Informasi terkait dugaan kebocoran soal seleksi aparatur desa terus mencuat. Beberapa hari terakhir sejumlah peserta didatangi oknum yang mengaku orang suruhan dari oknum yang ada di BPMDes.
Bima, KS.- Informasi terkait dugaan kebocoran soal seleksi aparatur desa terus mencuat. Beberapa hari terakhir sejumlah peserta didatangi oknum yang mengaku orang suruhan dari oknum yang ada di BPMDes. Oknum yang mendatangi peserta pun bukan orang biasa, melainkan oknum PNS, Oknum Kepala Sekolah, dan oknum kepala Desa.
Ilustrasi
Seperti halnya yang terjadi di Kecamatan Soromandi beberapa hari ini menjelang pelaksanaan seleksi aparatur desa. Sejumlah oknum terus mencari peserta yang bisa memberikan uang puluhan juta agar diberikan soal lengkap dengan kunci jawabannya. Ada beberapa yang sudah memberikan uang ada pula yang tidak berani memberikan uang karena masih ragu.
Salah seorang oknum Pegawai berinisial SDS diketahui mendatangi peserta satu persatu dan menawarkan kunci jawaban agar bisa lolos menjadi Sekretaris dan Kaur Desa. Oknum tersebut mengaku suruhan dari BPMDes untukmencari orang yang akan diloloskan. Untuk Sekretaris dimintai uang Rp.30 Juta dan untuk Kaur diminta uang Rp.20 Juta. “Uang tersebut diminta diserahkan lebih awal, sementara kunci jawabannya akan diberikan sehari sebelum seleksi atau paling lambat pada malam sebelum hari seleksi. Saya ditawari untuk menyerahkan sejumlah uang, namun saya menolaknya, karena saya ingin ikut murni sesuai kemampuan saya,” ujar salah satu peserta di Soromandi kepada koran ini Sabtu Kemarin.
Tidak hanya oknum pegawai tersebut, oknum Kepala Sekolah, oknum kepala Desa pun ikut menawarkan hal yang sama, dan mengaku suruhan dari BPMDes. Bahkan informasi terbaru, kemarin malam ada oknum yang melakukan foto copy soal seleksi di salah satu tempat foto copy di Kota Bima. Pertanyaannya, dari mana soal tersebut diperoleh, tidak mungkin dari langit kalau bukan dari oknum di BPMDes. Sebab pembuat dan penggandaan soal seleksi adalah pegawai di BPMDes, jadi tidak mungkin bisa bocor keluar kalau tidak ada oknum di BPMDes yang bermain.
Kabid Pemerintahan Desa Mardianah,SH yang hendak dikonfirmasi tidak masuk kantor karena sakit. Sementara itu, Kepala BPMDes,Abdul Wahab Usman,SH yang dikonfirmasi terkait dugaan kebocoran soal tersebut membantah adanya kebocoran soal. Kalaupun ada oknum yang menawarkan uang dengan imbalan soal dan kunci jawaban mengatasnamakan orang suruhan dari BPMDes, dirinya meminta langsung dilaporkan dan bawa orangnya ke BPMDes untuk mengenali siapa oknum yang bermain di BPMDes. “ Bawa orang yang meminta uang tersebut ke BPMDes, kemudian suruh tunjukan siapa oknum pegawai BPMDes yang bermain, agar bisa diproses,” ujarnya.
Dintanya soal jumlah pegawai yang memegang soal, Wahab mengaku ada banyak orang yang memegang soal tersebut sebelum diserahkan ke panitia di tingkat Desa. Menurutnya ada banyak tim yang mengamankan soal tersebut, dan dirinya berani menjamin tidak ada anak buahnya yang berani membocorkan soal. “ Saya jamin tidak ada oknum dari sekian banyak Tim yang memegang soal yang berani membocorkannya,” elaknya.
Kasubag Hukum Setda Kabupaten Bima, Zulkifli, SH MH selaku salah satu tim yang menyusun perda tentang Desa saat dmintai komentarnya, kepada Koran ini meminta kepada semua pihak untuk sama-sama mengawasi proses seleksi aparat desa tersebut. Kalau ditemukan adanya dugaan kebocoran soal, peserta berhak meminta pembatalan. “Kita kan manusia, jadi kalau mata sudah melihat uang, pasti akan mempengaruhi pikiran,apalagi dalam situasi sangat membutuhkan uang. Kalau sudah berurusan dengan uang, hanya sedikit orang yang tidak tergoda imannya, jadi saya tidak berani jamin dari sekian banyak tim tersebut tidak ada yang tergoda dengan jumlah uang sebanyak itu di setiap desa,” duganya. (KS-02)
Ilustrasi
Seperti halnya yang terjadi di Kecamatan Soromandi beberapa hari ini menjelang pelaksanaan seleksi aparatur desa. Sejumlah oknum terus mencari peserta yang bisa memberikan uang puluhan juta agar diberikan soal lengkap dengan kunci jawabannya. Ada beberapa yang sudah memberikan uang ada pula yang tidak berani memberikan uang karena masih ragu.
Salah seorang oknum Pegawai berinisial SDS diketahui mendatangi peserta satu persatu dan menawarkan kunci jawaban agar bisa lolos menjadi Sekretaris dan Kaur Desa. Oknum tersebut mengaku suruhan dari BPMDes untukmencari orang yang akan diloloskan. Untuk Sekretaris dimintai uang Rp.30 Juta dan untuk Kaur diminta uang Rp.20 Juta. “Uang tersebut diminta diserahkan lebih awal, sementara kunci jawabannya akan diberikan sehari sebelum seleksi atau paling lambat pada malam sebelum hari seleksi. Saya ditawari untuk menyerahkan sejumlah uang, namun saya menolaknya, karena saya ingin ikut murni sesuai kemampuan saya,” ujar salah satu peserta di Soromandi kepada koran ini Sabtu Kemarin.
Tidak hanya oknum pegawai tersebut, oknum Kepala Sekolah, oknum kepala Desa pun ikut menawarkan hal yang sama, dan mengaku suruhan dari BPMDes. Bahkan informasi terbaru, kemarin malam ada oknum yang melakukan foto copy soal seleksi di salah satu tempat foto copy di Kota Bima. Pertanyaannya, dari mana soal tersebut diperoleh, tidak mungkin dari langit kalau bukan dari oknum di BPMDes. Sebab pembuat dan penggandaan soal seleksi adalah pegawai di BPMDes, jadi tidak mungkin bisa bocor keluar kalau tidak ada oknum di BPMDes yang bermain.
Kabid Pemerintahan Desa Mardianah,SH yang hendak dikonfirmasi tidak masuk kantor karena sakit. Sementara itu, Kepala BPMDes,Abdul Wahab Usman,SH yang dikonfirmasi terkait dugaan kebocoran soal tersebut membantah adanya kebocoran soal. Kalaupun ada oknum yang menawarkan uang dengan imbalan soal dan kunci jawaban mengatasnamakan orang suruhan dari BPMDes, dirinya meminta langsung dilaporkan dan bawa orangnya ke BPMDes untuk mengenali siapa oknum yang bermain di BPMDes. “ Bawa orang yang meminta uang tersebut ke BPMDes, kemudian suruh tunjukan siapa oknum pegawai BPMDes yang bermain, agar bisa diproses,” ujarnya.
Dintanya soal jumlah pegawai yang memegang soal, Wahab mengaku ada banyak orang yang memegang soal tersebut sebelum diserahkan ke panitia di tingkat Desa. Menurutnya ada banyak tim yang mengamankan soal tersebut, dan dirinya berani menjamin tidak ada anak buahnya yang berani membocorkan soal. “ Saya jamin tidak ada oknum dari sekian banyak Tim yang memegang soal yang berani membocorkannya,” elaknya.
Kasubag Hukum Setda Kabupaten Bima, Zulkifli, SH MH selaku salah satu tim yang menyusun perda tentang Desa saat dmintai komentarnya, kepada Koran ini meminta kepada semua pihak untuk sama-sama mengawasi proses seleksi aparat desa tersebut. Kalau ditemukan adanya dugaan kebocoran soal, peserta berhak meminta pembatalan. “Kita kan manusia, jadi kalau mata sudah melihat uang, pasti akan mempengaruhi pikiran,apalagi dalam situasi sangat membutuhkan uang. Kalau sudah berurusan dengan uang, hanya sedikit orang yang tidak tergoda imannya, jadi saya tidak berani jamin dari sekian banyak tim tersebut tidak ada yang tergoda dengan jumlah uang sebanyak itu di setiap desa,” duganya. (KS-02)
COMMENTS