Anggaran yang dipusatkan untuk mencetak sawah baru seluas 2.780 Hektar (Ha) di 11 kecamatan diantaranya dikecamatan Lambitu, Soromandi, Monta, Ambalawi, Madapangga, Sanggar, Wera dan Tambora.
Bima, KS.– Terkait rapat malam yang digelar Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bima Senin (28/12) malam lalu, sehingga berhembus rapat terindikasi gelap. Kepala Dinas setempat Ir. Muhammad Tayeb pada koran ini Kamis (31/12) menegaskan, malam itu digelar rapat evaluasi dengan tim tehnik dan tim pengawas dan rapat tersebut terbuka karena dihadiri staf TNI AD (Mabes), kementrian pertanian, dinas propinsi dan seluruh komponen yang terlibat dalam proyek yang bernilai hingga Rp. 46 Milyar lebih itu.
Anggaran yang dipusatkan untuk mencetak sawah baru seluas 2.780 Hektar (Ha) di 11 kecamatan diantaranya dikecamatan Lambitu, Soromandi, Monta, Ambalawi, Madapangga, Sanggar, Wera dan Tambora. Yang dikerjakan terhitung bulan Juni hingga per 31 Desember 2015, sehingga dipenghujung akhir tahun 2015 pihak dinas mengelar rapat tersebut.
Pada koran ini Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Ir. Muhammad Tayeb mengatakan, pada awalnya proyek tersebut dikuncurkan dana senilai Rp. 16 Miliyar untuk mencetak sawah baru seluas 1.000 Ha, sehingga diperjalanan kegiatan proyek dimaksud pemerintah menyuntik dana tambahan lagi untuk mencetak lahan seluas 1.780 Ha. “Pada malam itu bukan hanya dari pegawai dinas ini saja yang ikut rapat akan tetapi seorang TNI AD berpangkat Kolonel hingga babinsa ikut rapat serta pihak kepolisian juga dilibatkan. Dinas ini berurusan langsung dengan rakyat (Petani) sehingga banyak waktu dilapangan dan rapatpun digelar seusai jam kerja, karena kami kerja hingga malam hari untuk melayani masyarakat,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya.
Lanjutnya, pada tahun 2014 jenis bantuannya dimasukan kerekening kelompok langsung, namun ditahun 2015 terjadi perubahan regulasi aturan pemerintah melalui kementrian pertanian menunjuk Kesatuan Angkatan Darat (AD) untuk mengelolah sekaligus mengawal pekerjaan untuk petani (rakyat), sehingga ditingkat kabupaten, kecamatan dan desa dikerahkan Dandim, Koramil hingga Babinsa. “Alhamdulilah pada rapat evaluasi itu pekerjaan sudah mencapai 97 porsen lebih sehingga tinggal 3 porsen saja sisannya dan kita diberikan toleransi untuk melanjutkan pekerjaan itu hingga Januari 2016 mendatang,” jelasnya.
Tidak main-main pekejaan ini dikawal langsung oleh TNI, pelaksana proyek saja berpangkat Letkol yakni Letkol Werdadi dan pembinanya Kolonel Ita Jayadin. Sehingga jangan disalah asumsikan rapat malam itu, yang seharusnya digelar Senin pagi akan tetapi tim (dinas propinsi, kementrian dan mabes TNI AD) belum tiba di Bima, dan Selasa siang pejabat penting itu kembali ke Mataram dan Jakarta seusai rapat malam hingga pukul 23.00 wita. (KS – 05)
Anggaran yang dipusatkan untuk mencetak sawah baru seluas 2.780 Hektar (Ha) di 11 kecamatan diantaranya dikecamatan Lambitu, Soromandi, Monta, Ambalawi, Madapangga, Sanggar, Wera dan Tambora. Yang dikerjakan terhitung bulan Juni hingga per 31 Desember 2015, sehingga dipenghujung akhir tahun 2015 pihak dinas mengelar rapat tersebut.
Pada koran ini Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Ir. Muhammad Tayeb mengatakan, pada awalnya proyek tersebut dikuncurkan dana senilai Rp. 16 Miliyar untuk mencetak sawah baru seluas 1.000 Ha, sehingga diperjalanan kegiatan proyek dimaksud pemerintah menyuntik dana tambahan lagi untuk mencetak lahan seluas 1.780 Ha. “Pada malam itu bukan hanya dari pegawai dinas ini saja yang ikut rapat akan tetapi seorang TNI AD berpangkat Kolonel hingga babinsa ikut rapat serta pihak kepolisian juga dilibatkan. Dinas ini berurusan langsung dengan rakyat (Petani) sehingga banyak waktu dilapangan dan rapatpun digelar seusai jam kerja, karena kami kerja hingga malam hari untuk melayani masyarakat,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya.
Lanjutnya, pada tahun 2014 jenis bantuannya dimasukan kerekening kelompok langsung, namun ditahun 2015 terjadi perubahan regulasi aturan pemerintah melalui kementrian pertanian menunjuk Kesatuan Angkatan Darat (AD) untuk mengelolah sekaligus mengawal pekerjaan untuk petani (rakyat), sehingga ditingkat kabupaten, kecamatan dan desa dikerahkan Dandim, Koramil hingga Babinsa. “Alhamdulilah pada rapat evaluasi itu pekerjaan sudah mencapai 97 porsen lebih sehingga tinggal 3 porsen saja sisannya dan kita diberikan toleransi untuk melanjutkan pekerjaan itu hingga Januari 2016 mendatang,” jelasnya.
Tidak main-main pekejaan ini dikawal langsung oleh TNI, pelaksana proyek saja berpangkat Letkol yakni Letkol Werdadi dan pembinanya Kolonel Ita Jayadin. Sehingga jangan disalah asumsikan rapat malam itu, yang seharusnya digelar Senin pagi akan tetapi tim (dinas propinsi, kementrian dan mabes TNI AD) belum tiba di Bima, dan Selasa siang pejabat penting itu kembali ke Mataram dan Jakarta seusai rapat malam hingga pukul 23.00 wita. (KS – 05)
COMMENTS