Dari 16 unit motor operasional karyawan/Wartawan, tinggal 15 unit yang harus dirawat dan dijaga serta pelihara oleh seluruh crew Koran Stabilitas.
Bima, KS.- Tiga hari lalu, satu unit motor Mio GT yang digunakan seorang wartawan Hukum dan Kriminal (Hukrim) Koran Stabilitas, disatroni maling di Kantor Redaksi di Lingkungan Santi Kelurahan Santi Kecamatan Mpunda Kota Bima. Atas raibnya motor berwarna hitam lis merah tersebut, dari 16 unit motor operasional karyawan/Wartawan, tinggal 15 unit yang harus dirawat dan dijaga serta pelihara oleh seluruh crew Koran Stabilitas. “Demikian dikatakan Pimred Koran Stabilitas, Rafidin HB S,Sos kemarin saat rapat usai kejadian kehilangan motor.
Rafidin S.Sos
Putra kelahiran di sebuah desa terpencil di Kecamatan Soromandi itu menghimbau kepada seluruh crew Stabilitas agar tidak sembarang menyimpan kendaraannya, sehingga peristiwa yang menimpa Suryadian alias Rian kemarin tidak terulang kembali. Pasalnya, motor yang hilang menjadi tanggungjawab masing-masing karyawan/wartawan.”Motor yang hilang itu tetap menjadi tanggungjawab wartawan/karyawan masing-masing. Karena itu, saya harap agar tidak sembarang menyimpan motor di sembarang tempat, pastikan kunci stir, atau gembok rodanya,”pintanya.
Kenapa diberikan kendaraan motor ke karyawan/ wartawan oleh Management ?. Tujuannya adalah agar focus untuk mencari berita bagi wartawan, divisi marketing focus mencari relasi (langganan) dan iklan, bagi penagih agar rutin menagih, tentunya dengan mengedepankan sopan santun, sehingga para pelanggan tidak bosan dengan membaca Stabilitas. Tujuan lainnya yakni, agar karyawan/wartawan Stabilitas yang sebelumnya memiliki kendaraan sendiri, bisa menjual atau bagaimanapun caranya, agar bisa dijadikan uang sebagai modal usaha sampingan istri atau wartawan/karyawan itu sendiri.”Motor yang diberikan tidak akan pernah ditarik kembali, selama masih bekerja dengan Stabilitas, bahkan tidak tutup kemungkinan yang sudah lama bergabung dengan Stabilitas, bisa menjadi hak milik,”jelasnya.
Benarkah bisa menjadi hak milik karyawan/wartawan ?. Rafidin menjelaskan, motor bisa menjadi hak milik, apabila karyawan tersebut sudah bekerja di Stabilitas minimal 5,5- 6Tahun, dengan catatan harus membayar setengah dari harga pasaran motor, jika motor tersebut dijual. “Bagi yang ingin memiliki motor, maka karyawan tadinya tidak boleh lagi mendapatkan subsidi tanah pekarangan rumah seluas satu are, karena perusahaan hanya punya kemampuan segitu,”terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Rafidin juga mengaku bahwa saat ini baru dua karyawan yang telah disubsidi, baik berupa tanah pekarangan rumah, juga uang tunai, setengah dari harga tanah yang dibeli oleh perusahaan di lokasi yang hendak diserahkan ke karyawan/wartawan. Dua karyawan itu adalah Aby Makese dan Muslim bagian percetakan, dimana Aby mendapat tanah yang berlokasi di belakang pondok pesantren Drs.H.Zainul Arifin alias Abuya, sementara Muslim tidak mau mengambil tanah, karena sudah punya tanah sendiri, tapi mengambil uang Rp.15Juta.”Alhamdulillah, misi saya membangun media adalah mengabdi kepada rakyat banyak, daerah dan Negara, lebih-lebih pada karyawan yang telah bersusah payah membangun Stabilitas selama ini tahun sekarang,”ujarnya.
Lanjutnya, sebagai upaya untuk terus membangun usaha bersama, management Stabilitas juga melaksanakan kegiatan rutinitas berupa arisan, dengan nilai tak terlalu banyak, namun crew Stabilitas tiap bulannya bisa duduk dan makan bersama.”Kebanggaan saya sekarang adalah seluruh crew bisa makan nasi bungkus bersama, baik di setiap rapat, arisan, bahkan setiap momen ketemu di lapangan, tetap duduk dan makan bersama,”tuturnya bangga seraya meminta kepada seluruh crew agar tetap focus bekerja, tanpa harus terbebani oleh kondisi politik saat ini.
Sementara sejumlah crew yang telah mendapatkan kendaraan operasional dari management yaitu, Muslim, Erwin, Anhar, Aby, Yan, Heru, Isnaini, Anwar, Ahyar, Dila Ceking, Muslimin HMS, Muluk, Andi, Nadir dan dua unit mobil untuk bagian divisi marketing dan pimred.(KS-AAZ)
Rafidin S.Sos
Putra kelahiran di sebuah desa terpencil di Kecamatan Soromandi itu menghimbau kepada seluruh crew Stabilitas agar tidak sembarang menyimpan kendaraannya, sehingga peristiwa yang menimpa Suryadian alias Rian kemarin tidak terulang kembali. Pasalnya, motor yang hilang menjadi tanggungjawab masing-masing karyawan/wartawan.”Motor yang hilang itu tetap menjadi tanggungjawab wartawan/karyawan masing-masing. Karena itu, saya harap agar tidak sembarang menyimpan motor di sembarang tempat, pastikan kunci stir, atau gembok rodanya,”pintanya.
Kenapa diberikan kendaraan motor ke karyawan/ wartawan oleh Management ?. Tujuannya adalah agar focus untuk mencari berita bagi wartawan, divisi marketing focus mencari relasi (langganan) dan iklan, bagi penagih agar rutin menagih, tentunya dengan mengedepankan sopan santun, sehingga para pelanggan tidak bosan dengan membaca Stabilitas. Tujuan lainnya yakni, agar karyawan/wartawan Stabilitas yang sebelumnya memiliki kendaraan sendiri, bisa menjual atau bagaimanapun caranya, agar bisa dijadikan uang sebagai modal usaha sampingan istri atau wartawan/karyawan itu sendiri.”Motor yang diberikan tidak akan pernah ditarik kembali, selama masih bekerja dengan Stabilitas, bahkan tidak tutup kemungkinan yang sudah lama bergabung dengan Stabilitas, bisa menjadi hak milik,”jelasnya.
Benarkah bisa menjadi hak milik karyawan/wartawan ?. Rafidin menjelaskan, motor bisa menjadi hak milik, apabila karyawan tersebut sudah bekerja di Stabilitas minimal 5,5- 6Tahun, dengan catatan harus membayar setengah dari harga pasaran motor, jika motor tersebut dijual. “Bagi yang ingin memiliki motor, maka karyawan tadinya tidak boleh lagi mendapatkan subsidi tanah pekarangan rumah seluas satu are, karena perusahaan hanya punya kemampuan segitu,”terangnya.
Pada kesempatan tersebut, Rafidin juga mengaku bahwa saat ini baru dua karyawan yang telah disubsidi, baik berupa tanah pekarangan rumah, juga uang tunai, setengah dari harga tanah yang dibeli oleh perusahaan di lokasi yang hendak diserahkan ke karyawan/wartawan. Dua karyawan itu adalah Aby Makese dan Muslim bagian percetakan, dimana Aby mendapat tanah yang berlokasi di belakang pondok pesantren Drs.H.Zainul Arifin alias Abuya, sementara Muslim tidak mau mengambil tanah, karena sudah punya tanah sendiri, tapi mengambil uang Rp.15Juta.”Alhamdulillah, misi saya membangun media adalah mengabdi kepada rakyat banyak, daerah dan Negara, lebih-lebih pada karyawan yang telah bersusah payah membangun Stabilitas selama ini tahun sekarang,”ujarnya.
Lanjutnya, sebagai upaya untuk terus membangun usaha bersama, management Stabilitas juga melaksanakan kegiatan rutinitas berupa arisan, dengan nilai tak terlalu banyak, namun crew Stabilitas tiap bulannya bisa duduk dan makan bersama.”Kebanggaan saya sekarang adalah seluruh crew bisa makan nasi bungkus bersama, baik di setiap rapat, arisan, bahkan setiap momen ketemu di lapangan, tetap duduk dan makan bersama,”tuturnya bangga seraya meminta kepada seluruh crew agar tetap focus bekerja, tanpa harus terbebani oleh kondisi politik saat ini.
Sementara sejumlah crew yang telah mendapatkan kendaraan operasional dari management yaitu, Muslim, Erwin, Anhar, Aby, Yan, Heru, Isnaini, Anwar, Ahyar, Dila Ceking, Muslimin HMS, Muluk, Andi, Nadir dan dua unit mobil untuk bagian divisi marketing dan pimred.(KS-AAZ)
COMMENTS