Pulau Ular merupakan salah satu potensi yang harus dikembangkan, meski penataannya dilakukan dengan cara bertahap dan disesuaikan dengan anggaran yang ada.
Bima, KS.- Daerah pariwisata seharusnya mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah, karena efek positif dari pengembangan wisata akan mempengaruhi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun sayangnya, pemerintah Daerah Kabupaten Bima masih memandang sebelah mata potensi wisata yang ada di daerah ini, hal itu tebukti, banyak potensi yang masih luput dari perhatian pemerintah. Antara lain seperti Pulau kelapa, Pulau ular dan masih banyak tempat lain selain tempat tersebut yang mesti dikembangkan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bima Drs.Syafruddin yang dikonfirmasi Koran Stabilitas dikantornya (19/11) mengatakan, Pulau Ular merupakan salah satu potensi yang harus dikembangkan, meski penataannya dilakukan dengan cara bertahap dan disesuaikan dengan anggaran yang ada. ”Untuk langkah awal sekarang baru jalan masuk yang menuju pantai yang bisa dikerjakan, nanti untuk tahun 2016 kami sudah usulkan agar dibuatkan selter sebagai tempat duduk bagi para pengungjung di sekitar pulau itu, selain itu, penataan yang kami rencanakan disepanjang pantai Ambalawi akan dibuatkan tempat duduk sebagai tempat istirahat,”janjinya.
Memang perlu diakui selain potensi tambang, yang menjadi idola para investor asing adalah sektor wisata. ”Lending Sektor selain pertanian dan sektor lainya yang mampu meraup tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat adalah sektor pariwisata, namun kemauan dari pemerintah daerah untuk menggelontorkan anggaran yang masih kurang,” imbuh mantan Camat Palibelo tersebut. Dia menambahkan, kemauan itu harus diperkuat dengan dibuatnya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPARDA), itulah yang menjadi payung hukum sehingga pemerintah pusat berani memberikan anggaran, dan itu sebagai bukti keseriusan pemerintah daerah dalam membangun pariwisata,”ujarnya.
Pihaknya sudah berupaya untuk melakukan terobosan sampai ke Kementrian Pariwisata, namun pemerintah pusat menjadikan tolok ukur keseriusan pemerintah daerah dalam mengembangkan wisata, dengan melihat adanya anggaran stimulan dan RIPARDA yan dibuat oleh daerah itu sendiri, bisa dibayangkan, satu hotel saja yang dibangun oleh investor, berapa tenaga yang dibutuhkan untuk bekerja, apalagi kalau lebih dari itu, belum lagi porter, pengantar dan akan terbentuk kelompok sadar wisata di setiap Desa yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan,” jelasnya.(KS-Uki)
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bima Drs.Syafruddin yang dikonfirmasi Koran Stabilitas dikantornya (19/11) mengatakan, Pulau Ular merupakan salah satu potensi yang harus dikembangkan, meski penataannya dilakukan dengan cara bertahap dan disesuaikan dengan anggaran yang ada. ”Untuk langkah awal sekarang baru jalan masuk yang menuju pantai yang bisa dikerjakan, nanti untuk tahun 2016 kami sudah usulkan agar dibuatkan selter sebagai tempat duduk bagi para pengungjung di sekitar pulau itu, selain itu, penataan yang kami rencanakan disepanjang pantai Ambalawi akan dibuatkan tempat duduk sebagai tempat istirahat,”janjinya.
Memang perlu diakui selain potensi tambang, yang menjadi idola para investor asing adalah sektor wisata. ”Lending Sektor selain pertanian dan sektor lainya yang mampu meraup tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat adalah sektor pariwisata, namun kemauan dari pemerintah daerah untuk menggelontorkan anggaran yang masih kurang,” imbuh mantan Camat Palibelo tersebut. Dia menambahkan, kemauan itu harus diperkuat dengan dibuatnya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPARDA), itulah yang menjadi payung hukum sehingga pemerintah pusat berani memberikan anggaran, dan itu sebagai bukti keseriusan pemerintah daerah dalam membangun pariwisata,”ujarnya.
Pihaknya sudah berupaya untuk melakukan terobosan sampai ke Kementrian Pariwisata, namun pemerintah pusat menjadikan tolok ukur keseriusan pemerintah daerah dalam mengembangkan wisata, dengan melihat adanya anggaran stimulan dan RIPARDA yan dibuat oleh daerah itu sendiri, bisa dibayangkan, satu hotel saja yang dibangun oleh investor, berapa tenaga yang dibutuhkan untuk bekerja, apalagi kalau lebih dari itu, belum lagi porter, pengantar dan akan terbentuk kelompok sadar wisata di setiap Desa yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan,” jelasnya.(KS-Uki)
COMMENTS