengan mempertajam upaya penanggulangan masalah gizi secara tepat waktu, tempat, sasaran dan jenis tindakannya.
Pada pertemuan Surveilans Gizi Tingkat kabupaten Bima yang dihadiri BPMDes Kabupaten Bima, TP-PKK Kabupaten Bima, Bappeda Kabupaten Bima, Dinas Perindag, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima, Bagian Humas dan Protokol Setda, PNPM Generasi Sehat dan Cerdas (GSC) dan PD Wawo.
Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Tita Masitah, M.Si dalam pengantarnya menjelaskan GIZI merupakan salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. “Gizi buruk tidak hanya meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian tetapi juga menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-sel otak yang mengakibatkan kebodohan dan keterbelakangan,” jelasnya.
Berbagai masalah yang timbul akibat Gizi buruk, antara lain tingginya angka kelahiran bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Hal ini disebabkan, jika Ibu hamil menderita kurang Energi Protein akan berpengaruh pada gangguan fisik, mental dan kecerdasan anak, dan juga meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang zat besi dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak, yang dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak.
Secara umum gizi buruk pada bayi, balita dan ibu hamil dapat menciptakan generasi yang secara fisik dan mental lemah. Dilain pihak anak gizi buruk rentan terhadap penyakit karena menurunnya daya tahan tubuh. Tita mengharapkan rapat yang dilaksanaka pada hari ini dapat lebih mengarah pada kegiatan kongkret yang berdampak semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Bima terutama masalah gizi.
Rapat yang berlangsung selama empat jam tersebut menghasilkan kesepatakan dukungan lintas Sektor pada program perbaikan gizi masyarakat di Kabupaten Bima. Diantaranya, Bappeda Kabupaten Bima mendukung perencanaan dan anggaran untuk kegiatan gizi dari berbagai sumber dana (APBD,APBDes, PNMP-GSC, MCI, NGO dll), memfasilitasi koordinasi lintas sektor untuk mendukung program kesehatan dan gizi.
Sementara BPMDes mendukung sarana dan prasarana posyandu, Optimalisasi Pokjanal Posyandu, Penggerak masyarakat (pelaksanaan posyandu), keterlibatan aparat kecamatan-desa. Untuk DKP, diharapkan meningkatkan produksi dan kualitas garam. Selanjutnya Bagian Humas dan Protokol setda membantu penyebar luasan informasi kesehatan dan gizi melalui media Humas dan mitra kerjanya. (KS-13)
COMMENTS