Untuk perebutan kursi panas tersebut, telah mencuat nama Ir. H. Sutarman H. Masrun, MM yang ingin terjun ke dunia politik
Kota Bima, KS.- Menjelang dihelatnya Suksesi Walikota Bima, yang akan dihelat tahun 2018 mendatang, sudah banyak yang mengambil ancang ancang sedini mungkin. Untuk perebutan kursi panas tersebut, telah mencuat nama Ir. H. Sutarman H. Masrun, MM yang ingin terjun ke dunia politik dan itu bukan hanya isu belaka. Bukti keseriusannya terungkap dalam konferensi Pers di Kasambo Kota Bima, Minggu (6/12) kemarin.
Apa motifasi pembina Kasambo ini untuk bertarung merebut kursi nomor 1 Kota Bima? Dalam pernyataan persnya Sutarman mengaku sejak bulan November lalu ia berkomitmen untuk tampil menjadi calon Walikota Bima 2018 mendatang. Keberanian dirinya untuk tampil bukan tanpa alasan. Dengan berbagai kondisi rill di Kota Bima yang belum serius untuk membenah diri. Ia anggap Pemerintah Kota Bima belum bisa membangun Kota secara totalitas sehingga banyak kepentingan rakyat terabaikan, terutama dari sisi kesejahteraan.
"Ada prinsip kesejahteraan yang akan menjadi visi-misi saya nantinya. Saya melihat pemimpin saat ini belum maksimal dalam mendesain Kota Bima kedepan, sehingga rakyat dirugikan dari kebijakan seperti ini," jelasnya.
Ia melihat ada kesenjangan, dalam upaya Pemerintah Kota bersaing dengan daerah lainnya. dengan pola kebijakan yang tidak memiliki planing yang matang, kesenjangan itu dapat dirasakan oleh masyarakat. "Kita lihat kondisi warga Kota Bima yang hidup dibawah garis kemiskinan, ini yang membuat saya prihatin dan menarik saya untuk bertarung menjadi Walikota Bima," imbuhnya
Sisi lain, di Kota Bima tidak ada sumber daya alam (SDA) yang bisa dikelola hingga menghasilkan PAD untuk kesejahteraan Warga. Namun situasi ini tidak disadari oleh Pemimpin untuk menjemput program Pusat untuk kesejahteraan Warga Kota Bima.
"Di Kota Bima hanya Batu yang bisa dikelola, selain itu tidak ada. Nah, apa bisa kita bangun kesejahteraan dengan kelola hasil Batu? Tidak mungkin itu terjadi, justru kita dituntut untuk melobi program di pusat bagaiman untuk perdayakan sembar daya lainnya, salah satunya Pariwisata," paparnya.
Pemerintah saat ini katanya, belum memiliki Master Plan untuk 30 Tahun kedepan. Ini yang membuat tidak ada keberlanjutan program yang dicanangkan pemerintah sebelumnya. Hal ini lebih disebabkan oleh ego pemimpin dalam periodesasi kepemimpinannya. "Pemimpin Kota Bima lebih cendrung memilih program yang tidak berkelanjutan. Tidak ada program jangka panjang yang bisa didesain untuk kesejahteraan warga untuk jangka panjang," tandasnya.
Dari sisi lemahnya pemimpin Kota Bima ini, dirinya mencoba maju menjawab dan memberikan harapan kepada Warga Kota Bima, agar bisa terakomodir dalam mensejahterakan warga."Saya hadir bukan membuat warga kota untuk jadi kaya, namun saya akan yakinkan lewat kepemimpinan saya, akan ada banyak program yang bisa mendorong warga Kota Bima sejahterakan," katanya.
Menurutnya, soal mudah untuk membangun ekonomi warga, dengan melakukan lobi ke Pusat, membangun industri di Bima. Ini menjadi langkah rasional dalam memajukan ekonomi warga. "Ini soal inisiatif dan respon kita terhadap keadaan kita disini. Tidak ada yang bisa kita ambil di Kota Bima selain menjadi maling APBD, nah, ini yang tidak membuat pemimpin kreatif. Kalau saya jadi Walikota Bima, maka akan saya rebut dan bawa program dari pusat untuk Kota Bima," imbuhnya.
Diakhir wawancara, Pengusaha sukses ini mengaku, jika ia star lebih awal agar warga Kota Bima bisa kenal dirinya lebih dekat. Banyak keluarga dan pendukungnya yang memberi saran kepadanya agar tidak terlalu cepat. Namun ia memberikan pandangan, warga butuh pendekatan emosional, jika itu dilakukan maka politik uang dapat dijauhkan dari pikiran masyarakat. "Saya yakin warga Kota Bima mendambakan pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab. Uang bukan segalanya untuk meraih kesuksesan menjadi Walikota Bima," pungkasnya. (KS.04)
Apa motifasi pembina Kasambo ini untuk bertarung merebut kursi nomor 1 Kota Bima? Dalam pernyataan persnya Sutarman mengaku sejak bulan November lalu ia berkomitmen untuk tampil menjadi calon Walikota Bima 2018 mendatang. Keberanian dirinya untuk tampil bukan tanpa alasan. Dengan berbagai kondisi rill di Kota Bima yang belum serius untuk membenah diri. Ia anggap Pemerintah Kota Bima belum bisa membangun Kota secara totalitas sehingga banyak kepentingan rakyat terabaikan, terutama dari sisi kesejahteraan.
"Ada prinsip kesejahteraan yang akan menjadi visi-misi saya nantinya. Saya melihat pemimpin saat ini belum maksimal dalam mendesain Kota Bima kedepan, sehingga rakyat dirugikan dari kebijakan seperti ini," jelasnya.
Ia melihat ada kesenjangan, dalam upaya Pemerintah Kota bersaing dengan daerah lainnya. dengan pola kebijakan yang tidak memiliki planing yang matang, kesenjangan itu dapat dirasakan oleh masyarakat. "Kita lihat kondisi warga Kota Bima yang hidup dibawah garis kemiskinan, ini yang membuat saya prihatin dan menarik saya untuk bertarung menjadi Walikota Bima," imbuhnya
Sisi lain, di Kota Bima tidak ada sumber daya alam (SDA) yang bisa dikelola hingga menghasilkan PAD untuk kesejahteraan Warga. Namun situasi ini tidak disadari oleh Pemimpin untuk menjemput program Pusat untuk kesejahteraan Warga Kota Bima.
"Di Kota Bima hanya Batu yang bisa dikelola, selain itu tidak ada. Nah, apa bisa kita bangun kesejahteraan dengan kelola hasil Batu? Tidak mungkin itu terjadi, justru kita dituntut untuk melobi program di pusat bagaiman untuk perdayakan sembar daya lainnya, salah satunya Pariwisata," paparnya.
Pemerintah saat ini katanya, belum memiliki Master Plan untuk 30 Tahun kedepan. Ini yang membuat tidak ada keberlanjutan program yang dicanangkan pemerintah sebelumnya. Hal ini lebih disebabkan oleh ego pemimpin dalam periodesasi kepemimpinannya. "Pemimpin Kota Bima lebih cendrung memilih program yang tidak berkelanjutan. Tidak ada program jangka panjang yang bisa didesain untuk kesejahteraan warga untuk jangka panjang," tandasnya.
Dari sisi lemahnya pemimpin Kota Bima ini, dirinya mencoba maju menjawab dan memberikan harapan kepada Warga Kota Bima, agar bisa terakomodir dalam mensejahterakan warga."Saya hadir bukan membuat warga kota untuk jadi kaya, namun saya akan yakinkan lewat kepemimpinan saya, akan ada banyak program yang bisa mendorong warga Kota Bima sejahterakan," katanya.
Menurutnya, soal mudah untuk membangun ekonomi warga, dengan melakukan lobi ke Pusat, membangun industri di Bima. Ini menjadi langkah rasional dalam memajukan ekonomi warga. "Ini soal inisiatif dan respon kita terhadap keadaan kita disini. Tidak ada yang bisa kita ambil di Kota Bima selain menjadi maling APBD, nah, ini yang tidak membuat pemimpin kreatif. Kalau saya jadi Walikota Bima, maka akan saya rebut dan bawa program dari pusat untuk Kota Bima," imbuhnya.
Diakhir wawancara, Pengusaha sukses ini mengaku, jika ia star lebih awal agar warga Kota Bima bisa kenal dirinya lebih dekat. Banyak keluarga dan pendukungnya yang memberi saran kepadanya agar tidak terlalu cepat. Namun ia memberikan pandangan, warga butuh pendekatan emosional, jika itu dilakukan maka politik uang dapat dijauhkan dari pikiran masyarakat. "Saya yakin warga Kota Bima mendambakan pemimpin yang amanah dan bertanggung jawab. Uang bukan segalanya untuk meraih kesuksesan menjadi Walikota Bima," pungkasnya. (KS.04)
COMMENTS