H.Arahman H Abidin, meminta agar aparat keamanan tidak perlakukan siswa seperti pendemo atau perusuh. “Jangan perlakukan siswa seperti perusuh,”ujarnya menyesalkan
Kota Bima, KS.- Menanggapi keluhan guru terhadap penangan bentrok siswa oleh aparat keamanan Polres Bima Kota, yang terlalu Refresif sehingga adanya sejumlah yang terluka, membuat orang kedua di Kota Bima ini angkat bicara. Saat mengunjungi SMAN 2 Kota Bima, Jumat (27/11) H.Arahman H Abidin, meminta agar aparat keamanan tidak perlakukan siswa seperti pendemo atau perusuh. “Jangan perlakukan siswa seperti perusuh,”ujarnya menyesalkan.
Dengan adanya kejadian tersebut, dihadapan sejumlah guru di SMAN 2 Kota Bima, Wawali berjanji akan mengkoordinasikan perlakuan personil polisis tersebut dengan Kapolres Bima Kota. “Nanti akan saya rapatkan, yang terpenting saat ini kita mencari dulu solusi terbaik agar kedua sekolah ini tidak laghi berkelahi,”janjinya.
Sebelumnya Wakil Walikota Bima itu, memanggil kepala SMAN 2 Kota Bima, Imran, S.Pd dan Kepala SMKN 3 Kota Bima Sanusin,S.Pd untuk menceritakan kronologis terjadinya bentrok susulan antara SMAN 2 Kota Bima dengan SMKN 3 Kota Bima. Imran dalam penyampaiannya mengungkapkan, sekitar dua bulan lalu, salah seorang guru di SMAN 2 Kota Bima atas nama Fahri Rahman, diteror oleh Geng Motor. “saat itu ada sekitar 10 orang geng motor yang meneror guru kami, dan satu bulan lalu ada pelemparan yang dilakukan oleh siswa dari SMPN 6 Kota Bima, dan kejadian sudah ditangani dan diselesaikan dengan pemanggilanm guru BKnya,”akunya saat memberikan penjelasan dihadapan Wakil Walikota Bima.
Selain itu Kepala SMAN 2 Kota Bima itu, juga mengaku akhir akhir ini sekolahnya sering mendapat batu kiriman (pelemparan) dari luar. Namun awal awalnya tidak terlalu ditanggapi dan direspon, karena dianggap itu tidak terlalu membahayakan. Akan tetapi peristiwa itu sering terjadi, sehingga membuat amarah dari siswanya sehingga terjadi pelemparan balasan yang mengakibatkan terjadinya bentrok tersebut. “Mungkin anak – anak sudah tidak sabar menghadapai perlakuan para pelempar itu, sehingga siswa kami membalasnya yang kemudian terjadilah bentrok tersebut,”tuturnya.
Sedangkan pada hari kedua setelah terjadinya bentrok pertama, ada beberapa siswa yang ditangkap aparat kepolisian, yang saat ini telah diamankan, mereka adalah siswa dari SMKN 3 Kota Bima. “itu fakta yang terungkap pak Wakil, sesungguhnya SMAN 2 Kota selama ini sudah cukup sabar, tetapi ini diluar kemampuan kami menahan siswa yang sudah tidak tahan dengan terror dan pelemparan yang mereka terima,”ungkapnya.
Selain itu ia juga menyesalkan adanya aksi pelemparan susulan, karena pada pertemuan antara pihaknya dengan SMKN 3 Kota Bima dan aparat keamanan, disepakati SMKN 3 Kota Bima, meliburkan siswanya, namun hal itu tidak dilakukan oleh SMKN 3 Kota Bima. “coba SMKN 3 Kota Bima, betul betul meliburkan siswanya saya jamin tidak akan ada aksi saling lempar seperti yang terjadi sekarang,”sesalnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 3 Kota Bima, Sanusin, S.Pd yang juga dimintai keterangannya oleh Wakil Walikota saat itu mengutarakan, selama ini antara SMKN 3 dan SMAN 2 Kota Bima, adalah dua sekolah yang bersahabat, terbukti sejak berdirinya sekolah kejuruan tersebut baru kali ini terjadi bentrok antar siswa. Dan ia menduga bentrok yang terjadi adalah ulah oknum diluar sekolah yang sengaja mengadu domba kedua sekolah tersebut. “Saya mencurigai ada pihak lain yang sengaja memprovokasi keadaan, dan mempengaruhi siswa sehingga terjadi bentrok, padahal selama ini kedua sekolah ini tidak pernah saling serang seperti ini,”paparnya.
Selain itu, ia juga meminta kepada pihak dikpora dan pemerintah Kota Bima, untuk meninggikan tembok pembatas kedua sekolah, serta disekelilingnya dipagar sehingga tidak mudah pihak lain masuk dalam areal sekolah. “ Kalau bisa tembok kedua sekolah ditinggikan,”pintanya.
Menanggapi hal itu, Wakil Walikota Bima H Arahman,SE meminta agar kedua sekolah tetap bersabar karena sabar tidak ada batasnya. “Saya harapkan kepada kedua sekolah ini, untuk mensosialisasikan kepada seluruh siswanya untuk tetap bersabar dan saling menjaga,”pintanya.
Sementara siswa yang ditahan polisi, untuk diproses agar diketahui titik permasalahannya, selain itu agar adanya titik jera dari siswa yang telah menjadi penyebab terjadinya bentrok. “Saya ingin tahu apa sesungguhnya penyebab sehingga siswa ini bentrok. Untuk itu saya minta pihak polisi untuk memproses siswa yang ditangkap,”kesalnya. (KS-Mul)
Dengan adanya kejadian tersebut, dihadapan sejumlah guru di SMAN 2 Kota Bima, Wawali berjanji akan mengkoordinasikan perlakuan personil polisis tersebut dengan Kapolres Bima Kota. “Nanti akan saya rapatkan, yang terpenting saat ini kita mencari dulu solusi terbaik agar kedua sekolah ini tidak laghi berkelahi,”janjinya.
Sebelumnya Wakil Walikota Bima itu, memanggil kepala SMAN 2 Kota Bima, Imran, S.Pd dan Kepala SMKN 3 Kota Bima Sanusin,S.Pd untuk menceritakan kronologis terjadinya bentrok susulan antara SMAN 2 Kota Bima dengan SMKN 3 Kota Bima. Imran dalam penyampaiannya mengungkapkan, sekitar dua bulan lalu, salah seorang guru di SMAN 2 Kota Bima atas nama Fahri Rahman, diteror oleh Geng Motor. “saat itu ada sekitar 10 orang geng motor yang meneror guru kami, dan satu bulan lalu ada pelemparan yang dilakukan oleh siswa dari SMPN 6 Kota Bima, dan kejadian sudah ditangani dan diselesaikan dengan pemanggilanm guru BKnya,”akunya saat memberikan penjelasan dihadapan Wakil Walikota Bima.
Selain itu Kepala SMAN 2 Kota Bima itu, juga mengaku akhir akhir ini sekolahnya sering mendapat batu kiriman (pelemparan) dari luar. Namun awal awalnya tidak terlalu ditanggapi dan direspon, karena dianggap itu tidak terlalu membahayakan. Akan tetapi peristiwa itu sering terjadi, sehingga membuat amarah dari siswanya sehingga terjadi pelemparan balasan yang mengakibatkan terjadinya bentrok tersebut. “Mungkin anak – anak sudah tidak sabar menghadapai perlakuan para pelempar itu, sehingga siswa kami membalasnya yang kemudian terjadilah bentrok tersebut,”tuturnya.
Sedangkan pada hari kedua setelah terjadinya bentrok pertama, ada beberapa siswa yang ditangkap aparat kepolisian, yang saat ini telah diamankan, mereka adalah siswa dari SMKN 3 Kota Bima. “itu fakta yang terungkap pak Wakil, sesungguhnya SMAN 2 Kota selama ini sudah cukup sabar, tetapi ini diluar kemampuan kami menahan siswa yang sudah tidak tahan dengan terror dan pelemparan yang mereka terima,”ungkapnya.
Selain itu ia juga menyesalkan adanya aksi pelemparan susulan, karena pada pertemuan antara pihaknya dengan SMKN 3 Kota Bima dan aparat keamanan, disepakati SMKN 3 Kota Bima, meliburkan siswanya, namun hal itu tidak dilakukan oleh SMKN 3 Kota Bima. “coba SMKN 3 Kota Bima, betul betul meliburkan siswanya saya jamin tidak akan ada aksi saling lempar seperti yang terjadi sekarang,”sesalnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 3 Kota Bima, Sanusin, S.Pd yang juga dimintai keterangannya oleh Wakil Walikota saat itu mengutarakan, selama ini antara SMKN 3 dan SMAN 2 Kota Bima, adalah dua sekolah yang bersahabat, terbukti sejak berdirinya sekolah kejuruan tersebut baru kali ini terjadi bentrok antar siswa. Dan ia menduga bentrok yang terjadi adalah ulah oknum diluar sekolah yang sengaja mengadu domba kedua sekolah tersebut. “Saya mencurigai ada pihak lain yang sengaja memprovokasi keadaan, dan mempengaruhi siswa sehingga terjadi bentrok, padahal selama ini kedua sekolah ini tidak pernah saling serang seperti ini,”paparnya.
Selain itu, ia juga meminta kepada pihak dikpora dan pemerintah Kota Bima, untuk meninggikan tembok pembatas kedua sekolah, serta disekelilingnya dipagar sehingga tidak mudah pihak lain masuk dalam areal sekolah. “ Kalau bisa tembok kedua sekolah ditinggikan,”pintanya.
Menanggapi hal itu, Wakil Walikota Bima H Arahman,SE meminta agar kedua sekolah tetap bersabar karena sabar tidak ada batasnya. “Saya harapkan kepada kedua sekolah ini, untuk mensosialisasikan kepada seluruh siswanya untuk tetap bersabar dan saling menjaga,”pintanya.
Sementara siswa yang ditahan polisi, untuk diproses agar diketahui titik permasalahannya, selain itu agar adanya titik jera dari siswa yang telah menjadi penyebab terjadinya bentrok. “Saya ingin tahu apa sesungguhnya penyebab sehingga siswa ini bentrok. Untuk itu saya minta pihak polisi untuk memproses siswa yang ditangkap,”kesalnya. (KS-Mul)
COMMENTS