Pemilihan pengurus koperasi Obor milik guru Sekolah Dasar (SD) se Kota Bima yang berlangsung Sabtu (16/1) dinilai tidak demokrasi.
Kota Bima, KS.- Pemilihan pengurus koperasi Obor milik guru Sekolah Dasar (SD) se Kota Bima yang berlangsung Sabtu (16/1) dinilai tidak demokrasi. Hal itu terbukti, dikotak nasi ada selebaran calon pengurusan 2016 – 2018 yang mencatumkan nama Drs. H. Mustamin Ibrahim Kepala SDN 21 Kota Bima. Sehingga pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) banyak anggota beranggapan pemilihan secara aklamasi tersebut sudah dikemas rapi dan anggota dilarang mencalonkan diri selain dari nama yang diedarkan tersebut.
Salah seorang anggota koperasi Obor pada wartawan Rabu (20/1) mengatakan, dirinya menduga kuat ada keterlibatan orang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima terkait beredarnya kertas yang mencatumkan satu paket calon kepengurusan koperasi obor periode 2016 – 2018. “Begitu saya lihat draf nama dalam kotak nasi tersebut, langsung kaget karena anggota lain tidak diperbolerhkan mencalonkan diri. Karena anggota yang mengambil nasi kotak sama halnya diminta untuk mencoblos nama tersebut dan dilarang untuk memilih calon lain,” ujar sumber yang dirahasiakan identitasnya.
Sumber yang ditemui di Jalan Gajah Mada Penatoi menambahkan,dirinya mempertanyakaan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang dilakukan kepengurusan dibawah pimpinan Drs. H. Mustamin Ibrahim periode 2013 – 2015 yang tidak dijelaskan secara rinci penggunaan uang kekayaan koperasi dan saldo akhir. Selain itu juga, masih banyak anggota yang utang dana koperasi, tapi kepengursan baru diduga akan menghanguskan utang anggotanya, karena diduga kuat mereka adalah tim sukses dan orang dekat dari kepengurusan terpilih secara aklamasi .
Sementara itu Drs. H. Mustamin Ibrahim ketua obor terpilih secara aklamasi, saat dimintai komentarnya ditempat terpisah mengatakan, koperasi yang menaungi 700 anggota tersebut tersebut sudah dilakukan secara demokratis. Pasalnya, sudah tidak ada lagi anggota yang mencalonkan diri sebagai ketua sehingga anggota menunjuk calon ketua tunggal dan hasilnya terpilih secara aklamasi. “Dalam sidang pleno yang dipimpin oleh Dinas Koperasi dan Perindustrian (Koperindag) Kota Bima dalam hitungan 1 – 10 tidak ada anggota satupun yang mencalonkan diri. Hanya saya yang berdiri pada hitungan ke 7, sedangkan dihitungan ke 10 ada calon yang mengajukan nama calon, akan tetapi ditolak oleh pimpinan sidang karena hitungan sudah selesai,” ujarnya saat ditemui di SDN 21 Kota Bima Rabu (20/1).
Mustamin juga membantah kalau dalam kotak nasi ada selebaran yang memasang nama dirinya, dan hal itu hanya pengakuan dari salah seorang sumber saja. Jadi tidak benar ada selebaran dalam kotak nasi tersebut, yang benar ketua terpilih secara aklamasi.
Terkait dana pinjaman anggota yang belum terbayar, kata Mustamin rata-rata anggota yang belum menyelesaikan pinjaman itu, merupakan guru yang akan memasuki masa pensiun dan anggota yang sudah meninggal dunia. Sehingga itu, sudah menjadi resiko koperasi, namun pada intinya koperasi Obor ini memiliki dana resiko untuk menuntup tunggakan anggota. “Target pencapaian tahun 2015 Rp. 1,5 Milyar, namun hasilnya melebihi target. Yakni Rp. 1,7 M, sehingga ada kelebihan Rp. 300 juta, sehingga dana itulah yang akan menutup utang anggota dimaksud,” tutur mantan wakil ketua koperasi Obor periode 2010 – 2012.
Lanjut kasek ini, koperasi Obor merupakan koperasi sehat dan terbaik level Propinsi NTB ini. Jadi saat ini pihaknya mendapat bantuan tambahan modal Rp. 108 Juta dari Bank Koperasi Nasional (BKN) Jakarta, yang sebenarnya tahun 2015 lalu disuntik dana Rp. 5 M. BKN berani memberikan tambahan modal milyaran tersebut, karena koperasi Obor layak menerima bantuan yang harus dikembalikan selama tiga tahun kedepan. (KS – 05)
Salah seorang anggota koperasi Obor pada wartawan Rabu (20/1) mengatakan, dirinya menduga kuat ada keterlibatan orang Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima terkait beredarnya kertas yang mencatumkan satu paket calon kepengurusan koperasi obor periode 2016 – 2018. “Begitu saya lihat draf nama dalam kotak nasi tersebut, langsung kaget karena anggota lain tidak diperbolerhkan mencalonkan diri. Karena anggota yang mengambil nasi kotak sama halnya diminta untuk mencoblos nama tersebut dan dilarang untuk memilih calon lain,” ujar sumber yang dirahasiakan identitasnya.
Sumber yang ditemui di Jalan Gajah Mada Penatoi menambahkan,dirinya mempertanyakaan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) yang dilakukan kepengurusan dibawah pimpinan Drs. H. Mustamin Ibrahim periode 2013 – 2015 yang tidak dijelaskan secara rinci penggunaan uang kekayaan koperasi dan saldo akhir. Selain itu juga, masih banyak anggota yang utang dana koperasi, tapi kepengursan baru diduga akan menghanguskan utang anggotanya, karena diduga kuat mereka adalah tim sukses dan orang dekat dari kepengurusan terpilih secara aklamasi .
Sementara itu Drs. H. Mustamin Ibrahim ketua obor terpilih secara aklamasi, saat dimintai komentarnya ditempat terpisah mengatakan, koperasi yang menaungi 700 anggota tersebut tersebut sudah dilakukan secara demokratis. Pasalnya, sudah tidak ada lagi anggota yang mencalonkan diri sebagai ketua sehingga anggota menunjuk calon ketua tunggal dan hasilnya terpilih secara aklamasi. “Dalam sidang pleno yang dipimpin oleh Dinas Koperasi dan Perindustrian (Koperindag) Kota Bima dalam hitungan 1 – 10 tidak ada anggota satupun yang mencalonkan diri. Hanya saya yang berdiri pada hitungan ke 7, sedangkan dihitungan ke 10 ada calon yang mengajukan nama calon, akan tetapi ditolak oleh pimpinan sidang karena hitungan sudah selesai,” ujarnya saat ditemui di SDN 21 Kota Bima Rabu (20/1).
Mustamin juga membantah kalau dalam kotak nasi ada selebaran yang memasang nama dirinya, dan hal itu hanya pengakuan dari salah seorang sumber saja. Jadi tidak benar ada selebaran dalam kotak nasi tersebut, yang benar ketua terpilih secara aklamasi.
Terkait dana pinjaman anggota yang belum terbayar, kata Mustamin rata-rata anggota yang belum menyelesaikan pinjaman itu, merupakan guru yang akan memasuki masa pensiun dan anggota yang sudah meninggal dunia. Sehingga itu, sudah menjadi resiko koperasi, namun pada intinya koperasi Obor ini memiliki dana resiko untuk menuntup tunggakan anggota. “Target pencapaian tahun 2015 Rp. 1,5 Milyar, namun hasilnya melebihi target. Yakni Rp. 1,7 M, sehingga ada kelebihan Rp. 300 juta, sehingga dana itulah yang akan menutup utang anggota dimaksud,” tutur mantan wakil ketua koperasi Obor periode 2010 – 2012.
Lanjut kasek ini, koperasi Obor merupakan koperasi sehat dan terbaik level Propinsi NTB ini. Jadi saat ini pihaknya mendapat bantuan tambahan modal Rp. 108 Juta dari Bank Koperasi Nasional (BKN) Jakarta, yang sebenarnya tahun 2015 lalu disuntik dana Rp. 5 M. BKN berani memberikan tambahan modal milyaran tersebut, karena koperasi Obor layak menerima bantuan yang harus dikembalikan selama tiga tahun kedepan. (KS – 05)
COMMENTS