Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), menggelar aksi demo, dengan tuntutan menolak rezim pro pasar bebas dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak
Kota Bima, KS.- Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), menggelar aksi demo, dengan tuntutan menolak rezim pro pasar bebas dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, aksi yang digelar diperempatan Sadia, jalan Soekarno-Hatta, dengan melibatkan berbagai elemen mahasiswa.
Ilustrasi
Pendemo menyampaikan orasi secara bergantian, selain mahasiswa, mahasiswi juga ambil bagian dalam menyampaikan orasi. Selain berorasi, demonstran juga membagikan seleberang yang merupakan pernyataan sikap dan tuntutan tertulis dari para mahasiswa, yang berunjuk rasa.
Korlap Aksi Faruk, dalam orasinya mengatakan,rezim pro pasar bebas telah menyengsarakan rakyat Indonesia, karena ekonomi bangsa ini semakin merosot, nilai tukar rupiah melemah, sebagaian saham negeri ini, dikuasai oleh asing, yang akhirnya menciptakan kapitasisasi.
Selain Faruk, orasi juga disampaikan oleh Ita, mahasiswi salah satu poerguruan tinggi di Kota Bima ini, secara lantang menyerukan penolakan terhadap pilkada serentak. Karena pilakda langsung menurut para pendemo, dapat menciptakan instabilitas.
Yang berkaitan dengan rezim pasar bebas, dalam UUAP yang ditetapkan pada 24 September 1960, bertujuan anti kapitalis untuk menjadikan masyarakat Indonesia makmur di negeri yang kaya potensi Alamnya, namun hingga saat ini justru sebaliknya kapitalisasi terjadi hamper diseluruh sector kehidupan masyarakat.
Ditambah lagi dengan kepemimpin Jokowi-JK, yang memasuki masa satu tahun, namun belum Nampak keberpihakannya kepada kepentingan masyarakat kecil, sehingga kehidupan masyarakat masih jauh dari kesejahteraan. “inilah kenyataanya, pemimpin yang lahir dari rahim borjoisme, yang hanya mampu memberikan janji,”ujarnya denga mega Phon.
Demikian juga kondisi yang akan dihadapi oleh daerah ini, lima tahun kedepan, dengan pelaksanaan pemilu serentak akan melahirkan pemimpin yang akan menjadi budak bagi para cukong dan pemilik modal yang sebahagian besar sudah dimilik bangsa asing. “Dengan alas an itu, kami dari Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) menolak pilkada serentak,”teriaknya.
Aksi demo yang sempat menghambat arus lalulintas dijalan Soekarno Hatta itu, berlangsung dengan pengawalan keteta aparat keamanan, meskipun hanya melibatkan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi SMI tersebut. (KS-Mul)
Ilustrasi
Pendemo menyampaikan orasi secara bergantian, selain mahasiswa, mahasiswi juga ambil bagian dalam menyampaikan orasi. Selain berorasi, demonstran juga membagikan seleberang yang merupakan pernyataan sikap dan tuntutan tertulis dari para mahasiswa, yang berunjuk rasa.
Korlap Aksi Faruk, dalam orasinya mengatakan,rezim pro pasar bebas telah menyengsarakan rakyat Indonesia, karena ekonomi bangsa ini semakin merosot, nilai tukar rupiah melemah, sebagaian saham negeri ini, dikuasai oleh asing, yang akhirnya menciptakan kapitasisasi.
Selain Faruk, orasi juga disampaikan oleh Ita, mahasiswi salah satu poerguruan tinggi di Kota Bima ini, secara lantang menyerukan penolakan terhadap pilkada serentak. Karena pilakda langsung menurut para pendemo, dapat menciptakan instabilitas.
Yang berkaitan dengan rezim pasar bebas, dalam UUAP yang ditetapkan pada 24 September 1960, bertujuan anti kapitalis untuk menjadikan masyarakat Indonesia makmur di negeri yang kaya potensi Alamnya, namun hingga saat ini justru sebaliknya kapitalisasi terjadi hamper diseluruh sector kehidupan masyarakat.
Ditambah lagi dengan kepemimpin Jokowi-JK, yang memasuki masa satu tahun, namun belum Nampak keberpihakannya kepada kepentingan masyarakat kecil, sehingga kehidupan masyarakat masih jauh dari kesejahteraan. “inilah kenyataanya, pemimpin yang lahir dari rahim borjoisme, yang hanya mampu memberikan janji,”ujarnya denga mega Phon.
Demikian juga kondisi yang akan dihadapi oleh daerah ini, lima tahun kedepan, dengan pelaksanaan pemilu serentak akan melahirkan pemimpin yang akan menjadi budak bagi para cukong dan pemilik modal yang sebahagian besar sudah dimilik bangsa asing. “Dengan alas an itu, kami dari Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) menolak pilkada serentak,”teriaknya.
Aksi demo yang sempat menghambat arus lalulintas dijalan Soekarno Hatta itu, berlangsung dengan pengawalan keteta aparat keamanan, meskipun hanya melibatkan puluhan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi SMI tersebut. (KS-Mul)
COMMENTS