H Gomang terus melakukan berbagai upaya untuk menghijaukan tanaman. Tanaman di Gunung Para Pimpi misalnya, karena jauh dari sumber air
Kota Bima, KS.- Mengantisipasi kemarau panjang tahun ini, Kabid Pertamanan Dinas Kebersihan Kota Bima, H Ahmad atau akrab disapa H Gomang terus melakukan berbagai upaya untuk menghijaukan tanaman. Tanaman di Gunung Para Pimpi misalnya, karena jauh dari sumber air, dinas setempat pun memutar otak dan mengambil air dari sungai Kelurahan Pane menggunakan mesin pendorong.
Menurut H. Gomang, mengambil air dari sungai dan menaikannya dengan mesin pendorong, adalah satu-satunya cara agar tanaman di Gunung Parapimpi bisa hijau seperti sediakala. Sebab, selama ini pihaknya hanya bisa menyiram tanaman di Gunung tersebut hanya pada bagian bawahnya saja. "Sedangkan tanaman pada bagian atasnya, tidak mampu dijangkau oleh petugas penyiraman tanaman," ungkapnya Jum'at (14/8).
Cara yang digunakan agar air untuk menyiram tanaman ini bisa digunakan lanjutnya, yakni dari sungai menggunakanpa pipa, melalui gorong-gorong yang jaraknya hingga 200 meter. "Penyiramannya, kami mulai lakukan hari ini. Alhamdulillah tidak ada kendalanya," ujar dia.
Agar tanaman di Gunung Parapimpi ini cepat hijau kembali, pihaknya telah menargetkan penyiraman ful tiga kali seminggu, yakni pada sore dan malam harinya. "Kami yakin, dalam dua pekan kedepan tanaman ini sudah hijau dan indah," yakinnya.
Hal ini lanjutnya, adalah tugas dan tanggungjawab yang harus dilaksanakan, serta bentuk keseriusan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) dalam bekerja dan menghijaukan taman agar Kota Bima selalu indah. "Sudah menjadi tugas kami, apapun resikonya, kami harus hijaukan taman yang ada di Kota Bima," tuturnya.
Untuk diketahui juga kata dia, upaya pengangkatan air dari sungai menuju taman di Gunung Parapimpi bukan bagian dari lima titik air yang dibor pada taman itu. Tapi, ini adalah ide cemerlang dari Kabid Petamanan. "Mesin pendorong yang kami gunakan untuk mengangkat air itu, akan kita bongkar pasang. Maksudnya, saat kita mau melakukan penyiraman kita akan pasang. Kalau sudah selesai bekerja akan kami bongkar lagi, agar milik pemerintah ini selalu aman,"jelasnya.
Apakah ada upaya untuk melakukan hal yang sama pada tanaman yang ada di Gunung Bedi ? H. Gomang mengaku, pihaknya saat ini tengah berusaha melakukan hal itu. Hanya saja, ia masih melihat celah dimana harus mengambil air. "Kalau ada air seperti di Gunung Parapimpi ini, kami tentu akan melakukan hal yang sama. Intinya, saya akan lihat dulu potensi airnya disana," ujarnya. (KS-05)
Menurut H. Gomang, mengambil air dari sungai dan menaikannya dengan mesin pendorong, adalah satu-satunya cara agar tanaman di Gunung Parapimpi bisa hijau seperti sediakala. Sebab, selama ini pihaknya hanya bisa menyiram tanaman di Gunung tersebut hanya pada bagian bawahnya saja. "Sedangkan tanaman pada bagian atasnya, tidak mampu dijangkau oleh petugas penyiraman tanaman," ungkapnya Jum'at (14/8).
Cara yang digunakan agar air untuk menyiram tanaman ini bisa digunakan lanjutnya, yakni dari sungai menggunakanpa pipa, melalui gorong-gorong yang jaraknya hingga 200 meter. "Penyiramannya, kami mulai lakukan hari ini. Alhamdulillah tidak ada kendalanya," ujar dia.
Agar tanaman di Gunung Parapimpi ini cepat hijau kembali, pihaknya telah menargetkan penyiraman ful tiga kali seminggu, yakni pada sore dan malam harinya. "Kami yakin, dalam dua pekan kedepan tanaman ini sudah hijau dan indah," yakinnya.
Hal ini lanjutnya, adalah tugas dan tanggungjawab yang harus dilaksanakan, serta bentuk keseriusan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) dalam bekerja dan menghijaukan taman agar Kota Bima selalu indah. "Sudah menjadi tugas kami, apapun resikonya, kami harus hijaukan taman yang ada di Kota Bima," tuturnya.
Untuk diketahui juga kata dia, upaya pengangkatan air dari sungai menuju taman di Gunung Parapimpi bukan bagian dari lima titik air yang dibor pada taman itu. Tapi, ini adalah ide cemerlang dari Kabid Petamanan. "Mesin pendorong yang kami gunakan untuk mengangkat air itu, akan kita bongkar pasang. Maksudnya, saat kita mau melakukan penyiraman kita akan pasang. Kalau sudah selesai bekerja akan kami bongkar lagi, agar milik pemerintah ini selalu aman,"jelasnya.
Apakah ada upaya untuk melakukan hal yang sama pada tanaman yang ada di Gunung Bedi ? H. Gomang mengaku, pihaknya saat ini tengah berusaha melakukan hal itu. Hanya saja, ia masih melihat celah dimana harus mengambil air. "Kalau ada air seperti di Gunung Parapimpi ini, kami tentu akan melakukan hal yang sama. Intinya, saya akan lihat dulu potensi airnya disana," ujarnya. (KS-05)
COMMENTS