Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9 Bima yang berlokasi di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, terpaksa harus belajar di emperan sekolah, karena masih kekurangan RKB
Bima, KS.- Sebahagian siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9 Bima yang berlokasi di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, terpaksa harus belajar di emperan sekolah, karena masih kekurangan RKB (Ruangan Kegiatan Belajar). Selama ini kegiatan belajarnya mengajar hanya mengunakan 7 ruang kelas, dengan jumlah siswa sebanayak 183 orang.
Wakasek Kurikulum SMK 9 Bima Irfan, ST Senin (9/11) pada Koran ini mengatakan, saat ini sekolahnya masih membutuhkan beberapa lokal ruang kelas, karena jumlah ruangan yang ada sudah tidak mampu menampung jumlah siswa yang semakin bertambah. “SMK 9 Bima, masih kekurangan sarana seperti ruang kelas, untuk itu kami harapkan adanya bantuan dari pememrintah karena siswa terpaksa belajar di emperan sekolah,”akunya saat dihubungi wartawan belum lama ini.
Ruangan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (RKB), menurut Irfan, memanfaatkan ruangan Leboratutium 3 TKJ,TKR dan IPA. “kita terpaksa memanfaatkan ruangan lain untuk kegiatan belajar mengajar,”ujarnya.
Jumlah siswa dan siswi secara keseluruhan di SMK 9 Bolo sebanyak 183, terdiri dari 80 siswi kelas I,49 siswa kelas II dan 54 siswa kelas III. “jumlah ruangan tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada, secara keseluruhan, sekolah kami masih membtuhkan dua ruang kelas lagi untuk menampung siswa dan siswi yang ada,”tuturnya.
Dengan semakin banyaknya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMK 9 Bolo, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana yang memadai seperti ruang kelas dan lainnya.Untuk itu wakil Kepala Sekolah tersebut mengharapkan kepada pemerintah daerah untuk mengalokasin anggaran untuk penambahan ruang kelas. “kami sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Olahraga untuk mengalokasikan anggaran pembangunan ruang kelals, mengingat adanya peningkatan jumlah siswa,”harapnya.
Sementara itu, Kepala SMK 9 Bima Drs,Hamka Mpd pada koran ini, mengaku prihatin dengan kondisi sekolah yang dipimpinnya tersebut, karena para guru terpaksa menggunakan ruangan laboraturium sebagai ruang belajar siswa dan siswinya. “Kami harapkan Pemerintah juga turut prihatin dengan kondisi sekolah saat ini. Karena anak anak didik kami terpaksa menempati ruangan lain yang tidak representatip,” pungkasnya. (KS-Isnaini)
Wakasek Kurikulum SMK 9 Bima Irfan, ST Senin (9/11) pada Koran ini mengatakan, saat ini sekolahnya masih membutuhkan beberapa lokal ruang kelas, karena jumlah ruangan yang ada sudah tidak mampu menampung jumlah siswa yang semakin bertambah. “SMK 9 Bima, masih kekurangan sarana seperti ruang kelas, untuk itu kami harapkan adanya bantuan dari pememrintah karena siswa terpaksa belajar di emperan sekolah,”akunya saat dihubungi wartawan belum lama ini.
Ruangan yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (RKB), menurut Irfan, memanfaatkan ruangan Leboratutium 3 TKJ,TKR dan IPA. “kita terpaksa memanfaatkan ruangan lain untuk kegiatan belajar mengajar,”ujarnya.
Jumlah siswa dan siswi secara keseluruhan di SMK 9 Bolo sebanyak 183, terdiri dari 80 siswi kelas I,49 siswa kelas II dan 54 siswa kelas III. “jumlah ruangan tidak sebanding dengan jumlah siswa yang ada, secara keseluruhan, sekolah kami masih membtuhkan dua ruang kelas lagi untuk menampung siswa dan siswi yang ada,”tuturnya.
Dengan semakin banyaknya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SMK 9 Bolo, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana yang memadai seperti ruang kelas dan lainnya.Untuk itu wakil Kepala Sekolah tersebut mengharapkan kepada pemerintah daerah untuk mengalokasin anggaran untuk penambahan ruang kelas. “kami sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Olahraga untuk mengalokasikan anggaran pembangunan ruang kelals, mengingat adanya peningkatan jumlah siswa,”harapnya.
Sementara itu, Kepala SMK 9 Bima Drs,Hamka Mpd pada koran ini, mengaku prihatin dengan kondisi sekolah yang dipimpinnya tersebut, karena para guru terpaksa menggunakan ruangan laboraturium sebagai ruang belajar siswa dan siswinya. “Kami harapkan Pemerintah juga turut prihatin dengan kondisi sekolah saat ini. Karena anak anak didik kami terpaksa menempati ruangan lain yang tidak representatip,” pungkasnya. (KS-Isnaini)
COMMENTS