Pulau kecil yang ada di Desa Pai Kecamatan Wera Kabupaten Bima, yang dikenal dengan nama pulau ular merupakan salah satu potensi yang menjanjikan di daerah Kabupaten Bima
Wera, KS.- Pulau kecil yang ada di Desa Pai Kecamatan Wera Kabupaten Bima, yang dikenal dengan nama pulau ular merupakan salah satu potensi yang menjanjikan di daerah Kabupaten Bima. Namun keberadaan pulau yang duhguni oleh ribuan ular tersebut, hingga kini kurang mendpat perhatian pemerintah khususnya Dinas Kabudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bima.
Pulau yang memiliki daya tarik unik dengan keberadaan ular yang jinak itu, selama puluhan tahunm terakhir ini menjadi lokasi alternafif bagi warga masyarakat untuk berrekreasi, namun dukungan sarana dan prasarana seperti penginapan dan transportasi seakan akan dilupakan, sehingga lokasi tersebut tidak terasa asing.
Selain dihuni oleh ular jinak, pulau yang diperkirakan memiliki diameter seperti lapangan Bola, memiliki keindahan pantai yang jarang dimiliki oleh pulau pulau kecil lainnya. Dan apabila pulau itu mendapat perhatian pemerintah dengan menyediakan berbagai fasilitas sarana dan prasarana, bukan hal yang mustahil, para wisatawan domestic dan asing akan berkunjung dilokasi tersebut. Seperti yang diungkapkan Bupati Manggarai barat, Drs.yohanes Fedelis, yang daerahnya memiliki potensi wisata alam seperti di Kabupaten Bima. Manggarai Barat saat ini hanya mengandalkan potensi wisata sehingga daerah yang bartu dimekarkan tersebut sudah lebih maju dari kabupaten Induknya.
Pulau ular menurut Bupati Manggarai Barat, tidak jauh beda dengan Pulau Komodo yang ada di wilayahnya, hanya saja spesies penghuninya saja yang berbeda, kalau di Pulau Komodo dihuni oleh Komodo dan Pulau Ular dihuni oleh Ular. “ tetapi potensi wisatanya saya rasa sama saja, tinggal bagaimana pemerintah daerah mau mengembangkannya,”ujarnya saat ditemui dikediamannya beberapa waktu lalu, di Labuan Bajo, katika ditanya tentang perbedaan potensi wisata yanga di dua Kabupaten tersebut.
Disamping itu, pulau tersebut memiliki nilai historis yang sama dengan Pulau komodo meskipun luasnya berbeda. Banyak Daerah di Indonesia sudah dikenal dimata Dunia, Bali popular bukan karna penduduknya yang mayoritas beragama Hindu, Nusa Tenggaran Timur dikenal dunia karena Komodonya, siapa tahu Nusa Tenggara Barat Khususnya kabupaten Bima bisa dikenal dunia karena pulau Ularnya. Selain itu, dengan majunya dunia pariwisata di wilayah Manggarai Barat tersebut, berimbas pada tingginya harga tanah yang ada isekitar wilayah pariwisata. “ Harga tanah di Labuan Bajo tak terjangkau oleh kantong orang yang ekonomi kelas menengah kebawah, bukan karna pintarnya para nelayan memainkan harga lahan, tapi itu semua karena pariwisata, sehingga Dolar pun sudah mulai beredar di daerah ini.”akunya.
Hal lain dapat diperoleh menurut Drs.yohanes Fedelis, Pendapatan Asli Daerah Manggarai Barat meningkat karena banyaknya para wisatawan asing yang berkunjung di pulau Komodo dan membuka usaha perhotelan di daerah tersebut,”Pariwisata memberi pengaruh besar terhadap peningkatan PAD manggarai Barat. Kondisi itu bukan hal yang mustahil terjadi juga di daerah Bima, kalau Pemerintah memberikan perhatian serius untuk mengembangkan daerah wisata yang ada di Kabupaten Bima,”tuturnya
Mantan Kades Pai Irwan yang ditemui Koran ini di kediamannya (11/11) mengatakan, sudah banyak lahan di pinggir pantai yang ada didekat pulau ular, sekarang sudah dibayar oleh orang asing, ada yang dari Jakarta bahkan ada yang dari Prancis, “beberapa bulan lalu ada yang dibayar oleh orang Prancis 4 juta per are, sebelumnya dibayar sama orang Jakarta tapi masih dengan harga sedikit,“ ujarnya.
Irwan menambahkan potensi ini harus ditata dengan baik, sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. “Waktu saya jadi Kepala Desa, pernah saya buatkan karcis masuk dengan harga 2000 rupiah perorang, dari karcis yang kami siapkan sebanyak 4000 lembar, habis terpakai selama 4 hari. Ramenya pengunjung biasanya pada saat lebaran dan libur sekolah,”tuturnya, sembari menambahkan, jarak dari pantai menuju pulau tersebut sejauh 200 meter, dengan kondisi gelombang yang bersahabat untuk dilewati.
Camat Wera Israh M.Saleh yang ditemui Koran ini di ruang kerjanya (10/11) menyampaikan harapan besar pada pemerintah agar memperhatikan potensi wisata yang ada saat ini, termasuk Pulau Ular dan Karombo Wera (Gua), dengan terlebih dahulu memperbaiki infrastruktur jalan. “ Baik jalan propinsi maupun jalan yang akses ke pantai menuju pulau, penataan taman di pinggir pantai, lalu dibuatkan jembatan yang menjadi jalan alternative, sehingga para wisatawan yang datang, selain menggunakan boat, mereka juga bisa menggunakan jembatan layang,” ujarnya penuh harap.
Anggota komisi II DPRD Kabupaten Bima Yusran,S.Pd yang ditemui usai rapat dengan seluruh anggota komisi II mengatakan,anggaran untuk membuat jalan yang menuju pantai sudah diketok, “ jalan yang ke pantai sudah diputuskan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P), senilai Rp. 200 juta, anggaranya sudah di titip di Dinas Pariwisata dan mulai dikerjakan bulan ini juga,” ujar Wakil Nasdem dari Dapil II tersebut, dan ia berjanji akan berusaha mengusulkan lagi tahun depan. (KS-Uki)
Pulau yang memiliki daya tarik unik dengan keberadaan ular yang jinak itu, selama puluhan tahunm terakhir ini menjadi lokasi alternafif bagi warga masyarakat untuk berrekreasi, namun dukungan sarana dan prasarana seperti penginapan dan transportasi seakan akan dilupakan, sehingga lokasi tersebut tidak terasa asing.
Selain dihuni oleh ular jinak, pulau yang diperkirakan memiliki diameter seperti lapangan Bola, memiliki keindahan pantai yang jarang dimiliki oleh pulau pulau kecil lainnya. Dan apabila pulau itu mendapat perhatian pemerintah dengan menyediakan berbagai fasilitas sarana dan prasarana, bukan hal yang mustahil, para wisatawan domestic dan asing akan berkunjung dilokasi tersebut. Seperti yang diungkapkan Bupati Manggarai barat, Drs.yohanes Fedelis, yang daerahnya memiliki potensi wisata alam seperti di Kabupaten Bima. Manggarai Barat saat ini hanya mengandalkan potensi wisata sehingga daerah yang bartu dimekarkan tersebut sudah lebih maju dari kabupaten Induknya.
Pulau ular menurut Bupati Manggarai Barat, tidak jauh beda dengan Pulau Komodo yang ada di wilayahnya, hanya saja spesies penghuninya saja yang berbeda, kalau di Pulau Komodo dihuni oleh Komodo dan Pulau Ular dihuni oleh Ular. “ tetapi potensi wisatanya saya rasa sama saja, tinggal bagaimana pemerintah daerah mau mengembangkannya,”ujarnya saat ditemui dikediamannya beberapa waktu lalu, di Labuan Bajo, katika ditanya tentang perbedaan potensi wisata yanga di dua Kabupaten tersebut.
Disamping itu, pulau tersebut memiliki nilai historis yang sama dengan Pulau komodo meskipun luasnya berbeda. Banyak Daerah di Indonesia sudah dikenal dimata Dunia, Bali popular bukan karna penduduknya yang mayoritas beragama Hindu, Nusa Tenggaran Timur dikenal dunia karena Komodonya, siapa tahu Nusa Tenggara Barat Khususnya kabupaten Bima bisa dikenal dunia karena pulau Ularnya. Selain itu, dengan majunya dunia pariwisata di wilayah Manggarai Barat tersebut, berimbas pada tingginya harga tanah yang ada isekitar wilayah pariwisata. “ Harga tanah di Labuan Bajo tak terjangkau oleh kantong orang yang ekonomi kelas menengah kebawah, bukan karna pintarnya para nelayan memainkan harga lahan, tapi itu semua karena pariwisata, sehingga Dolar pun sudah mulai beredar di daerah ini.”akunya.
Hal lain dapat diperoleh menurut Drs.yohanes Fedelis, Pendapatan Asli Daerah Manggarai Barat meningkat karena banyaknya para wisatawan asing yang berkunjung di pulau Komodo dan membuka usaha perhotelan di daerah tersebut,”Pariwisata memberi pengaruh besar terhadap peningkatan PAD manggarai Barat. Kondisi itu bukan hal yang mustahil terjadi juga di daerah Bima, kalau Pemerintah memberikan perhatian serius untuk mengembangkan daerah wisata yang ada di Kabupaten Bima,”tuturnya
Mantan Kades Pai Irwan yang ditemui Koran ini di kediamannya (11/11) mengatakan, sudah banyak lahan di pinggir pantai yang ada didekat pulau ular, sekarang sudah dibayar oleh orang asing, ada yang dari Jakarta bahkan ada yang dari Prancis, “beberapa bulan lalu ada yang dibayar oleh orang Prancis 4 juta per are, sebelumnya dibayar sama orang Jakarta tapi masih dengan harga sedikit,“ ujarnya.
Irwan menambahkan potensi ini harus ditata dengan baik, sehingga memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. “Waktu saya jadi Kepala Desa, pernah saya buatkan karcis masuk dengan harga 2000 rupiah perorang, dari karcis yang kami siapkan sebanyak 4000 lembar, habis terpakai selama 4 hari. Ramenya pengunjung biasanya pada saat lebaran dan libur sekolah,”tuturnya, sembari menambahkan, jarak dari pantai menuju pulau tersebut sejauh 200 meter, dengan kondisi gelombang yang bersahabat untuk dilewati.
Camat Wera Israh M.Saleh yang ditemui Koran ini di ruang kerjanya (10/11) menyampaikan harapan besar pada pemerintah agar memperhatikan potensi wisata yang ada saat ini, termasuk Pulau Ular dan Karombo Wera (Gua), dengan terlebih dahulu memperbaiki infrastruktur jalan. “ Baik jalan propinsi maupun jalan yang akses ke pantai menuju pulau, penataan taman di pinggir pantai, lalu dibuatkan jembatan yang menjadi jalan alternative, sehingga para wisatawan yang datang, selain menggunakan boat, mereka juga bisa menggunakan jembatan layang,” ujarnya penuh harap.
Anggota komisi II DPRD Kabupaten Bima Yusran,S.Pd yang ditemui usai rapat dengan seluruh anggota komisi II mengatakan,anggaran untuk membuat jalan yang menuju pantai sudah diketok, “ jalan yang ke pantai sudah diputuskan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P), senilai Rp. 200 juta, anggaranya sudah di titip di Dinas Pariwisata dan mulai dikerjakan bulan ini juga,” ujar Wakil Nasdem dari Dapil II tersebut, dan ia berjanji akan berusaha mengusulkan lagi tahun depan. (KS-Uki)
COMMENTS