Tetapi, akan terkesan buruk, ketika momen bahagia bagi seluruh guru disambut dengan coretan dinding pada dinding (tembok) Dikpora
Bima, KS.- Setiap Tahun, tenaga pendidik se Indonesia merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) guru. Beragam kegiatan dalam menyambut Hut yang berlangsung 25 Nopember 2015, seolah telah menjadi kebiasaan tak terbantahkan.Tetapi, akan terkesan buruk, ketika momen bahagia bagi seluruh guru disambut dengan coretan dinding pada dinding (tembok) Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima. Meski, coretan itu sebagai bentuk pelampiasan kekesalan atas faktor ketidakpuasan terhadap pelayanan oknum di dinas tersebut.
Liputan langsung Koran Stabilitas, tepat dengan perhelatan momen bersejarah bagi tenaga pendidik tersebut,salah seorang guru kabupaten mendatangi instansi dimaksud. Namun,kedatangan yang bersangkutan bukan membawa kabar baik, tapi justru keburukan. Masalahnya, di hari perayaan itu, guru dimaksud mengeluhkan persoalan tunjangan daerah terpencil. Celakanya, penyampaian dalam kaitan itu bukan dalam bentuk komunikasi sebagai bukti loyalitas antara bawahan dengan atasan. Melainkan, dengan coretan dinding. Intinya, coretan dengan menggunakan cat warna hitam itu mempertanyakan nasib tunjangan guru terpencil.
Beruntung kejadian yang dilakukan guru SMA dari Kecamatan Bolo berinisial, Hs itu tidak berlangsung lama. Karena, Kepala Dinas,Tajudin,SH beserta Bidang KPMP membahas persoalan tersebut dalam Ruangan kadis setempat. Sayangnya, peretemuan dalam kaitan itu berlangsung tertutup, tidak melibatkan Aktivis, LSM termasuk insan pers (wartawan). Usai pertemuan berlangsung, kabid juga kasi KPMP termasuk guru tersebut keluar ruangan pertemuan, kemudian meninggalkan dinas tersebut.
Coretan berbau ketimpangan program Insentif Daerah Terpencil (IDT) tersebut tak bertahan lama.Sebab, setelah beberapa saat kemudian coretan itu disamarkan hingga tak dapat terbaca secara jelas. Keesokan harinya yakni Kamis (26/11) coretan pada dinding tersebut hilang seolah tak pernah terjadi insiden apa-apa. (KS-Anhar)
Liputan langsung Koran Stabilitas, tepat dengan perhelatan momen bersejarah bagi tenaga pendidik tersebut,salah seorang guru kabupaten mendatangi instansi dimaksud. Namun,kedatangan yang bersangkutan bukan membawa kabar baik, tapi justru keburukan. Masalahnya, di hari perayaan itu, guru dimaksud mengeluhkan persoalan tunjangan daerah terpencil. Celakanya, penyampaian dalam kaitan itu bukan dalam bentuk komunikasi sebagai bukti loyalitas antara bawahan dengan atasan. Melainkan, dengan coretan dinding. Intinya, coretan dengan menggunakan cat warna hitam itu mempertanyakan nasib tunjangan guru terpencil.
Beruntung kejadian yang dilakukan guru SMA dari Kecamatan Bolo berinisial, Hs itu tidak berlangsung lama. Karena, Kepala Dinas,Tajudin,SH beserta Bidang KPMP membahas persoalan tersebut dalam Ruangan kadis setempat. Sayangnya, peretemuan dalam kaitan itu berlangsung tertutup, tidak melibatkan Aktivis, LSM termasuk insan pers (wartawan). Usai pertemuan berlangsung, kabid juga kasi KPMP termasuk guru tersebut keluar ruangan pertemuan, kemudian meninggalkan dinas tersebut.
Coretan berbau ketimpangan program Insentif Daerah Terpencil (IDT) tersebut tak bertahan lama.Sebab, setelah beberapa saat kemudian coretan itu disamarkan hingga tak dapat terbaca secara jelas. Keesokan harinya yakni Kamis (26/11) coretan pada dinding tersebut hilang seolah tak pernah terjadi insiden apa-apa. (KS-Anhar)
COMMENTS