Setelah kejadian perkelahian antara kampung, desa kalampa woha dengan sie monta kemarin warga desa dadi bou woha kembali dirawat dirumah sakit umum
Bima, KS.- Setelah kejadian perkelahian antara kampung, desa kalampa woha dengan sie monta kemarin warga desa dadi bou woha kembali dirawat dirumah sakit umum kabupaten bima sondosia bolo.
Korban Peluru Nyasar
Setelah konfirmasih dengan pihak rumah sakit Ratna A,MD Kep. kemarin sabtu 21/15 mengatakan “ kemarin kami menerima korban sekitar jam 12, 10 wita pasien pertama bernama m.saleh alamat desa risa, umur 26 tahun, mendapat luka robet dibagian leher dengan ukuran 1x1-1x1 cm, adhar alamat donggo bolo woha, umur 24 tahun luka robek dibagian kepala dengan ukuran 3X0,5X0,5 cm sementara dibagian dada dan dahi luka 3X0,5X0,3 cm.
Yang paling para korban tersebut adalah abakar desa dadi bou woha umur 35 tahun dengan luka robet dibagian kepala ukuran 3X1X1 cm, memar dibagian wajah sebelah kiri, lecet dibagian tangan kanan, dan korban tersebut belum sadarkan diri sampai sekarang diruangan UGD rumah sakit umum sondosia bima bolo, dari keseluruhan korban ini masing – masing dikenai oleh peluruh karet sementara abakar dikenai oleh benda keras, saat ini sedang kami tangani secara medis karna meurut kami semua pasien yang ada masih bisa kami tangani tampa harus bawah kemana-mana harapan kami, dirumah sakit ini kepada aparat keamanan agar dapat menjaga keamanan dirumah sakit umum sondosia bima bolo jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.”katanya”
Menurut ibu korban Abakar Imo asal desa dadi bou woha setelah dikonfirmasih diruangan UGD rumah sakit umum sondosia bima bolo kemarin sabtu 20/15 pada Koran ini menjelaskan “ pada awalnya anak saya abakar pergi menonton didusun minte desa dadibou orang kalapa woha dan sie monta yang mau berkelahi dan pada saat itu anak saya sedang duduk ditangga rumah orang, tiba-tiba datang dari pihak kepolisian bertanya-tanya dan meminta KTPnya dengan mengunakan kekeransan dan pada saat itu anak saya abakar sudah menjelaskan bahwa saya adalah asli putra dadi bou woha tetapi aparat kepolisian tampa ampun tetap melakukan kekerasan dan bahkan melepaskan peluruh karet pada semua masyarakat yang nonto perkelahian antara kampung pada saat itu, harapan saya pada pemerintah aga dapat membantu kami para korban yang sedang dirawat dirumah sakit umum sondosia bolo kabupaten bima ini untuk melihat keada kami orang-orang yang tidak mampu. “Katannya”
Menurut syafruddin asal desa donggo bolo pada Koran ini 20/15 setelah dikonfirmasih dirumah sakit umum sondosiabolo kaupaten bima kemarin mengataka “ pada tiga korban tersebut diakibatkan oleh kekerasan dari pihak kepolisian. sebenarnya kami yang ada dilokasi tersebut harus ditanya-tanya terlebih dahulu, kami ini dari mana dan mau kemana, jangan langsung keras seperti itu kalau kami mau melawan, mati semua anggota kepolian pada saat itu mana yang banyak kami sebagai masyarakat yang menonto pada saat itu dengan anggota kepolisian yang beberapa orang saja , apa lagi saat sekara ada salah satu korban masyarakat yang tidak tau apa-apa yang menjadi korban peluruh nyasar. Katanya. Harapan kami sebagai masyarakat agar jangan mengunakan kekerasan, gunakan cara yang sopan dan santung.” Katanay” (KS-isnaini)
Korban Peluru Nyasar
Setelah konfirmasih dengan pihak rumah sakit Ratna A,MD Kep. kemarin sabtu 21/15 mengatakan “ kemarin kami menerima korban sekitar jam 12, 10 wita pasien pertama bernama m.saleh alamat desa risa, umur 26 tahun, mendapat luka robet dibagian leher dengan ukuran 1x1-1x1 cm, adhar alamat donggo bolo woha, umur 24 tahun luka robek dibagian kepala dengan ukuran 3X0,5X0,5 cm sementara dibagian dada dan dahi luka 3X0,5X0,3 cm.
Yang paling para korban tersebut adalah abakar desa dadi bou woha umur 35 tahun dengan luka robet dibagian kepala ukuran 3X1X1 cm, memar dibagian wajah sebelah kiri, lecet dibagian tangan kanan, dan korban tersebut belum sadarkan diri sampai sekarang diruangan UGD rumah sakit umum sondosia bima bolo, dari keseluruhan korban ini masing – masing dikenai oleh peluruh karet sementara abakar dikenai oleh benda keras, saat ini sedang kami tangani secara medis karna meurut kami semua pasien yang ada masih bisa kami tangani tampa harus bawah kemana-mana harapan kami, dirumah sakit ini kepada aparat keamanan agar dapat menjaga keamanan dirumah sakit umum sondosia bima bolo jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.”katanya”
Menurut ibu korban Abakar Imo asal desa dadi bou woha setelah dikonfirmasih diruangan UGD rumah sakit umum sondosia bima bolo kemarin sabtu 20/15 pada Koran ini menjelaskan “ pada awalnya anak saya abakar pergi menonton didusun minte desa dadibou orang kalapa woha dan sie monta yang mau berkelahi dan pada saat itu anak saya sedang duduk ditangga rumah orang, tiba-tiba datang dari pihak kepolisian bertanya-tanya dan meminta KTPnya dengan mengunakan kekeransan dan pada saat itu anak saya abakar sudah menjelaskan bahwa saya adalah asli putra dadi bou woha tetapi aparat kepolisian tampa ampun tetap melakukan kekerasan dan bahkan melepaskan peluruh karet pada semua masyarakat yang nonto perkelahian antara kampung pada saat itu, harapan saya pada pemerintah aga dapat membantu kami para korban yang sedang dirawat dirumah sakit umum sondosia bolo kabupaten bima ini untuk melihat keada kami orang-orang yang tidak mampu. “Katannya”
Menurut syafruddin asal desa donggo bolo pada Koran ini 20/15 setelah dikonfirmasih dirumah sakit umum sondosiabolo kaupaten bima kemarin mengataka “ pada tiga korban tersebut diakibatkan oleh kekerasan dari pihak kepolisian. sebenarnya kami yang ada dilokasi tersebut harus ditanya-tanya terlebih dahulu, kami ini dari mana dan mau kemana, jangan langsung keras seperti itu kalau kami mau melawan, mati semua anggota kepolian pada saat itu mana yang banyak kami sebagai masyarakat yang menonto pada saat itu dengan anggota kepolisian yang beberapa orang saja , apa lagi saat sekara ada salah satu korban masyarakat yang tidak tau apa-apa yang menjadi korban peluruh nyasar. Katanya. Harapan kami sebagai masyarakat agar jangan mengunakan kekerasan, gunakan cara yang sopan dan santung.” Katanay” (KS-isnaini)
COMMENTS