Sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan tenaga Honorer serta Sukarela lingkup Pemkab Bima, yang berasal dari Desa Ntonggu Kecamatan Palibelo, diduga kuat terlibat politik praktis.
Bima, KS.- Sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan tenaga Honorer serta Sukarela lingkup Pemkab Bima, yang berasal dari Desa Ntonggu Kecamatan Palibelo, diduga kuat terlibat politik praktis. Dugaan keterlibatan puluhan oknum PNS dan para tenaga honorer dalam politik praktis tersebut, terjadi pada saat Pasangan Calon (Paslon) Bupati Bima nomor 4, Hj. Indah Damayanti Putri dan Drs. Dahlan (D2) menggelar kegiatan kampanye diwilayah Kecamatan Palibelo, Sabtu akhir pekan lalu (3/10).
Ilustrasi
Ketua Panwaslap (PPL) Desa Ntonggu, Wahdin kepada Koran Stabilitas Kamis (8/10) kemarin mengungkapkan, pada saat Paslon Bupati Bima, Dinda-Dahlan melaksanakan kampanye diwila yah Kecamatan Palibelo, khususnya di Desa Ntonggu hari Sabtu lalu, ia melihat secara langsung keterlibatan beberapa orang oknum PNS asal Desa Ntonggu dalam kegiatan kampanye tersebut.
Bahkan ia mengaku sudah memiliki dokumentasi dan data yang kuat, terutama pada saat para PNS itu hadir dalam acara kampanye Paslon D2 dimaksud, meskipun mereka hanya datang melihat dan menonton saja. “Saya sudah pegang buktinya soal keterlibatan para PNS ini, bahkan sebagian warga Desa Ntonggu siap menjadi saksinya,” ujarnya.
Menurut Wahdin, sejumlah oknum PNS yang ikut mendukung bahkan terlibat langsung dalam kegiatan kampanye pasangan D2 tersebut, sebagian besar terdiri dari kepala sekolah SD, SMP, pengawas, termasuk beberapa orang yang memegang jabatan penting di Dinas Dikpora dan Dinas Pertanian Kabupaten Bima. Bahkan salah seorang pejabat dilingkup Dinas Dikpora, Drs. H. Lukman, saat ini sudah dilaporkan secara resmi oleh pihaknya kepada pihak Panwaslu Kecamatan Palibelo, karena oknum pejabat ini diduga melakukan mobilisasi massa, sekaligus menyediakan makanan (Konsumsi), khusus untuk masyarakat Desa Ntonggu yang mengikuti kampanye. Konsumsi berupa nasi bungkus dan air mineral tersebut dimakan bersama di tempat rekreasi Pantai Kalaki Desa Panda.
Tidak hanya itu, oknum PNS ini juga menyediakan makan malam bagi Paslon D2, dan rombongan dikediamannya yang berada di Desa Ntonggu. Parahnya lagi, setiap hari rumah PNS yang dimaksud telah dijadikan sebagai lokasi untuk menyusun strategi kemenangan D2. “Saya sudah punya data dan bukti yang kuat mengenai keterlibatan oknum PNS ini, bahkan warga Desa Ntonggu siap menjadi saksinya. Makanya saya sudah laporkan secara resmi ke pihak Panwas Kecamatan Palibelo tentang sikap dan tindakan oknum PNS yang kita anggap tidak netral ini,” tegasnya.
Selain itu lanjut Wahdin, kepala sekolah di Desa Ntonggu disinyalirtelah membagikan baju seragam kepada masyarakat untuk menyambut kampanye D2, termasuk mengumumkan kedatangan Paslon D2 melalui sarana ibadah masjid dan mushalah. Tidak hanya itu para kepala sekolah juga, kerap mempengaruhi masyarakat desa setempat untuk memilih D2 (Dinda-Dahlan).
Hal senada juga diungkapkan salah seorang warga Desa Ntonggu, Ibrahim, SH. Kepada koran ini Kamis kemarin, Ibrahim mengatakan, menghadapi pesta demokrasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bima saat ini, ia melihat ada beberapa orang PNS di Desa Ntonggu yang terlibat dalam politik praktis, dengan terang-terangan mendukung salah satu Paslon. Salah satu contoh, pada saat kampanye Paslon D2 hari Sabtu lalu di Kecamatan Palibelo, seorang pejabat di Dinas Dikpora Kabupaten Bima Drs. H. Lukman melakukan mobilisasi massa sekaligus menyediakan konsumsi untuk warga Desa Ntonggu yang mengikuti kegiatan kampanye D2.
Olehnya itu, ia mendesak pihak Panwaslu Kecamatan Palibelo dan Panwaslu Kabupaten Bima, agar segera melimpahkan berkas perkara Drs. H. Lukman yang dianggap telah melakukan pelanggaran pada kegiatan kampanye D2 hari Sabtu, 3 Oktober 2015 lalu. “Kalau tidak dilimpahkan berkasnya, maka kami akan pra peradilankan Panwaslu ini,” tegasnya.
Selain itu lanjut Ibrahim, beberapa PNS lainnya, termasuk para kepala sekolah di Desa Ntonggu juga diduga kuat terlibat dalam politik praktis mendukung Paslon Bupati nomor 4. Seperti salah seorang pejabat di Dinas Pertanian Kabupaten Bima, pejabat di Dishut Kota Bima. “Para pejabat ini sering kali masuk ke perkampungan warga Desa Ntonggu untuk mempengaruhi warga sekitar, agar memilih salah satu calon Bupati Bima yang dikehendaki oleh mereka,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Panwaslu Kecamatan Palibelo, Awajaitun, SH yang dikonfirmasi koran ini, membenarkan telah menerima laporan dari PPL Desa Ntonggu, tentang dugaan keterlibatan para PNS dalam kegiatan kampanye Paslon Dinda-Dahlan hari Sabtu lalu. Terutama soal keterlibatan salah seorang pejabat di Dinas DikporaKabupaten Bima, Drs.Lukman yang memobilisasi massa,sekaligus menyediakan konsumsi untuk masyarakat Desa Ntonggu yang ikut kampanye D2 tersebut. “Sebenarnya kami sudah memanggil oknum PNS H. Lukman ini untuk klarifikasi, tapi sampai sekarang PNS yang bersangkutan belum sempat hadir di Sekretariat Panwas Palibelo dengan alasan yang tidak jelas,” tandasnya. (KS-Tim)
Ilustrasi
Ketua Panwaslap (PPL) Desa Ntonggu, Wahdin kepada Koran Stabilitas Kamis (8/10) kemarin mengungkapkan, pada saat Paslon Bupati Bima, Dinda-Dahlan melaksanakan kampanye diwila yah Kecamatan Palibelo, khususnya di Desa Ntonggu hari Sabtu lalu, ia melihat secara langsung keterlibatan beberapa orang oknum PNS asal Desa Ntonggu dalam kegiatan kampanye tersebut.
Bahkan ia mengaku sudah memiliki dokumentasi dan data yang kuat, terutama pada saat para PNS itu hadir dalam acara kampanye Paslon D2 dimaksud, meskipun mereka hanya datang melihat dan menonton saja. “Saya sudah pegang buktinya soal keterlibatan para PNS ini, bahkan sebagian warga Desa Ntonggu siap menjadi saksinya,” ujarnya.
Menurut Wahdin, sejumlah oknum PNS yang ikut mendukung bahkan terlibat langsung dalam kegiatan kampanye pasangan D2 tersebut, sebagian besar terdiri dari kepala sekolah SD, SMP, pengawas, termasuk beberapa orang yang memegang jabatan penting di Dinas Dikpora dan Dinas Pertanian Kabupaten Bima. Bahkan salah seorang pejabat dilingkup Dinas Dikpora, Drs. H. Lukman, saat ini sudah dilaporkan secara resmi oleh pihaknya kepada pihak Panwaslu Kecamatan Palibelo, karena oknum pejabat ini diduga melakukan mobilisasi massa, sekaligus menyediakan makanan (Konsumsi), khusus untuk masyarakat Desa Ntonggu yang mengikuti kampanye. Konsumsi berupa nasi bungkus dan air mineral tersebut dimakan bersama di tempat rekreasi Pantai Kalaki Desa Panda.
Tidak hanya itu, oknum PNS ini juga menyediakan makan malam bagi Paslon D2, dan rombongan dikediamannya yang berada di Desa Ntonggu. Parahnya lagi, setiap hari rumah PNS yang dimaksud telah dijadikan sebagai lokasi untuk menyusun strategi kemenangan D2. “Saya sudah punya data dan bukti yang kuat mengenai keterlibatan oknum PNS ini, bahkan warga Desa Ntonggu siap menjadi saksinya. Makanya saya sudah laporkan secara resmi ke pihak Panwas Kecamatan Palibelo tentang sikap dan tindakan oknum PNS yang kita anggap tidak netral ini,” tegasnya.
Selain itu lanjut Wahdin, kepala sekolah di Desa Ntonggu disinyalirtelah membagikan baju seragam kepada masyarakat untuk menyambut kampanye D2, termasuk mengumumkan kedatangan Paslon D2 melalui sarana ibadah masjid dan mushalah. Tidak hanya itu para kepala sekolah juga, kerap mempengaruhi masyarakat desa setempat untuk memilih D2 (Dinda-Dahlan).
Hal senada juga diungkapkan salah seorang warga Desa Ntonggu, Ibrahim, SH. Kepada koran ini Kamis kemarin, Ibrahim mengatakan, menghadapi pesta demokrasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bima saat ini, ia melihat ada beberapa orang PNS di Desa Ntonggu yang terlibat dalam politik praktis, dengan terang-terangan mendukung salah satu Paslon. Salah satu contoh, pada saat kampanye Paslon D2 hari Sabtu lalu di Kecamatan Palibelo, seorang pejabat di Dinas Dikpora Kabupaten Bima Drs. H. Lukman melakukan mobilisasi massa sekaligus menyediakan konsumsi untuk warga Desa Ntonggu yang mengikuti kegiatan kampanye D2.
Olehnya itu, ia mendesak pihak Panwaslu Kecamatan Palibelo dan Panwaslu Kabupaten Bima, agar segera melimpahkan berkas perkara Drs. H. Lukman yang dianggap telah melakukan pelanggaran pada kegiatan kampanye D2 hari Sabtu, 3 Oktober 2015 lalu. “Kalau tidak dilimpahkan berkasnya, maka kami akan pra peradilankan Panwaslu ini,” tegasnya.
Selain itu lanjut Ibrahim, beberapa PNS lainnya, termasuk para kepala sekolah di Desa Ntonggu juga diduga kuat terlibat dalam politik praktis mendukung Paslon Bupati nomor 4. Seperti salah seorang pejabat di Dinas Pertanian Kabupaten Bima, pejabat di Dishut Kota Bima. “Para pejabat ini sering kali masuk ke perkampungan warga Desa Ntonggu untuk mempengaruhi warga sekitar, agar memilih salah satu calon Bupati Bima yang dikehendaki oleh mereka,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Panwaslu Kecamatan Palibelo, Awajaitun, SH yang dikonfirmasi koran ini, membenarkan telah menerima laporan dari PPL Desa Ntonggu, tentang dugaan keterlibatan para PNS dalam kegiatan kampanye Paslon Dinda-Dahlan hari Sabtu lalu. Terutama soal keterlibatan salah seorang pejabat di Dinas DikporaKabupaten Bima, Drs.Lukman yang memobilisasi massa,sekaligus menyediakan konsumsi untuk masyarakat Desa Ntonggu yang ikut kampanye D2 tersebut. “Sebenarnya kami sudah memanggil oknum PNS H. Lukman ini untuk klarifikasi, tapi sampai sekarang PNS yang bersangkutan belum sempat hadir di Sekretariat Panwas Palibelo dengan alasan yang tidak jelas,” tandasnya. (KS-Tim)
COMMENTS