Menjadikan komoditi garam sebagai salah satu prioritas bagi upaya peningkatan taraf hidup dan ekonomi masyarakat pesisir.
Bima, KS.- Pemerintah Daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima secara berkelanjutan terus menjadikan komoditi garam sebagai salah satu prioritas bagi upaya peningkatan taraf hidup dan ekonomi masyarakat pesisir. Hal tersebut menjadi salah satu simpulan acara review Pugar, Program Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha Program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau Pulau Kecil Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima Sabtu (12/12) di aula kantor Bupati Bima.
Penjabat Bupati Bima Bachrudin M.Pd dalam arahannya mengatakan, Program Pugar merupakan upaya pemberdayaan melalui program terencana untuk mencapai hasil sesuai target. review dilakukan untuk mengkaji kembali secara teknis kekurangan maupun kelebihan kegiatan yang telah dilakukan untuk menemukan cara terbaik dalam tata kelola garam rakyat.
Menurutnya, saat ini terdapat 3.629 orang petani yang secara rutin memproduksi garam dan mereka ini patut diperhatikan. Karena itu pemerintah berkeinginan agar produksi garam bisa memberi nilai tambah atau nilai guna ekonomi. Selain itu para petani garam juga mendapatkan manfaat dari produksi yang berkualitas tersebut. “ Saat ini dan ke depan, konsumsi garam memiliki pangsa yang cukup luas karena produksinya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan garam rumah tangga tetapi juga yang memiliki prospek yang besar untuk memenuhi kebutuhan industri baja, kosmetik maupun bumbu masak,” terangnya.
Namun saat ini kendalanya produksi garam di Kabupaten Bima memiliki kadar natrium klorida (NaCl) sebanyak 88 persen, sementara untuk kebutuhan industri harus mencapai 96 persen. Demikian halnya dengan kadar unsur magnesium (Mg) yang cukup tinggi dengan kadar di atas 90 persen. Ini akan sulit dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan industri baja karena akan menyebabkan baja cepat berkarat.
Kualitas garam sesuai dengan standar industri ini bisa dicapai dengan mendidik para petani dan memanfaatkan teknologi geo isolator yang diharapkan secara bertahap meningkatkan kualitas garam. “Artinya, garam harus mempunyai nilai tambah ekonomi yang memungkinkan meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya para petani tambak,"Kata Pj. Bupati.
Pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima Ir. Hj. Nurma mengatakan plastik geo isoator akan dipasang pada 4 titik lokasi yaitu Desa Daru dan Desa Sanolo Kecamatan Bolo, desa Tangga Baru-Monta, dan desa Soro Kecamatan Lambu. Menyinggung tentang bantuan, Nurma menjelaskan, selain Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), telah dilakukan pembenahan infrastruktur melalui kegiatan fisik masing-masing 2 unit saluran irigasi sepanjang 1 km dan telah selesai dikerjakan 100 persen. “Untuk mengantisipasi tingginya ongkos buruh, telah dibangun jalan usaha tani di 4 desa masing-masing sepanjang 1.200 meter, termasuk pembuatan gudang garam dengan kapasitas 5000 ton.” akunya.
Untuk mendukung penggunaan plastik geo isolator ini, telah dilakukan pengadaan 6 unit pompa air berkapasitas 5,5 pk sebanyak enam unit untuk para petani garam yang lokasi tambaknya jauh sehingga hal ini akan mempercepat proses pengisian air menuju tambak yang sudah mencapai 92 persen.
Hj. Nurma menjelaskan, pemanfaatan teknologi geo isolator ini sangat berpengaruh. Saat ini, tanpa penggunaan geo isolator, kapasitas produksi garam di Kabupaten Bima mencapai 110 ton per hektar. Kapasitas produksi garam akan bisa dipenuhi menjadi 150 ton per hektar selama 5 bulan bila dilakukan pemasangan geo isolator. “ Inilah yang menjadi kendala pencapaian produksi garam rakyat ini," Jelas Nurma.
Pada kesempatan tersebut kepala Bappeda Kabupaten Bima Ir. Indra Jaya dalam pemaparannya menyampaikan, PUGAR merupakan bagian dari PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan yang di prioritaskan untuk meningkatkan kesempatan kerja, kesejahteraan masyarakat pergaraman. “ Program ini untuk meningkatkan kapasitas petambak garam rakyat, meningkatkan akses permodalan, pemasaran, informasi serta ilmu pengetahuan dan teknologi,” tuturnya.
Aspek lain yang diharapkan kata Indra Jaya adalah meningkatkan produksi garam konsumsi, mendukung swasembada garam nasional dan meningkatkan kualitas garam rakyat. Dua hal mendasar yang ada dalam sektor pergaraman adalah ditujukan bagi pembangunan ekonomi dan pembangunan kesehatan. Pada aspek ekonomi adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya peningkatan pendapatan masyarakat pergaraman. “Sedangkan pada aspek kesehatan diharapkan ada perbaikan gizi masyarakat melalui peningkatan konsumsi garam beryodium,” harapnya. (KS-02)
Penjabat Bupati Bima Bachrudin M.Pd dalam arahannya mengatakan, Program Pugar merupakan upaya pemberdayaan melalui program terencana untuk mencapai hasil sesuai target. review dilakukan untuk mengkaji kembali secara teknis kekurangan maupun kelebihan kegiatan yang telah dilakukan untuk menemukan cara terbaik dalam tata kelola garam rakyat.
Menurutnya, saat ini terdapat 3.629 orang petani yang secara rutin memproduksi garam dan mereka ini patut diperhatikan. Karena itu pemerintah berkeinginan agar produksi garam bisa memberi nilai tambah atau nilai guna ekonomi. Selain itu para petani garam juga mendapatkan manfaat dari produksi yang berkualitas tersebut. “ Saat ini dan ke depan, konsumsi garam memiliki pangsa yang cukup luas karena produksinya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan garam rumah tangga tetapi juga yang memiliki prospek yang besar untuk memenuhi kebutuhan industri baja, kosmetik maupun bumbu masak,” terangnya.
Namun saat ini kendalanya produksi garam di Kabupaten Bima memiliki kadar natrium klorida (NaCl) sebanyak 88 persen, sementara untuk kebutuhan industri harus mencapai 96 persen. Demikian halnya dengan kadar unsur magnesium (Mg) yang cukup tinggi dengan kadar di atas 90 persen. Ini akan sulit dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan industri baja karena akan menyebabkan baja cepat berkarat.
Kualitas garam sesuai dengan standar industri ini bisa dicapai dengan mendidik para petani dan memanfaatkan teknologi geo isolator yang diharapkan secara bertahap meningkatkan kualitas garam. “Artinya, garam harus mempunyai nilai tambah ekonomi yang memungkinkan meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat pesisir khususnya para petani tambak,"Kata Pj. Bupati.
Pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima Ir. Hj. Nurma mengatakan plastik geo isoator akan dipasang pada 4 titik lokasi yaitu Desa Daru dan Desa Sanolo Kecamatan Bolo, desa Tangga Baru-Monta, dan desa Soro Kecamatan Lambu. Menyinggung tentang bantuan, Nurma menjelaskan, selain Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), telah dilakukan pembenahan infrastruktur melalui kegiatan fisik masing-masing 2 unit saluran irigasi sepanjang 1 km dan telah selesai dikerjakan 100 persen. “Untuk mengantisipasi tingginya ongkos buruh, telah dibangun jalan usaha tani di 4 desa masing-masing sepanjang 1.200 meter, termasuk pembuatan gudang garam dengan kapasitas 5000 ton.” akunya.
Untuk mendukung penggunaan plastik geo isolator ini, telah dilakukan pengadaan 6 unit pompa air berkapasitas 5,5 pk sebanyak enam unit untuk para petani garam yang lokasi tambaknya jauh sehingga hal ini akan mempercepat proses pengisian air menuju tambak yang sudah mencapai 92 persen.
Hj. Nurma menjelaskan, pemanfaatan teknologi geo isolator ini sangat berpengaruh. Saat ini, tanpa penggunaan geo isolator, kapasitas produksi garam di Kabupaten Bima mencapai 110 ton per hektar. Kapasitas produksi garam akan bisa dipenuhi menjadi 150 ton per hektar selama 5 bulan bila dilakukan pemasangan geo isolator. “ Inilah yang menjadi kendala pencapaian produksi garam rakyat ini," Jelas Nurma.
Pada kesempatan tersebut kepala Bappeda Kabupaten Bima Ir. Indra Jaya dalam pemaparannya menyampaikan, PUGAR merupakan bagian dari PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan yang di prioritaskan untuk meningkatkan kesempatan kerja, kesejahteraan masyarakat pergaraman. “ Program ini untuk meningkatkan kapasitas petambak garam rakyat, meningkatkan akses permodalan, pemasaran, informasi serta ilmu pengetahuan dan teknologi,” tuturnya.
Aspek lain yang diharapkan kata Indra Jaya adalah meningkatkan produksi garam konsumsi, mendukung swasembada garam nasional dan meningkatkan kualitas garam rakyat. Dua hal mendasar yang ada dalam sektor pergaraman adalah ditujukan bagi pembangunan ekonomi dan pembangunan kesehatan. Pada aspek ekonomi adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya peningkatan pendapatan masyarakat pergaraman. “Sedangkan pada aspek kesehatan diharapkan ada perbaikan gizi masyarakat melalui peningkatan konsumsi garam beryodium,” harapnya. (KS-02)
COMMENTS